Kamis, 31 Desember 2009

Self Therapy


Dalam tulisan-tulisan saya yang lalu termasuk salahsatunya yang berjudul 'Cinta Yang Terbenam' merupakan kisah yang saya alami, betapa kompleksnya kehidupan berkeluarga. Harapan saya dari kisah itu bagi pembaca yang merasakan penderitaan yang sama ataupun mirip-mirip, dapat melakukan 'self therapy' atau dapat menterapi dirinya sendiri. Hidup ini kita tidak sendiri dan banyak orang lain yang lebih menderita dari pada kita. Kita bisa menggali potensi yang terpendam yang kita miliki, mengembangkan dan beraktualisasi diri.

Bagi kita yang memiliki kepribadian yang kuat, wawasan yang cukup, peristiwa yang menyakitkan bukanlah akhir dari segalanya. Peristiwa yang menyakitkan adalah cobaan juga sekaligus riyadhoh atau latihan dalam kehidupan ini agar kita makin dekat kepada Sang Khaliq. Dalam banyak kasus yang saya temui membuktikan hanya orang-orang yang dapat mengubah cobaan menjadi kekuatan yang dahsyatlah yang mampu meningkatkan kualitas hidupnya, bukan hanya mampu mengatasi masalah yang sedang dihadapi namun juga bermanfaat bagi anak, keluarga bahkan bermanfaat bagi orang-orang disekelilingnya.

Itulah sebabnya sebuah realitas setiap orang akan mengalami cobaan hidup, cobaan hidup entah seberapa beratnya cobaan hidup yang dialami seseorang akan membuat guncangan pada jiwa kita. Guncangan itu bergantung seberapa ketaqwaan kita kepada Alloh SWT. Semakin kuat pondasi ketaqwaan kita kepada Alloh SWT maka semakin kuat kita mampu menghadapinya.

Pengalaman atau cobaan tidaklah harus kita mengalami sendiri namun dapat kita peroleh dengan melalui membaca, mendengar atau melihat sebuah peristiwa. Semoga dengan kita semakin banyak bersyukur maka Alloh SWT tidak memberikan kita cobaan yang berat pada diri kita ataupun keluarga kita. Bagi kita yang sedang mengalami cobaan, yakinlah dibalik semua peristiwa ada hikmah yang tersembunyi yang belum kita ketahui. Janganlah membenci orang yang telah menyakiti kita karena mereka yang telah menyakiti kita hanyalah sebuah sarana untuk menguji ketaqwaan dan kesabaran kita. Hanya bagi orang yang bersabar dan bersyukur maka Alloh SWT melimpahkan banyak anugerah pada hidup kita.

By: agussyafii

Cinta Yang Terbenam


Siang itu saya mendapatkan janji untuk bertemu dengan seorang perempuan separuh baya. Kami bertemu di kantor. 'Saya sebenarnya sudah bercerai,' begitu tutur perempuan itu tentang perjalanan hidupnya. 'Saya menggugat cerai suami saya dalam proses yang panjang dan melelahkan. Orang tuanya dan dia sangat berharap bisa mengasuh Bima, putra kami sebab bagi mereka. Laki-laki adalah p
Publish Post
enerus keturunan. Perempuan hanyalah dianggap sebagai 'konco wingking' (teman dibelakang). ' Ucapnya menghela napas panjang.

'Kelima saudara laki-lakinya semuanya hanya memiliki anak perempuan. Satu-satunya garis keturunannya yang memiliki anak laki-laki hanyalah kami yaitu Bima.' Wajahnya terlihat tegar. 'Perempuan mana yang tidak ingin minta cerai? Setiap gajian, dia simpan sendiri. Sementara untuk kehidupan sehari-hari dari gaji saya, untuk membantu orang tua dan adik-adik, saya harus sembunyi-sembunyi untuk mengirimkan pada mereka.' Tutur perempuan itu. Tak lama kemudian dia meminum teh hangat yang sudah sejak tadi telah disediakan.

'Barangkali gaji bapak untuk keperluan yang lebih utama seperti rumah, peralatan?' tanya saya.

'Benar Mas Agus, gajinya memang buat bayar kreditan rumah. Rumah itu sekarang dia yang meninggalinya. Sementara saya dan Bima tinggal dikontrakan. Saya dan Bima kabur dari rumah. Sejak itu dia tidak pernah mau peduli terhadap nasib kami berdua. Bahkan setiap apapun yang hendak ingin dilakukan untuk kepentingan istri dan anaknya sendiri dia selalu meminta izin ibunya. Itulah yang tidak saya suka mas,' ucapnya. Air matanya mengalir tak mampu disembunyikan kesedihan hatinya.

Dalam hati saya berpikir bahwa perempuan ini mengalami problem yang begitu berat. Problem klasik antara menantu dan mertua. Memang agak jarang saya mendengar menantu laki-laki bertengkar dengan mertua laki-laki atau menantu laki-laki bertengkar dengan mertua perempuannya namun saya hampir sering mendengar menantu perempuan bertengkar dengan mertua perempuannya. Mungkin alasan yang utama mertua perempuan merasa lebih tahu segalanya daripada menantu perempuannya, maka terlihatlah mertua perempuan cerewet bila bertemu dengan menantu perempuannya.

'Apakah Ibu pernah kemukakan perasaan ibu pada bapak?' tanya saya.

'Sudah Mas Agus dan itu tak merubah apapun.' ucapnya.

'Apa yang membuat Ibu jatuh cinta pada beliau?' tanya saya kembali.

'Suami saya itu tipe ideal, ganteng, tinggi, besar. Sifatnya jujur dan setia. Saya teringat waktu kami berpacaran dia begitu sayang pada saya. Setiap kali datang selalu membawakan makanan kesukaan saya. Dia membantu tugas-tugas kuliah, juga pekerjaan rumah, dia tidak pernah menyalahkan saya, apa lagi mencela kekurangan saya. Dimata saya, dia begtiu sempurna sebagai suami namun begitu menikah semua yang terlihat sempurna itu menjadi hilang.' tuturnya.

Saya memahami apa yang diucapkan, cintanya telah melukai hatinya, cintanya telah menenggelamkan hidupnya. 'Alhamdulillah Mas Agus, hakim telah mengabulkan gugatan cerai saya dan Bima dalam pengawasan saya sebagai ibunya. Saya tidak berharap apapun pada mantan suami saya. Rasanya tubuh saya menjadi bugar seperti melepaskan beban berat dipundak saya. Rasa plong!' Ucap Sang Ibu itu.

'Ah, bagaimana dengan Bima, Bu?' ucap saya terlontar tanpa tersadari. Apakah Sang Ibu menyadari bahwa anaknya suatu saat membutuhkan teladan dan kebanggaan dari seorang ayah. Seorang ayah yang memberikan kehangatan bagi Bima, putranya. Pelukan kasih sayang, menemaninya bermain, menjemputnya ke sekolah atau membantunya mengerjakan PR. 'Suami saya berpesan, bila nanti Bima telah besar dan menanyakan tentang bapaknya, bilang aja sudah mati!' Tutur Sang Ibu tanpa raut muka berubah, betapa tipisnya batas cinta dan benci.

Saya tak sanggup mengucapkan sepatah katapun tentang apa yang telah dikatakannya. Begitulah orang tua tidak pernah mau mengerti kondisi anak-anaknya. Mengorbankan anak-anak yang tumbuh dan berkembang yang membutuhkan cinta kasih, pelukan hangat, dukungan dan rasa aman bagi dirinya. Sedemikian mudahkah cinta itu tenggelam dalam perceraian? Tidak adakah jalan yang lebih baik?

---
Dan pergaulilah istri kalian dengan baik, kemudian bila kamu tidak menyukainya, maka bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Alloh menjadikan padanya kebaikan yang banyak (QS: An-Nisaa':19) .

By: agussyafii

Sabtu, 26 Desember 2009

Mengenal sifat-sifat Allah

Penjelasan dan uraian tentang sifat-sifat Allah klik disini

Jumat, 25 Desember 2009

Detik-Detik Kelahiran


Malam itu saya gelisah menunggu istri diruang bersalin. Dia terbaring terkulai lemah dengan tangan ada infusnya untuk di induksi. Dari jam 10 siang saya menjaganya. Sampai menjelang matahari terbenam belum terlihat tanda-tanda hendak melahirkan. Sempat tadi siang tidur nyenyak dan makannya cukup lahap.

Sebelumnya Bidan Lilis mengatakan kondisi bayi kami dalam keadaan sehat namun tidak bisa menunggu hari terlalu lama sebab berat bayi akan terus bertambah. 'Bila nanti masih juga tidak lahir, tidak ada pilihan lain harus di sesar.' Ucap Bidan Lilis.

Saya terkejut mendengarkannya. Istri saya tak bisa menyembunyikan kesedihannya. Beberapa kali istri saya mengatakan tidak mau disesar. Ingin melahirkan secara alamiah aja. Sayapun menenangkan hatinya. 'Santai aja, makan yang banyak dan minum air putih. Insya Alloh semuanya lancar.' jawab saya padanya. Nampak Hana berlari memeluk mamahnya, 'Mah, sabar mah..' kata Hana. Melihat tingkah laku Hana membuat kami tersenyum.

Terbayang betapa beratnya perjuangan istri saya melahirkan. Setiap rasa sakit tiba, perutnya mules, hati saya terasa perih bagai teriris. Berkali-kali saya menyeka keringatnya. Terdengar ucapan istighfar meluncur dari mulutnya begitu saja. 'Astaghfirullahal adzim, astaghfirullahal adzim..' sambil menahan sakit. Air mata saya mengalir tak kuasa menahannya. Istri saya memberikan tanda agar saya meninggalkannya. 'Sebaiknya tunggu diluar aja mas..' katanya.

Perjuangan seorang istri untuk melahirkan begitu teramat berat. Saya teringat akan hadist Nabi Muhamad SAW 'aljannatu tahta akdamil umahat' 'Surga itu dibawah telapak kaki ibu.' Nabi mengisyaratkan begitu mulianya seorang ibu karena perjuangan ibu ketika melahirkan begitu sangat luar biasa sakitnya. Itulah sebabnya Nabi Muhamad SAW menyebutkan surga dibawah telapak kaki ibu, bukan dibawah telapak kaki ayah karena ayah tidak melahirkan.

Berkali-kali saya ditemani Hana keluar masuk ruangan bersalin sudah tak terhitung berapa puluh atau mungkin ratusan kali saya mengintip pada detik-detik kelahiran putra saya sampai lutut kaki saya terasa lemas dan terduduk tak berdaya tepat jam 10.15 malam terdengar suara bayi yang terdengar nyaring. Subhanallah. Tangisan bayi itu mengobati sakitnya istri saya yang berjuang seharian. Senyumnya mengembang. Menatap mesra sang bayi. 'Lihat Mas, matanya seperti Mas Agus,' tutur istri saya. Hana duduk dipangkuan saya dengan memanggil-manggil dedek bayinya. Tak lama kemudian saya sujud syukur. Alhamdulillah, Terima kasih Ya Alloh atas semua karuniaMu ini..' ucap saya dalam sujud syukur. (21-12-2009, Ciledug).

----
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Alloh, sesungguhnya mempersekutukan (Alloh) adalah benar-benar kezaliman yang besar.' ( QS Lukman. 13:31 )

By: agussyafii

Kemuliaan Salahudin al-Ayyubi


Ada satu kisah yang sangat disukai anak-anak Amalia yaitu kisah 'Kemuliaan Salahudin al-Ayyubi.' Malam itu anak-anak Amalia terdengar suara riuh. Kisah kepahlawanan selalu saja menarik buat mereka. 'Ayo..kak cerita,' teriak Seni. 'Baik..kalo gitu Kak Agus mau cerita tentang kemuliaan Salahudin al-Ayyubi,' jawab saya pada anak-anak Amalia.

Pada suatu ketika Salahudin al-Ayyubi didatangi seorang ibu. Ibu itu berteriak-teriak dan membuat kekacauan. Melihat kejadian itu para prajurit hendak menjauhkan dari Salahudin tetapi Salahudin mencegahnya dan memberikan perintah agar para prajurit itu mempersilahkan masuk menemui dirinya.

Ibu itu mengadu bahwa suami dijadikan tawanan perang, padahal suaminya adalah tulang punggung dan pencari nafkah bagi keluarganya. Mendengarkan cerita sang ibu Salahudin tak terasa meneteskan air mata bisa merasakan kepedihan seorang istri yang ditinggal suaminya yang tercinta sebagai tulang punggung bagi dirinya dan keluarganya. Kemudian Salahudin memerintahkan para prajuritnya untuk mencari dan melepaskan suaminya sang ibu itu. Akhirnya para prajurit menemukan suaminya dan melepaskan untuk kembali kepada keluarganya.

Terus apa yang terjadi kak? tanya Malini. 'apakah ibu itu berterima kasih sama Salahudin?' tanya Yuni.

'Benar Yuni, ibu itu berterima kasih kepada Salahudin,' jawab saya pada Yuni.

Ibu itu mengucapkan terima kasih dan memuji atas apa yang dilakukan Salahudin. Salahudin itu menjawabnya bahwa yang dia lakukan merupakan perintah Sang Khaliq. 'Apakah agama anda mengajarkan kasih sayang kepada semua umat manusia? Dan membantu orang-orang yang lemah?' Tanya sang ibu.

'Benar ibu, Islam mengajarkan cinta dan kasih sayang kepada semua umat manusia dan membantu orang-orang yang lemah.' Jawab Salahudin dan ibu itu bersyahadat bersama suaminya, 'Aku mencintai agama yang mengajarkan cinta dan kasih sayang seperti yang tercermin sifat-sifat dan akhlak anda,' Ucap perempuan itu kepada salahudin.

Diakhir cerita saya menyampaikan kepada anak-anak Amalia bahwa kita diajarkan oleh Alloh SWT untuk senantiasa mencintai dan menyayangi semua umat manusia seperti dalam kisah 'Kemuliaan Salahudin al-Ayyubi.' Alloh SWT memiliki asma al-Haliim, artinya Maha Penyantun. Alloh SWT senantiasa menyayangi dan menyantuni hamba-hambaNya.

---
Dan ketahuilah bahwa Alloh mengetahui harimu, maka takutlah kepadaNya dan ketahuilah bahwa Alloh Maha Pengampun dan Maha Penyantun. (QS. al-Baqarah. 2:235).

By: agussyafii

Air Mata Kerinduan


Sore itu kedatangan Pak Liem ke Rumah Amalia sudah direncanakan. Kedatangannya sengaja untuk menyisihkan rizkinya untuk anak-anak Amalia. Katanya, 'menyisihkan rizki untuk anak-anak Amalia rasanya rizki saya kian melimpah,' Pak Liem dilahirkan dalam keluarga Tionghoa. Pada usia pertengahan waktu mudanya pernah didera rasa kegelisahan setiap harinya.

Pada malam hari seolah ada suara, 'bila hatimu gelisah, sholat aja,' Dia bingung sebab tidak tahu bagaimana cara sholat. 'saya nggak tahu bagaimana cara sholat' katanya dalam hati. 'Belajarlah! sholat akan membawa ketentraman dalam hatimu.' Kata suara itu. Sejak itulah Pak Liem belajar sholat dari orang lain, buku tata cara sholat. Berbekal sajadah dan iman didada dia mempersiapkan diri untuk menghadapi apapun resiko yang terjadi. Awalnya sebagai seorang muallaf dia menerima ujian dan cobaan dalam setahun usaha bangkrut.

Namun semua itu disyukurinya karena dia telah terbiasa meghadapi pasang surut dalam dunia usaha sampai akhirnya menikah dan punya anak. Ujian terhadap imannya belum berakhir pada suatu malam dirinya sedang berbaring antara kondisi setengah tertidur dan tersadar, dia melihat dirinya sedang sholat diatas sajadah di dalam kamarnya. Disaat mengucapkan takbir, entah kenapa air matanya mengalir begitu deras. Sebuah air mata kerinduan. Entah kenapa ada rasa rindu seperti sedang rindu pada kekasih yang sudah lama dinantinya seolah sebentar lagi dirinya hendak bertemu. 'Mungkin itu kerinduan saya kepada Sang Khaliq' ucap Pak Liem sore itu.

Setelah peristiwa malam itu, anak saya sakit. Menurut diagnosis dokter ahli harus segera dioperasi. Waktunya kemudian ditentukan. Beberapa hari lagi dilakukan operasi. Sepenuhnya saya percaya kepada dokter ahli. 'Hal ini ujian terberat cinta saya kepada Alloh SWT,' begitu tutur Pak Liem tak dapat menyembunyikan kesedihannya. 'Saya berserah diri kepadaNya dan memohon kesembuhan bagi putra saya.' lanjutnya. Operasinya berjalan dengan baik dan anaknya Pak Liem bisa kembali dengan keluarga.

'Alloh SWT memang sedang menguji sekaligus melindungi saya,' Tuturnya pada saya. Usaha di Kota kembali berjalan. Rukonya bertambah satu lagi. 'Kini hidup saya terasa lebih tentram dan tenang.' Kata Pak Liem tanpa ragu. Setelah itu Pak Liem meminum teh hangat yang telah disediakan istri saya, dia menghela napas panjang. Matanya seolah menerawang angkasa luas. Raut wajahnya nampak guratan-guratan cermin dari air mata yang sering mengalir. 'Saya rindu..entah kenapa ada kerinduan. Mungkinkah orang seperti saya layak rindu kepadaNya?' Begitulah tutur Pak Liem yang senantiasa meneteskan air mata kerinduan kepada Sang Khaliq. Subhanallah. .

--
Ya Alloh, Ya Tuhanku, Jika aku menyembahMu karena takut pada api neraka, maka masukkan aku di dalamnya! Dan jika aku menyembahMu karena ingin surgaMu, maka haramkanlah aku daripadanya! Tetapi jika aku menyembahMu karena kecintaanku kepadaMu, maka berilah aku kesempatan untuk melihat wajahMu yang Maha Besar dan Maha Mulia itu. (Doa Rabiah al-Adawiyah) .

By: agussyafii

Keutamaan Bersyukur


Ketika hari dihiasi malam. Kumandang adzan maghrib telah berlalu. Keindahan malam menebarkan harum bunga melati. Anak-anak Amalia melantunkan ayat-ayat suci. Nampak Lusi dan Lita sedang mengajar adik-adiknya membaca Iqra'. Kebahagiaan menyelimuti hati mereka. Kebahagiaan hadir karena kami berkumpul untuk belajar, bermain dan berdiskusi. Pada malam itu Dani bertanya, 'Untuk apa kita bersyukur?' Saya jelaskan padanya bahwa bersyukur sebagai tanda terima kasih kita atas karunia yang Alloh SWT berikan kepada kita.

Malam itu saya bercerita pada anak-anak Amalia. Suatu hari ada orang miskin yang datang menghadap kepada Nabi Musa Alaihissalam pakaiannya lusuh dan badannya kurus tak terawat. Berkatalah orang miskin itu kepada Nabi Musa, 'Ya Nabi, tolong sampaikan kepada Alloh SWT, mohonkan aku, agar aku menjadi orang kaya.

'Saudaraku, perbanyaklah bersyukur kepada Alloh SWT,' jawab Nabi Musa sambil tersenyum padanya. Orang miskin itu terkejut mendengar jawaban Nabi Musa, dengan nada marah dia mengatakan, 'Bagaimana aku bersyukur, makan aja susah, apa lagi pakaian cuman satu sudah begitu compang camping lagi.' sambil ngeloyor pergi meninggalkan Nabi Musa.

Tak lama kemudian datang orang kaya menghadap Nabi Musa, 'Ya Nabi, tolong sampaikan kepada Alloh SWTmohonkan aku, agar aku menjadi orang miskin aja karena harta yang banyak membuat hidupku tidak nyaman.'

'Saudaraku, perbanyaklah bersyukur kepada Alloh SWT,' jawab Nabi Musa sambil tersenyum padanya. Orang kaya itu terkejut mendengarkan jawaban Nabi Musa, tanpa berkata apapun dia akhirnya pulang ke rumah. Beberapa hari kemudian orang kaya itu bertambah kaya karena sejak itu selalu bersyukur dan orang miskin semakin miskin karena enggan bersyukur atas semua karunia Alloh SWT.

Diakhir cerita saya menjelaskan pada anak-anak Amalia, begitulah Alloh SWT senantiasa melimpahkan rizki kepada hamba-hambaNya yang pandai bersyukur dan tugas kita adalah selalu bersyukur dalam keadaan apapun. Salah satu Asma Alloh SWT adalah Asy-Syakuur, Asy-Syakuur artinya Maha Menerima Syukur. Bila kita selalu bersyukur atas semua karunia dan nikmat-Nya yang kita terima maka akan dilipatgandakan oleh Alloh SWT sebab Dia adalah Asy-Syakuur, Maha Penerima Syukur hamba-hambaNya.

---
Agar Alloh menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri (QS: Fathir, 35:30).

By: agussyafii

Aisyah, Izinkan Aku...


Diriwayatkan oleh Atha' dari Aisyah, Rasulullah bersabda, 'Aisyah, izinkan aku menyembah Tuhanku,' Aisyah menjawabnya, 'Aku lebih senang berada didekatmu tetapi aku tidak dapat mencegahmu untuk mengutamakan menyembah padaNya.' Maka aku izinkan beliau meninggalkanku. Kemudian beliau mengambil wudlu, menggunakan secara hemat. Selanjutnya beliau berdiri melakukan sholat, lalu menangis sehingga air mata beliau mengalir sampai dada lalu beliau ruku' dan menangis, kemudian sujud dan menangis lalu mengangkat kepala dan menangis tiada hentinya beliau berada dalam kondisi yang begitu sampai Bilal mengumandangkan azan Subuh.

Begitulah gambaran Baginda Nabi Muhamad SAW begitu sangat menghargai istrinya yang tengah dalam ketentraman sehingga bertutur dengan lembutnya, 'Aisyah, Izinkan aku..' Sebuah penuturan Rasulullah menanamkan kesadaran kepada Sang Khaliq, juga menanamkan kesadaran kewajiban seorang suami kepada istri berarti mengajak istri agar berlatih ikhlas dalam setiap perjuangan dalam mengarungi bahtera kehidupan.

Bila suami sebagai nakoda maka istri berperan sebagai awak kapal. Tugas awak kapal lebih banyak memainkan peran yang penting. Seperti tugas navigator yang harus mengingatkan jalan mana yang harus dilewati. Bila didepan ada karang atau badai maka awak kapal yang berteriak paling keras untuk mengingatkan Sang Nakodanya jangan sampai kapalnya tenggelam karena menabrak karang atau terkena badai.

Dalam samudra kehidupan yang damai dengan mudah mendialogkan berbagai permasalahan, suami maupun istri bisa saling mendengarkan namun ketika badai datang menghadang, kondisi rumah tangga sedang memanas seperti suami terkena PHK dan istri yang mencari nafkah, kondisi ini cukup mudah menyulut pertengkaran. Sang Nakoda, tiba-tiba kehilangan kepercayaan diri untuk memimpin kapal sementara awak kapal merasa dirinya berhak untuk menjadi nakoda karena dia yang bekerja sehingga saling menonjolkan dan mempertahankan egonya masing-masing.

Disinilah menjadi penting hadis diatas bagi suami sebagai nakoda kapal dan istri sebagai awak kapal mengemban hak & kewajiban masing-masing dengan dilandasi keikhlasan. Meskipun berat keikhlasan menjadi sebuah kemaslahatan bersama. Tidak ada alasan bagi suami untuk tidak memuliakan istri bahkan seperti yang dicontohkan oleh Baginda Nabi Muhamad untuk melakukan sholat malampun meminta izin istrinya. Jadi kuncinya terletak kepada suami berakhlak baik kepada istri dan bila istri mendapati suami sedang lalai maka tugasnyalah untuk mengingatkan suaminya. Sebagaimana Sabda Nabi Muhamad SAW suami dan istri adalah pemimpin. Setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban.

' Setiap orang diantaramu adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang suami menjadi pemimpin dalam keluarga dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang istri menjadi pemimpin rumah tangganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. (HR. Abdullah Ibn Umar)

By: agussyafii

Hati Yang Teriris

Justify Full
Pagi itu takbir berkumandang. Anak-anak Amalia sudah berkumpul untuk merayakan hari raya Idul Adha. Ketika Lita membuka dengan membaca al-fatihah terdengar suara riuh anak-anak Amalia dengan penuh semangat. Suara itu menggema terdengar diseluruh ruangan. Tidak semua wajah nampak berseri. Ada wajah yang terbalut derita Diantara anak-anak Amalia nampak Mulyati seorang ibu muda dan 4 anak perempuan. Air mata masih belum mengeriring.

Seminggu yang lalu suaminya bekerja sebagai penggali sumur telah meninggal dunia. Tanah makamnya masih basah terguyur hujan semalam. Sehari sebelumnya Mulyati datang ke rumah. Istri saya menemuinya. Mulyati bertutur sudah dua hari ini dirinya tidak memasak karena memang tidak ada yang hendak dimasak. Bergegas istri saya mengambilkan nasi, sayur dan lauk pauk. Terdengar suara anak-anak yang sedang menangis. Ucapan terima kasih meluncur begitu saja. Air mata itu disekanya. Beberapa lembar puluhan ribu diselipkan ditangannya. Perempuan muda itu pergi meninggalkan begitu saja. Hati bagaikan terasa di iris. Perih, pedih tak terungkapkan.

Tak lama kemudian ketika saya bersama Mona, Lita, Lusi, Atun dan Kak Rani sedang mempersiapkan kotak nasi untuk anak-anak. Daging Qurban sudah dimasak menjadi gule dan sate plus nasi putih dalam tempat kotak nasi itu. istri saya datang dan mengatakan, 'Mas, buat Mul dikasih duluan ya..' 'Iya, anak-anak itu biarkan makan bareng, nanti kita siapkan untuk yang dibawa pulang, 'ucap saya padanya.

Setelah semuanya terbagikan, kami makan bersama. Sementara ada juga yang pamit pulang. Terlihat 4 anak-anak perempuan itu makan dengan lahapnya. Ibunya menyuapi anaknya paling kecil. Air matanya bercucuran. Wajahnya tidak terawat, terlihat lebih tua dari usianya. Terdengar celoteh anak-anak itu. 'Enak ya..'katanya. 'Iya, apa lagi satenya, gurih,' jawab yang lainnya. Ibunya tersenyum tak mampu menyembunyikan hatinya yang teriris dalam kepedihan, duka lara ditinggal suaminya yang tercinta dengan merawat 4 anak perempuan yang masih kecil. 'Ya Alloh, Ya Rabb..Tabahkan hatinya,' ucap saya dalam hati.

----
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, 'Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Alloh akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan seorang yang mendapat kesusahan, Alloh akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Alloh selalu akan menolong hamba-hamba- Nya selama ia menolong saudaranya.' (HR. Muslim)

By: agussyafii

Membalas Kebaikan Orang Lain


Malam telah tiba. Anak-anak Amalia sibuk dengan Iqra' dan al-Quran. Sebagian sedang menghapal Surah-Surah Pendek. Kebahagiaan terpancar dari wajah mereka. Ditengah anak-anak sedang tadarus, Rizki memberikan pensil untuk Ari. Ari mengucapkan, 'terima kasih Rizki,' Setelah selesai mengaji, saya menjelaskan kepada anak-anak Amalia.

Bila kita menerima pemberian, hadiah, apapun bentuknya berupa materi, ilmu atau jasa kita dianjukan membalas kebaikan tersebut dengan doa yang diajarkan oleh Baginda Nabi Muhamad SAW.

'Barangsiapa yang diberikan satu perbuatan kebaikan kepadanya lalu dia membalasnya dengan mengatakan : jazaakallahu khair (semoga Alloh membalas kebaikan kepadamu), maka sungguh hal itu telah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya.' (HR.At-Tirmidzi)

Jadi setiap menerima kebaikan dari orang lain, kita mengucapkan, 'Jazakallah Khair atau Jazakumullah Khair, 'Semoga Alloh membalas kebaikan kepadamu.' Doa ini menyadarkan diri kita agar senantiasa berusaha membalas kebaikan orang lain dengan kebaikan pula. Dengan kita mendoakan agar orang yang memberikan kebaikan itu diberikan balasan kebaikan oleh Alloh SWT dengan balasan berlipat ganda atas semua kebaikan yang dilakukan kepada kita.

Anak-anak Amalia menyimak dengan baik. Egi angkat tangan dan bertanya, 'untuk apa kita mendoakan seperti itu Kak Agus?' Kemudian saya menjawab, 'Dengan kita mendoakan seperti itu agar kita mendidik diri kita untuk selalu memberikan yang lebih baik kepada orang yang berbuat baik kepada kita.'

'Nah, tadi Ari diberi pensil oleh Rizki, sekarang Ari doakan Rizki,' kata saya pada Ari. 'Baik Kak,' jawab Ari penuh semangat. 'Jazakallah Khair, Semoga Alloh memberikan balasan kebaikan kepadamu, Rizki.' tutur Ari kepada Rizki dan Rizki menjawab, Jazakallah Khairan Katsira. 'Semoga Alloh memberikan balasan kebaikan kepadamu yang lebih banyak.. Ari.' Dua sahabat itu tersenyum gembira, anak-anak Amalia riang gembira melihat kejadian itu.

By: agussyafii

Mempesona


Beberapa waktu yang lalu. Ketika malam tiba, terdengar suara anak-anak Amalia sedang tadarus. Suara riuh anak-anak penuh kegembiraan. Setelah itu saya bercerita dengan anak-anak Amalia tentang kisah Raden Mas Said, nama mudanya Sunan Kalijaga. Ketika itu Raden Mas Said sering melakukan perampokan di hutan. Sebagai perampok dikenalnya dengan sebutan Loka Jaya. Beliau melakukan perampokan karena melihat adanya ketidakadilan ditengah kehidupan masyarakat. Hasil rampokannya senantiasa dibagikan untuk orang-orang miskin.

Sampai pada suatu hari ada seorang kakek tua yang tidak lain ada Sunan Bonang sedang lewat di hutan. Loka jaya beraksi, 'Hai orang tua, serahkan hartamu atau nyawamu akan melayang, gertaknya. Orang tua itu dengan tenangnya menyerahkan tongkatnya, yang dikira emas murni berkilauan. 'Baiklah tongkat ini untukmu.' jawab Sunan Bonang.

'Baiklah, kau boleh pergi,' kata perampok Loka Jaya.

Begitu tongkatnya dipegang oleh Loka Jaya tiba-tiba berubah menjadi kayu biasa. Loka Jaya atau Raden Mas Said marah besar, 'Kurang ajar, engkau menipuku,' teriak Loka Jaya. 'Aku tidak berbohong, lihat tongkat ini,' jawab Sunan Bonang. Raden Mas Said kembali melihat emas yang berkilau namun begitu dipegang kembali olehnya menjadi kayu biasa lagi, begitulah yang terjadi berulang-ulang sampai Raden Mas Said sadarkan diri bahwa yang didepan matanya bukanlah orang biasa. Sang Perampok itu akhirnya insyaf dan sadar akan perbuatannya.

Diakhir cerita ada hikmah yang kita bisa ambil bahwa kehidupan kita selalu memberikan pelajaran berharga untuk diri kita. Kita selalu melihat sesuatu yang belum menjadi milik kita begitu mempesona, maka kita mengira akan bahagia setelah memilikinya, 'Aku bahagia jika aku memilikinya. ' pikir kita namun setelah kita memilikinya ternyata kita tidak bahagia.

Keinginan terhadap pesona dunia seperti tongkat Sunan Bonang yang terlihat dari kejauhan nampak berkilauan seperti emas namun begitu kita pegang, kemilau itu hilang dan berubah menjadi kayu biasa maka banyak orang yang tersesat dalam kemilau dunia. Hanya orang-orang yang merasa cukup dan senantiasa bersyukur adalah mereka mampu meraih pesona hakiki dalam kehidupan ini.

---
Alloh meridhai orang-orang yang bersyukur (QS Az Zumar : 7)

By: agussyafii

Keteguhan Seorang Pemuda


Konon ada seorang pemuda bernama Tsabit bin Ibrahim, dia sedang berjalan disamping perkebunan, tiba-tiba ada sebuah apel yang jatuh, Tsabit mengambil buah apel dan memakannya. Tak lama kemudian dirinya menyadari bahwa buah apel itu bukanlah miliknya. Tsabit memasuki kebun dan menemui penjaga kebun. Tsabit memohon kerelaan kepada pemiliknya agar diberikan kerelaan apel yang telah dimakannya tetapi penjaga kebun bukan pemiliknya. penjaga kebun itu kemudian menunjukkan arah rumah sang majikannya.

Sekalipun jauh, Tsabit menuju rumah pemilik kebun. Sesampai di rumah pemilik kebun, Tsabit memperkenalkan dirinya dan memohon keikhlasan atas apel yang telah dimakannya. Pemilik kebun merasa kagum dengan kejujuran Tsabit.

'Aku akan mengikhlaskan apel yang telah engkau makan namun dengan satu syarat, engkau harus menikahi putriku,' kata sang pemilik kebun dan Tsabit menyetujuinya.

'Akan tetapi putriku ini buta, tuli dan tidak bisa berjalan, 'lanjut sang pemilik kebun. Tsabit tak menolak syarat itu karena Tsabit hanya mengharapkan keridhaan Alloh SWT. Setelah menikah Tsabit menemui istrinya. begitu sangat terkejutnya Tsabit ternyata perempuan yang telah dinikahinya tidak buta, tuli dan tidak berjalan melainkan sangat cantik dan lembut. Istrinya pun menjelaskan kepada Tsabit bahwa dirinya buta, yang dimaksud buta dari melihat hal-hal yang diharamkan Alloh SWT, aku tuli, maksudnya tuli dari suara-suara yang tidak diridhoi oleh Alloh SWT, aku bisu, bisu yang dimaksud hanya menggunakan lidahku untuk berdzikir. Aku tidak bisa berjalan itu artinya kakiku hanya digunakan untuk melangkah ke tempat yang diberkahi oleh Alloh SWT.

Akhirnya mereka berdua hidup bahagia dalam ketaatan pada Sang Khaliq, mereka dikaruniai seorang putra yang sholeh dikemudian hari yang kita kenal salah satu diantara 4 Imam dialam dibidang kajian Fiqh dengan nama Imam Hanafi atau Abu Hanifah.

Pesan cerita ini adalah tentang pemuda yang bernama Tsabit bin Ibrahim dalam menjaga keteguhan dan kesucian dirinya untuk mendapatkan keridhaan Alloh SWT oleh karena mari kita menjaga dengan keteguhan yang sungguh-sungguh kesucian hati dan perbuatan kita.

---
Senantiasa bertasbih kepada Alloh apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja Yang Maha Suci, yang Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana. ( QS: Al-Jumu'ah. 62:1).

By: agussyafii

Menanamlah Sebanyak-Banyaknya

Justify Full
Dulu sewaktu saya masih kecil, nenek selalu menanam pepaya ditepi lahan rumah. Selain pepaya, nenek suka menanam jahe, kencur, kunyit, bawang merah, bawang putih. Pelataran rumah kami menjadi seperti apotik hidup. Nenek selalu menanam setiap hari sehingga tumbuh besar. Awalnya orang tidak pernah menghiraukan. Setiap kali orang lewat melihat tanaman yang tumbuh selalu saja ingin memetik atau mengambilnya.

Pernah ada tetangga yang meminta jahe, 'mbah nyuwun jahenya ya..' kata tetangga. 'Iya, ambil aja sendiri,'jawab Embah. Sejak itu mulai banyak tetangga yang meminta sesuai kebutuhan mereka.

Demikian juga kami sering mendapatkan manfaat dari tanaman itu, dengan sebagian tanaman nenek sering membuat jamu seperti beras kencur, kunyit asem untuk kami sekeluarga. Hari-hari demi hari yang ditanam semakin banyak sampai para tetangga sekitar rumah kami merasakan manfaat apotik hidup nenek bagi kehidupan sehari-hari mereka.

Setelah kian lama berlalu, nenek telah tiada. Apa yang telah dilakukan sangat membekas dihati saya bahwa orang yang beruntung adalah penanam-penanam kebaikan. Tanaman yang berbuah kebaikan merupakan kebiasan-kebiasaan positif, perilaku yang terpuji, banyak orang yang mengambil manfaatnya dan yang paling merasakan manfaatnya adalah mereka yang menanam kebaikan itu sendiri. Karena itu selama masih ada kesempatan, menanamlah sebanyak-banyaknya, pelihara dan sirami supaya setiap orang memetik buah kebaikan yang kita tanam.

---
'Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. ' [QS. az-Zilzalah: 7]

By: agussyafii

Aku Selalu Mencintaimu


Malam temaram menghadirkan kebahagiaan pada dirinya. Perempuan cantik itu nampak gembira, kue ulang tahun dan makan malam telah dipersiapkan sejak tadi. Dia bernyanyi dengan penuh kegembiraan, teringat dulu sewaktu awal perkenalannya, pemuda itu yang kini telah menjadi suaminya memberikan sekuntum bunga pada hari ulang tahunnya yang diberikan ditengah hujan lebat. Dirinya tertawa kecil seolah masa indah itu hadir. Boneka Winnie De Pooh dipeluknya erat. Kerinduan menghinggapi dirinya begitu sangat mendalam. Tak lama kemudian HPnya berbunyi, SMS dari suami tercinta dibacanya, 'Sayang, maaf aku malam ini tidak bisa menemanimu, ada meeting mendadak nih, pulangnya agak malam..Happy B' day ya..' Wajahnya berubah memerah, air matanya mengalir begitu deras. Hatinya terasa perih bagai disayat-sayat. Sakit itu menusuk sukmanya yang paling dalam. Tubuhnya limbung dan ambruk dikursi sofa. 'Kenapa aku tidak lagi dicintainya? ' ucapnya lirih, tangannya berkali-kali mengusap air matanya yang dipipi. Matanya menerawang kosong. Entah apa yang ada di dalam pikirannya. Keputusasaan menoreh dihati.

Begitulah manusia modern sesungguhnya orang-orang yang menderita, kata Eric Fromm dalam bukunya 'The Art of Loving.' Penderitaan itu akibat kehausan kita untuk dicintai oleh orang lain. Kita sering kali berusaha keras melakukan apapun agar dapat dicintai. Tidak asing kita dengar ada remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas agar dirinya dicintai dan diterima oleh teman sebayanya. Para istri berjuang ikut fitness menguruskan badannya agar dicintai suaminya. Para selebritis tak segan operasi plastik agar tampil cantik didepan penggemarnya. Itulah sebagai upaya agar selalu dicintai orang lain. Semakin keras seseorang berupaya untuk dicintai maka semakin sering pula kita gagal dan kecewa sebab hal itu sangatlah mustahil membuat diri kita dicintai semua orang. Dimuka bumi ini memang selalu ada orang yang mencintai diri kita dan ada orang yang membenci kita begitulah hukum kehidupan yang berlaku. Oleh sebab itu manusia modern mengalami gangguan psikologis karena kegagalan untuk dicintai

Sekarang ini hampir banyak sekali buku yang mengajarkan kita, metode, kiat agar kita dicintai oleh pasangan hidup, teman sekantor, atasan namun sesungguhnya kecintaan makhluk bersifat sementara. Ketika seorang istri berusaha keras mendapatkan cinta suaminya, akhirnya sang istri mendapatkan cinta suami datang dan pergi sesukanya. Sang suami tak mencintai istrinya sepanjang masa. Ada waktu cinta suaminya berkurang atau hilang sama sekali. Demikian sebaliknya suami juga tidak akan mendapatkan cinta istrinya kekal abadi, seperti dalam lantunan lagunya Anang yang berjudul 'Separoh Nyawaku Pergi.' Itulah cermin bahwa kecintaan manusia takkan ada yang pernah abadi.

Pernah ada ustadz muda yang mengatakan kepada saya, menjadi ustadz itu tak ubahnya seperti sopir angkot. Kita harus tunduk dengan kemauan penumpangnya. Jika penumpang ingin turun meski ditempat terlarang, sopirnya harus menghentikan angkotnya, jika sopirnya tidak mau, angkot tidak bakalan pernah dapat penumpang. Menurut Eric Fromm, bila ustadz seperti sopir angkot maka termasuk manusia modern yang tertipu. Mereka berusaha keras agar dicintai oleh orang lain. Bisa saja mendapatkan cintanya tetapi begitu sedikit demi sedikit ditinggalkan oleh umat maka yang ada hanyalah dirundung kekecewaan dan sakit hati.

Tidak ada salahnya kita simak kata Eric Fromm bahwa, ' Mungkin sudah saatnya kita memberitahukan mereka untuk belajar mencintai.' Eric Fromm menyarankan untuk menyembuhkan penyakit ini adalah dengan mencintai. Kebahagiaan hidup kita sangatlah ditentukan pada apa yang kita cintai. Mencintai tidaklah bergantung apakah dirinya dicintai atau dibenci, apapun yang dilakukan tidak lagi didasarkan kepada keinginan untuk dicintai namun dia melakukan apapun karena mencintai yang hakiki. Mencintai yang hakiki adalah mencintai Alloh SWT dan RasulNya. Untuk kita bisa mencintai Alloh SWT dan RasulNya, kita haruslah belajar mencintai kedua orang tua kita, mencintai pasangan hidup kita, mencintai anak-anak kita itulah tahapan paling dasar sampai kemudian kita mencintai kepada sekeliling kita, lingkungan kita, fakir miskin, anak-anak yatim dan orang-orang yang membutuhkan pertolongan.

Di dalam hati terucap dengan lirih tanpa terasa, 'Aku selalu mencintaimu. .Ya Alloh, Ya Rasulullah.. '

By: agussyafii

Air Mata Umar


Cerita favorit anak-anak Amalia adalah air mata Umar Bin Khattab. Air mata Umar Bin Khattab mengisahkan tentang kebiasaan Umar Bin Khattab, sang khalifah yang pada malam hari suka berkeliling di kota Madinah untuk memantau keadaan
rakyatnya. Sampailah pada suatu malam, tiba-tiba mendengar suara tangisan anak-anak disebuah gubuk., karena penasaran Umar mendekati gubuk itu,

'Assalamu'alaikum, ' salam Umar Bin Khattab. Dari dalam rumah terdengar menjawab salam, Wa'alaikum salam,' jawab seorang perempuan tua dengan lembutnya sambil mempersilahkan masuk. Alangkah kagetnya Umar menyaksikan tiga anak yang terus menangis sambil memegang perut diatas dipan yang sudah reot. Melihat keadaan seperti itu air mata Umar Bin Khattab mengalir begitu saja tanpa terasa. Kemudian dia bertanya kepada perempuan tua itu. 'Mengapa mereka menangis?'

'Mereka kelaparan, kedua orang tuanya sudah tiada sementara saya sudah tidak sanggup lagi untuk membeli makanan untuk mereka. Sejak kedua orang tua mereka meninggal sudah tidak ada lagi yang menjenguknya, ' ucap perempuan tua dengan wajah bersedih. 'Bukankah ibu sedang menanak makanan?' tanya Umar terheran. Lalu perempuan itu menjawab, 'Saya telah membohongi mereka, bukan gandum yang saya tanak melainkan batu agar mereka berhenti menangis.' Umar nampak terkaget-kaget.

'Batu?' kata Umar tak lagi mampu menahan perih didadanya, hatinya terluka bagai disayat menyaksikan penderitaan yang dialami anak-anak yatim paitu dan seorang nenek tua itu. Air mata itu tak terbendung lagi, Umar Bin Khattab bergegas pamit meninggalkan mereka. Disaat di rumah Umar segera mengambil air wudhu untuk sholat dan berdoa, 'Ya Alloh, ampunilah hambaMu ini yang telah melalaikan mereka, Izinkan hamba menebus semua kesalahan.' Dengan secepatnya Umar Bin Khatttab mengambil sekarung gandum, sekantong roti dan susu segar untuk diserahkan kepada anak-anak yatim piatu dan nenek yang membutuhkannya. Tak lama kemudian ketiga anak itu disuapinya oleh neneknya. Anak-anak terlihat lahap makannya. Nenek itu bercerita, ketika kedua orang tua masih hidup cinta dan kasih sayangnya kepada mereka bertiga senantiasa disuapi. Setiap suapannya dihasi dengan senyuman yang indah dari ayah dan ibunya. Sejak peristiwa itu Umar Bin Khattab berjanji tidak akan pernah ada lagi penduduk dinegerinya yang kelaparan.

Dari kisah air mata Umar Bin Khattab ini memiliki pesan bahwa perasaan bersalah pada diri Umar karena merasa lalai karena ada penduduk negerinya yang kelaparan. Perasaan bersalah inilah yang kemudian ditebus oleh Umar dengan tekadnya untuk memperbaiki sistem yang ada. Konon di masa Umar Bin Khattab inilah Baitul Mal sebagai lembaga negara berfungsi dengan baik untuk membantu mengentaskan kemiskinan pada waktu itu. barangkali banyak hal teladan dari Umar Bin Khattab yang masih relevan untuk negeri kita yang tercinta bagaimana kita menghadapi krisis dewasa ini.

By: agussyafii

Keberkahan


Ada salah satu kerabat dekat, beliau seorang hafidz (penghapal al-Quran 30 Juz) karena sakit kemudian menderita kebutaan. Sampai pada suatu hari saya bertemu dengan beliau dan sempat bertanya, kenapa tidak berobat? bukankah sekarang teknologi sudah canggih bisa menyembuhkan kebutaannya? ' Beliau hanya menjawab dengan senyuman dan berkata, 'Jika saya bisa melihat, nanti malah kebanyakan nonton maksiat, disyukuri aja..semua ini keberkahan agar hapalan saya terjaga.'

Pesan beliau yang saya tangkap adalah kekurangan yang ada pada dirinya bukanlah dianggap sebagai musibah atau bencana melainkan sebuah keberkahan yang patut disyukuri karena dengan tidak melihat berarti beliau bisa menjaga hapalan al-Qurannya selama 24 jam. Untuk sekedar menghapal al-Quran sangatlah mudah namun menjaga hapalan tidaklah mudah. Bahkan menurut salah satu riwayat, Imam Syafii pernah hapalan al-Qurannya hilang karena tanpa sengaja melihat betis seorang perempuan. Barangkali alasan itulah saya bisa mengerti gangguan penglihatan bagi beliau justru dianggapnya sebagai suatu berkah yang membuatnya mampu memaksimalkan waktunya dan lebih berkonsentrasi pada hapalan al-Qurannya.

Sejarah juga mencatat, banyak orang yang memiliki kekurangan fisik namun malah menjadikan keberkahan dalam hidupnya seperti Stephen Hawking menderita penyakit ALS atau degenerative disease yaitu sebuah penyakit langka yag muncul akibat kerusakan sel-sel syaraf pengontrol otot-otot tubuh, seharusnya istirahat total tetapi Stephen Hawking malah memilih tetap berkarya dan meraih sejumlah penghargaan. Stephen Hawking mengatakan selalu berusaha hidup senormal mungkin, tidak memikirkan rasa sakit maupun keterbatasan fisiknya.

Tentunya banyak diantara kita secara fisik, kecerdasan, bakat yang mengagumkan namun seringkali mudah menyerah dalam kehidupan karena hanya sebagian kecil dari kita yang bersedia memanfaatkan segala potensi yang ada dengan penuh kegigihan. Sementara beliau yang seorang hafidz ataupun Stephen Hawking merupakan teladan orang-orang yang penuh semangat yang luar biasa memanfaatkan kekurangan dan keistimewaannya untuk terus berkarya. Barangkali itulah yang disebut sebagai keberkahan.

---
Melimpahnya keberkahan dari sisi Alloh Yang di tangan-Nya lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al Mulk: 1-2).

By: agussyafii

Pesan Qurban


Pagi di hari Ahad anak-anak Amalia wajahnya tersenyum cerah. 2 ekor kambing dari dermawan terasa kebahagiaan untuk anak-anak Amalia. Tak lama kemudian Lita menyampaikan apa saja kegiatan Qurban Untuk Amalia. Diawali oleh pembacaan ayat suci al-Quran oleh Ari dan terjemahan oleh Melly. Tibalah waktu saya menyampaikan Pesan Qurban bagi anak-anak Amalia. Wajahnya berbinar-binar mendengarkan cerita.

Ditengah kerinduan Nabi Ibrahim untuk menemui Siti Hajar, istri tercintanya dan Nabi Ismail, putranya ditengah gurun tandus. Nabi Ibrahim bertemu dengan keduanya, saling menumpahkan kerinduan yang selama ini terpendam. Tempat pertemuan Nabi Ibrahim dengan istri dan putranya sekarang di kenal dengan Padang Arofah. Sesudah mereka melepas kerinduan, mereka kembali ke Mekkah. Nabi Ibrahim nampak kelelahan. Di dalam tidurnya Nabi Ibrahim bermimpi mendapatkan perintah oleh Alloh SWT agar menyembelih putranya Nabi Ismail sebagai kurban. Ketika terbangun dari tidur Nabi Ibrahim hatinya berdebar-debar, itulah ujian yang datangnya dari Alloh SWT.

Ujian ini adalah ujian yang terberat bagi Nabi Ibrahim bila dibanding dengan ujian disaat Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Alloh SWT untuk meninggalkan Siti Hajar dan Nabi Ismail di gurun yang tandus, tidak ada tanaman dan sumber air. Bagaimanapun beratnya ujian harus dilaksanakan. Kemudian disampaikanlah perintah Alloh SWT kepada putranya Nabi Ismail.

Anak-anak Amalia terlihat mendengarkan dengan khidmatnya. Tak lama terdengar suara Dani, 'Nanti Nabi Ismail diganti dengan domba..' 'Dengerin Kak Agus tuh..' kata Ari menyuruh Dani. 'Terus gimana Kak?' Tanya Egi.

Nah, selanjutnya Nabi Ibrahim menyampaikan pesannya kepada putranya Nabi Ismail. 'Hai Ismail! Tadi malam aku diperintahkan oleh Alloh SWT untuk menyembelihmu, bagaimana menurutmu, nak? Nabi Ismail menjawab tanpa ragu, 'Wahai ayahanda, sekiranya itu perintah Alloh SWT maka laksanakanlah apa yang telah menjadi perintahnya. ' Ketika Nabi Ibrahim sudah menyiapkan pedang yang akan digunakan untuk menyembelih putranya, pedang itu sudah hendak digunakan, tiba-tiba digantikan dengan hewan ternak dan akhirnya Nabi Ismail selamat.

Pada akhir cerita saya menyampaikan untuk anak-anak Amalia bahwa Pesan Qurban dalam keterangan Surat Ash-Shoffat, 100-113, kita haruslah meneladani ketabahan seorang ayah dan putranya dalam keimanan dan berpegang teguh serta taat terhadap perintah Alloh SWT. Sekalipun sebelum peristiwa Qurban Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sudah sering diuji oleh Alloh SWT. Nabi Ibrahim yang harus diuji dengan kobaran api namun Nabi Ibrahim berserah diri kepada Alloh SWT dan selamat. Sementara Nabi Ismail dan Siti hajar, ibundanya ditinggal sendirian ditengah-tengah gurun yang tandus tanpa bekal apapun dengan penuh ketabahan dan keyakinan kepada Alloh SWT dan juga selamat. Demikian halnya kita, bila kita tabah dan yakin akan pertolongan Alloh SWT, Insya Alloh kita juga akan selamat.

Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS Ash-shoffat: 110)

By: agussyafii

Teladan Nabi

Pada suatu malam di Rumah Amalia ada salah satu anak yang bertanya kepada saya, 'Kak Agus, apakah Nabi Muhamad suka membantu orang-orang miskin dan anak yatim?' Saya kemudian menjelaskan padanya bahwa Nabi Muhamad SAW selalu menolong orang-orang miskin dan anak yatim. Kemudian saya menceritakan padanya, Pada suatu ketika ada langkah sepasang kaki terhenti oleh sesegukan gadis kecil di tepi jalan. 'apakah gerangan yang membuat engkau menangis anakku?' lembut menyapa suara itu menahan beberapa detik segukan sang gadis.

Tak menoleh gadis kecil itu ke arah suara yang menyapanya, matanya masih menerawang tak menentu seperti mencari sesosok yang amat ia rindui kehadirannya di hari bahagia itu. Ternyata, ia menangis lantaran tak memiliki baju yang bagus untuk merayakan hari kemenangan. 'Ayahku mati syahid dalam sebuah peperangan bersama Rasulullah,' tutur gadis kecil itu menjawab tanya lelaki di hadapannya tentang Ayahnya.

lelaki itu mendekap gadis kecil itu. 'Maukah engkau, seandainya Aisyah menjadi ibumu, Muhammad Ayahmu, Fatimah bibimu, Ali sebagai pamanmu, dan Hasan serta Husain menjadi saudaramu?' Sadarlah gadis itu bahwa lelaki yang sejak tadi berdiri di hadapannya tak lain Nabi Muhammad SAW, Nabi anak yatim yang senantiasa memuliakan anak yatim. Begitulah lelaki agung itu membuat seorang gadis kecil yang bersedih di hari raya kembali tersenyum. Barangkali, itu senyum terindah yang pernah tercipta dari seorang anak yatim, yang diukir oleh Nabi anak yatim. Rasulullah membawa serta gadis itu ke rumahnya untuk diberikan pakaian bagus, terbasuhlah sudah airmatanya.

Teladan Nabi harus pula dipahami sebagai keseluruhan kepribadian Nabi dan akhlak beliau, yang dalam kepribadian dan akhlak beliau disebutkan dalam Kitab Suci sebagai teladan yang baik (uswah hasanah) bagi kita semua "yang benar-benar berharap pada Alloh pada Hari Kemudian, serta banyak ingat kepada Alloh" (Q.S. al-Ahzab 33:32). Dan beliau juga dilukiskan dalam Kitab Suci sebagai seorang yang berakhlak amat mulia (Q.S. al-Qalam 68:4). Dengan demikian Nabi, dalam hal ini tingkah laku dan kepribadian beliau sebagai seorang yang berakhlak mulia, menjadi pedoman hidup kedua setelah Kitab Suci bagi seluruh kaum beriman.

Tetapi justru karena itu maka memahami sunnah Nabi tidak dapat lepas dari memahami Kitab Suci. Sebab sesungguhnya akhlak Nabi yang mulia itu tidak lain adalah semangat Kitab Suci al-Qur'an itu sendiri, sebagaimana dilukiskan A'isyah,

isteri beliau. Dari Kitab Suci kita mengetahui lebih banyak perkembangan kepribadian Nabi yang menggambarkan pengalaman Nabi, baik yang menyenangkan atau tidak, yang keseluruhannya menampilkan sosok Nabi yang berkepribadian mulia. Dari pengamatan atas gambaran itu kita dapat memperoleh ilham tentang peneladanan pada beliau, dan keseluruhan sasaran peneladanan itu tidak lain ialah sunnah nabi. Sebagai contoh, dua surat yang termasuk paling banyak dibaca dalam sholat dapat kita renungkan maknanya di sini.

Demi pagi yang cerah dan demi malam ketika telah kelam. Tidaklah Tuhanmu meninggalkan engkau (Muhammad), dan tidak pula murka. Dan pastilah kemudian hari lebih baik bagimu daripada yang sekarang ada. Dan juga pastilah Tuhanmu akan

menganugerahimu, maka kamu akan lega. Bukankah Dia mendapatimu yatim, kemudian Dia melindungimu? ! Dan Dia mendapatimu bingung, kemudian Dia membimbingmu? ! Dan Dia mendapatimu miskin, kemudian Dia memperkayamu? ! Maka kepada anak yatim,

janganlah engkau menghardik! Dan kepada peminta-minta, janganlah kamu membentak! Sedangkan berkenaan dengan nikmat karunia Tuhanmu, engkau harus nyatakan! (QS. al-Dhuha 93:1-11)

Bukankah Kamu telah lapangkan dadamu?! Dan Kami bebaskan bebanmu, yang memberati punggungmu?! Serta Kami muliakan namamu?! Sebab sesunggahnya bersama kesulitan tentu ada kemudahan! Maka jika engkau bebas, kerja keraslah! Dan kepada

Tuhanmu, senantiasa berharaplah! (QS. al-Syarh 94:1-8)

Para ahli hampir semuanya sepakat bahwa surat al-Dhuha turun kepada Nabi berkenaan dengan peristiwa terputusnya wahyu yang relatif panjang, sehingga menimbulkan ejekan dan sinisme kaum musyrik Makkah bahwa Alloh SWT telah meninggalkan Nabi dan murka kepadanya. Dari latar belakang turunnya, surat ini juga menggambarkan tentang suatu dinamika pengalaman Nabi dalam perjuangan beliau, sehingga seperti dikatakan Sayyid Quthub, Alloh menghibur beliau dan memberinya dorongan moral, bahwa Alloh sama sekali tidak meninggalkan beliau dan tidak pula murka.

Alloh juga mengingatkan Nabi bahwa masa mendatang lebih penting daripada masa sekarang. Dalam terjemah kontemporernya, Alloh mengingatkan Nabi bahwa perjuangan jangka panjang, yang strategis lebih penting daripada pengalaman jangka pendek,

yang taktis. Oleh karena itu hendaknya Nabi tidak putus asa atau kecil hati oleh pengalaman kekecewaan jangka pendek. Sebab, perjuangan besar selalu memerlukan waktu untuk mencapai hasil dan semakin besar nilai suatu perjuangan maka semakin

panjang pula dimensi waktu yang diperlukannya. Dan dalam jangka panjang itulah, selama perjuangan diteruskan dengan penuh kesabaran dan harapan, Alloh menjanjikan untuk memberi kemenangan yang bakal membuat beliau puas dan lega. (Janji Alloh ini kelak ternyata terbukti dan terlaksana, berupa kemenangan demi kemenangan yang diraih Nabi setelah hijrah ke Madinah, dan beliau pun wafat memenuhi panggilan menghadap Alloh dalam keadaan menang dan sukses luar biasa)

Bersamaan dengan itu Alloh juga mengingatkan akan masa lampau Nabi yang penuh kesusahan seperti keadaan beliau yang yatim-piatu, bingung tentang apa yang hendak dilakukan dan miskin, dan bagaimana Alloh telah menunjukkan kasih-Nya pada

beliau dengan memberi kemampuan mengatasi kesusahan itu semua. Dan berdasarkan latar belakang itu maka Alloh berpesan agar Nabi janganlah sampai menghardik anak-yatim, atau membentak peminta-minta, dan selalu ingat dengan penuh syukur akan nikmat karunia Alloh SWT.


Keajaiban Doa


Beberapa waktu yang lalu di kantor saya kedatangan seorang bapak, beliau mantan salahsatu wartawan senior. Beliau bercerita tentang sakitnya penyakit radang empedu, penyakitnya sangat parah sehingga harapan hidupnya sangat menipis. Beliau menitipkan shodaqohnya untuk anak-anak Amalia dan memohon doa agar operasi yang dijalaninya berjalan dengan lancar sehingga masih ada harapan untuk berbuat baik untuk sesama. 'Saya yakin Mas Agus, hidup dan mati kita hanya ditangan Alloh SWT, kita hanya memohon dan berdoa semoga Alloh memberkahi hidup dan mati kita sebagai hambaNya yang selalu bersyukur atas karuniaNya,' begitu tuturnya, kacamatanya nampak basah tak mampu untuk ditutupinya. berkali-kali beliau mengeluarkan kain pengelap untuk membersihkan kacamatanya. Usianya yang senja namun badannya masih terlihat tegap dan gagah tak terlihat bahwa didalam dirinya ada sesuatu penyakit yang menggerogoti tubuhnya.

Perjalanan waktu begitu cepat. bersamaan doa anak-anak Amalia yang dipanjatkan, operasi itu berjalan dengan lancar. Beliau kembali pulih dan bugar. Wajahnya berseri sewaktu saya berkunjung ke Rumah Sakit Harapan Kita. Beliau bercerita bahwa proses menuju kematian kita sungguh menakjubkan, dari rasa dingin naik ke kaki, betis sampai di kepala. Rasa dingin itu berjalan perlahan. 'Terbayang oleh sayang malaikat maut segera mencabut nyawa saya, Mas Agus..'tuturnya, wajahnya penuh ekspressi yang jernih. 'Tak lupa saya selalu mengucapkan syahadat, jangan sampai saya mati dalam keadaan sebagai orang yang ingkar,' ucapnya dengan suara pelan.

Dalam keadaan antara sadar dan tidak, beliau mendengar suara anak-anak yang sedang melantunkan ayat suci al-Qur'an dan bayangan dirinya pada masa lalu semua berjalan dengan cepat dan nampak jelas semua yang telah dilakukannya, dosa-dosa yang membuat takut dirinya sendiri . Disaat itu juga beliau memohon ampun kehadirat Alloh SWT agar diberikan kesempatan untuk bertaubat.

Ketika beliau berjanji untuk bertaubat, tiba-tiba sadarkan diri. Semua operasinya dinyatakan berjalan dengan baik dan lancar. Tubuhnya kembali pulih seperti sediakala. Dari pengalaman itu beliau menjadi yakin bahwa doa yang dipanjatkan secara sungguh-sungguh dengan keikhlasan adalah sebuah keajaiban. Alloh SWT senantiasa peduli dengan apa yang kita pikirkan, kita rasakan dan apa yang kita perbuat. Alloh SWT selalu mengabulkan doa-doa kita yang kita panjatkan secara sadar ataupun tidak sadar, yang disengaja ataupun yang tidak disengaja sehingga patutlah kita memohon kepadaNya yang terbaik untuk kebahagiaan diri kita, keluarga kita dan bangsa yang kita cintai. Subhanallah. .

--
Obatilah orang-orang yang sakit dengan shodaqoh, bentengilah harta kalian dengan zakat dan tolaklah bencana dengan berdoa (HR. Baihaqi).

By: agussyafii

Kamis, 24 Desember 2009

Pada Suatu Malam


Pada suatu malam di Rumah Amalia. Terdengar suara anak-anak yang sedang membaca al-Quran. Beberapa hari ini malam turun hujan. Ada beberapa anak Amalia yang sedang sakit. Sekalipun begitu anak-anak Amalia masih tetap bersemangat untuk belajar. Saya mengatakan kepada anak-anak nanti Kak Agus mau bercerita. 'Asyik..' Teriak Fadel. 'Pasti ceritanya seru nih..'kata Adi. 'Tapi nggak boleh berisik ya..' kata Lola dengan mata melotot. Wajah mereka seolah sudah tak sabar menanti. Tak Lama kemudian setelah semua sudah membaca al-Quran saya bercerita kisah yang terjadi pada masa Nabi Sulaiman.

Di Masa Nabi Sulaiman Alaihissalam ada bayi yang diperebutkan oleh dua ibu. Keduanya mengaku sebagai ibu dari bayi itu, tidak ada yang mau mengalah dan mengakui siapa sebenarnya ibu sang bayi, karena sama-sama bersikukuh sebagai ibu maka persoalan itu dibawalah kepada Nabi Sulaiman. 'Lantas apa yang dilakukan oleh Nabi Sulaiman Kak?' tanya Desi. 'Nah, yang terjadi selanjutnya Nabi Sulaiman memerintahkan kedua ibu sang bayi maju kedepan dan bertanya, siapakah ibu dari sang bayi ini? tanya Nabi Sulaiman. Keduanya menangkat tangan. karena keduanya tetap ngotot mengaku sebagai ibu sang bayi, Nabi Sulaiman berpura-pura akan membelah bayi itu agar terbagi dua.

'Wah..kasihan dong Kak, bayinya kan tidak berdosa?' teriak Egi.

'Kan Nabi Sulaiman nggak beneran belahnya..'jawab Irji.

Kalian tahu apa yang terjadi?' tanya saya. 'Tidak kak!' Jawab anak-anak Amalia serentak.

Tiba-tiba salah satu ibu yang berbadan kurus menyetujui usulan itu. Sementara ibu yang berbadan gemuk menolak usulan itu dan merelakan sang bayi itu karena tidak tega bila bayinya dibelah. Dengan berlinangan air mata ibu itu memohon kepada Nabi Sulaiman agar bayinya tidak dibelah dan dia rela menyerahkan bayi itu kepada ibu yang kurus. Akhirnya Nabi Sulaiman mengerti bahwa ibu sang bayi adalah ibu yang berbadan gemuk maka beliaulah yang berhak menjadi ibu yang sebenarnya sementara ibu yang berbadan kurus mendapatkan hukuman karena telah melakukan kesalahan akibat perbuatannya sendiri.

Diakhir cerita, saya menjelaskan kepada anak-anak Amalia bahwa kita bisa belajar menjadi orang yang memiliki sifat kasih sayang seperti ibu tadi karena sifat kasih sayangnya, ia tidak tega melihat bayinya disakiti. Ibu itu memilih untuk mengalah dan berkorban demi keselamatan bayinya. Sifat mulianya ibu dan kasih sayangnya kepada anaknya adalah cerminan dari sifat kasih sayang Alloh SWT kepada hamba-hambaNya yang beriman. Itulah sifat Alloh SWT yang disebut dengan Ar-Rahim atau Maha Pengasih.

---
Sesungguhnya Alloh Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang (QS. Annisa (4): 16).

By: agussyafii

Faedah Membaca Ayat Kursy


Kemaren sore saya kedatangan seorang tamu. Setelah anak-anak Amalia bimbel bahasa inggris, istri saya mengantarkan pengajarnya untuk pulang, datanglah seorang teman yang terbilang cukup muda. Kami berbincang tentang banyak hal sampai kemudian dia mengatakan dirinya dihinggapi ketakutan, misal ketika dalam kegelapan atau disaat dirinya sedang sedirian. Dia bertanya 'apa yang harus saya lakukan?' Kemudian saya menganjurkan pada sebaiknya ketika dalam ketakutan, kegelapan ataupun sendirian berserah diri pada Alloh SWT dengan banyak-banyak membaca ayat kursy sebab ayat kursy juga disebut dengan asy-syifa atau obat bagi hati kita bila sedang ketakutan.

Keistimewaan al Qur’an antara lain adalah bahwa membacanya dinilai sebagai ibadah meski tidak faham artinya, berbeda dengan doa yang harus difahami artinya.. Anjuran untuk bertadarus banyak sekali dijumpai dalam ajaran Islam. Al Qur’an sendiri menyebut dirinya sebagai hudan (petunjuk), syifa (obat), rahmah (wujud kasih sayang), zikr (peringatan) , tibyanan (penjelasan) . Disamping itu hadis Nabi banyak menyebut keutamaan dan khasiat membaca surat atau ayat tertentu. Oleh karena itu tidak aneh jika muncul persepsi orang Islam yang menempatkan ayat al Qur’an sebagai asy-syifa atau obat. Hadis tentang khasiat ayat Kursi misalnya menyebutkan, : Jika ayat Kursi dibaca di rumah, maka syaitan terhalang tiga hari dan tukang sihir terhalang 40 hari tidak bisa masuk ke dalamnya. Hadis lain menyebut bahwa barang siapa membaca ayat Kursi setiap habis salat fardu maka ia layak masuk sorga, dan hanya orang jujur dan ahli ibadah yang bisa melakukannya, barang siapa yang membacanya setiap akan tidur maka Alloh memberikan rasa aman kepada dirinya dan kepada tetangga di sekelilingnya. Nabi sendiri pada waktu perang Badar selalu membaca ayat ini, terutama pada bagian ya Hayyu ya Qoyyum.

Artinya ayat Kursy,
Alloh, tiada Tuhan selain Dia, yang Hidup dan terus menerus mengurus (makhluk Nya), tidak mengenal ngantuk, apalagi tidur, bagi Nya segala apa yang ada di langit dan di bumi, tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi Alloh tanpa izin Nya, Alloh mengetahui apa-apa yang ada di hadapan mereka dan apa-apa yang ada di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Alloh kecuali apa yang dikehendaki Nya, Kursi Alloh meliputi langit dan bumi, dan Alloh tidak repot mengurusi keduanya, dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Dari ayat itu sekurangnya ada empat hal bisa didalami maknanya. (1) bahwa Alloh itu hayyun dan qayyum, yakni hidup dan aktif mengurusi alam semesta (2) Alloh memiliki dan menguasai langit dan bumi dengan segala isinya, (3) Alloh mengetahui se detail-detailnya tentang apa dan siapa, dan (4) Manusia tidak dapat menggapai ilmu Alloh kecuali sekedar yang dikehendaki oleh Nya. Diantara yang penting untuk difahami dari kandungan ayat Kursiy adalah batasan ilmu manusia dan kehendak Alloh.

By: agussyafii

Angin Yang Berhembus


Malam turun hujan rintik-rintik, angin yang berhembus sejuk menyapa anak-anak Amalia yang sedang belajar. Raut wajahnya penuh kegembiraan, matanya berbinar-binar mendengarkan saya bercerita tentang Nabi Musa. Ketika Nabi Musa dan para pengikutnya berlari meninggalkan Mesir, Raja Fir'aun dan pasukannya mengejar dengan persenjataan yang lengkap. Raja Fir'aun dan pasukannya mengejar nabi Musa dan pengikutnya.

'Lantas apa yang terjadi Kak?' tanya Adit.

Nah Adit, setelah Nabi Musa ditepi Laut Merah, jelas saya pada anak-anak Amalia. Tampak dari kejauhan pasukan Fir'aun semakin mendekat. Melihat hal itu pengikut Nabi Musa ketakutan. Mereka menghadapi situasi tidak mudah dan berbahaya. Mereka tidak mampu menghadapi Raja Fir'aun dan pasukannya karena kaumnya Nabi Musa terdiri dari laki-laki tidak bersenjata, perempuan dan anak-anak.

'Wah seru nih,' kata Irji. Lola menyuruh diam Irji dengan menaruh telunjuk jarinya dibibir. 'Kaumnya Nabi Musa tentunya kalah ya kalo menghadapi pasukannya Nabi Musa?' tanya Irji. 'Ya kalah dong..' kata Lola. Begitulah anak-anak Amalia tengah asyik didalam imajinasinya sendiri dengan saling berdiskusi.

Kemudian Alloh SWT mewahyukan kepada Nabi Musa agar memukul tongkatnya ke tanah. Tiba-tiba laut terbelah menjadi dua bagian sehingga dibagian tengahnya dapat dilewati. Nabi Musa dan pengikutnya segera melewati lautan. Fir'aun dan pasukannya ikut menyusul menyeberangi lautan yang terbelah, namun ditengah menyeberangi lautan Alloh SWT mengalirkan kembali air lautnya sehingga Fir'aun dan pasukannya tenggelam.

Diakhir cerita saya menjelaskan kepada anak-anak Amalia bahwa kita harus yakin bahwa Alloh SWT akan selalu menjaga dan memelihara hamba-hambaNya yang beriman seperti kita, anak-anak Amalia karena Alloh SWT tidak akan membiarkan hamba-hambaNya yang beriman menghadapi kesulitan maupun kesukaran. Salah satu sifat Alloh SWT adalah Al-Wakil, Al-Wakil artinya Maha Pemelihara semua makhlukNya sehingga tidak ada satupun makhluk yang terlepas dari urusanNya.

--
Demikian itu adalah Alloh, Tuhan kamu, Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. dan Dia adalah Maha Pemelihara segala sesuatu (QS: Al-Anam:102) .

By: agussyafii

Tanda Syukur


'Bagaimana kita mensyukuri atas nikmat dan karuniaNya?' 'Apa yang harus kita kerjakan?' 'Bukankah sholat merupakan sebagai tanda syukur kita kepada Sang Khaliq atas semua limpahan nikmat yang kita terima sebagai hamba?' Begitulah kira-kira yang dilontarkan oleh seorang bapak dengan raut muka yang bersahaja. Sore itu beliau sudah berjanji ingin bersilaturahmi ke Rumah Amalia. Kunjungannya yang tidak begitu lama namun banyak mutiara-mutiara hikmah yang saya dapatkan dari beliau yaitu tentang tanda syukur. Sebagai seorang insan yang begitu besar dikarunia limpahan nikmat beliau sering melakukan perjalanan untuk kegiatan usahanya namun disisi lain kegiatan ibadah terlupakan. Setiap kali berkuamndang adzan staf dan karyawannya menunaikan sholat, malah dirinya sebagai atasan tidak pernah mengerjakan sholat.

'Bapak sudah sholat?'tanya salahsatu stafnya ketika semua stafnya hendak menunaikan sholat. Saya memang tengah berjalan lambat laun untuk menghindar, dengan rikuh segera saya menjawab bahwa saya sudah sholat, tuturnya. Begitulah setiap saat jawabannya. Saya sebenarnya tapi apa boleh buat, saya tidak mungkin mengatakan kepada staf dan karyawan saya jika saya tidak bisa sholat? ucap beliau lirih. Sambil menunggu orang-orang sedang sholat, saya duduk terdiam sendirian. Tak berapa lama saya tersentak kaget. Saya merasa pipi saya ada yang menampar dengan keras, belum habis keheranan saya, ketika terdengar suara, 'Begitu besar karunia yang diberikanNya kepadamu, kenapa kamu tidak pernah bersyukur?' bisik suara itu yang terdengar keras ditelinganya. Saya mencari sumber suara itu, suara siapakah gerangan? Saya juga tidak tahu, tuturnya.

Tak ada orang disekitar saya dan memang kehadiran suara itu tidak begitu menjadi pikiran, yang ada justru saya merasa terbangun dari sebuah mimpi buruk yang berkepanjangan. Saya meratapi diri, saya malu terhadap diri sendiri sebagai seorang pimpinan sebuah perusahaan setiap kali mengucapkan salam, doa untuk keselamatan bagi setiap orang yang saya jumpai. 'Ya Alloh..' desisnya pelan menengadahkan kepala dengan mata berkaca-kaca. 'Apa artinya segala yang telah saya lakukan selama ini?' Padahal Engkau telah melimpahkan rahmat yang begitu besar pada hambaMu ini, memberi materi, anak-anak yang sehat, istri yang setia, Engkau pula yang telah memberikan usia yang panjang. Tapi pernahkah hambaMu ini ingat akan bekal untuk menghadapMu? ' ucapnya.

Kejadian demi kejadia tergambar begitu nyata dimatanya. Sampai tak sadar bahwa orang-orang dikantornya telah selesai sholat. Buru-buru saya mengusap air mata dan bergabung kembali dengan mereka. Hari itu juga dengan niat sungguh-sungguh saya harus membangun tiang agama sebagai tanda syukur atas semua nikmat dan karuniaNya.

'Saya merasa malu terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain, dalam seusia saya setengah abad ini, saya baru sadar dan mau belajar sholat. a[akah tidak terlambat mas agus? tanyanya.

'Tidak Pak..Tidak ada kata terlambat dalam berbuat kebaikan,' jawab saya kepada beliau. Sore itu menjadi teramat indah. Di Rumah Amalia bunga-bunga dihalaman nampak bermekaran, burung-burung beterbangan seolah bersenandung memanjatkan kebesaranNya. Hidayah telah membukakan pintu hatinya, kehidupan menyambutnya penuh sukacita. Kalaulah batin manusia yang dahaga, telah beberapa tahun kering kerontang tak pernah mendapatkan setetes airpun lalu mendapatkan segelas air segar. Beliau menemukan kesejukan dan kesegaran menjalankan ibadah sebagai tanda syukur terhadap semua nikmat dan karuniaNya.

----
'Ya Tuhanku. Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan sholat.' (QS. Ibrahim: 40).

By: agussyafii

Injakan Kaki Diatas Kepala


'Bagaimana perasaan kita jika kepala kita ada yang menginjak? apakah kita berhak untuk marah?' Begitulah yang dirasakan pemuda itu. Insiden terjadi disaat dirinya tengah mengerjakan sholat. Ketika ditengah khusyuknya dia bersujud, tiba-tiba dikejutkan dengan sebuah kaki yang menginjak kepalanya. Awalnya pemuda itu marah, begitu bangun dari sujudnya seolah tersadar apa yang sebenarnya terjadi, ternyata yang menginjak kepala adalah seorang kakek yang tua renta. Lantas berkali-kali pemuda itu beristighfar hampir saja dirinya mencengkram krah baju sang kakek tua.

Air matanya terus mengalir, ditengah kegalauannya hidup, hendak memohon pertolongan kepada Alloh SWT yang terjadi malah sebuah kejadian yang menyakitkan dirinya. 'Apakah sebenarnya yang terjadi?' ucap pemuda itu. 'Apakah ini sebuah jawaban dari Alloh? Sungguh betapa hinanya aku bila tidak memahami betapa kecilnya diriku dan betapa Maha Besarnya Engkau Ya Alloh.' tuturnya dalam hati. Pemuda itu raut wajahnya berubah. Amarahnya berubah menjadi senyuman. Injakan kaki sang kakek tua itu telah menyadarkan atas kesombongan yang ada pada dirinnya. pemuda itu telah menemukan makna sujud dari peristiwa itu. Masalah hidup yang telah membuat hatinya galaupun berlalu begitu saja. Pemuda itu menyelesaikan sholat dengan hati penuh riang dan gembira. Kegembiraan itu juga dirasakan seluruh keluarganya.

Sang Khaliq selalu hadir dengan yang dipahami maupun yang tidak bisa dipahami oleh kita. Alloh SWT Yang Maha Besar hadir dengan cara yang tidak terbatas. Kewajiban kita adalah selalu merasakan kehadiranNya dibalik setiap peristiwa. Ada kehadiranNya dibalik nikmat, Ada kehadiranNya dibalik kesusahan. Ada kehadiranNya dibalik senyuman dan ada juga kehadiranNya dibalik 'injakan kaki' diatas kepala kita. Dia Yang Maha Agung juga hadir dalam keindahan lautan, dalam hutan nan hujau, maupun dalam setiap peristiwa besar yang kita alami sekarang ini bahwa bencana alam yang terjadi secara berturut-turut menyadarkan diri kita ada bencana sosial ditengah kehidupan bangsa ini. 'Apakah kita menyadari hal ini adalah sebuah injakan kaki dikepala agar kita kembali kepadaNya?'

---
'Sesungguhnya kami hanyalah milik Alloh dan sesungguhnya hanya kepadaNyalah kita akan dikembalikan. “Ya Alloh, berilah kami pahala dalam musibah ini dan berilah kepada kami gantinya dengan yang lebih baik daripadanya. ' (HR. Muslim).

Wassalam,

Menggemari Buku


Sabtu pagi jam 9, anak-anak Amalia berangkat bersama-sama ke Indonesia Book Fair, JCC, Senayan. Bersama Lusi, Atun, Mona, Rizki, Novi, Ari, Egi dan Hana penuh kegembiraan. Kegembiraan itu terpancar dari raut wajahnya dengan senyuman. Begitu kami sampai anak-anak sudah berlarian. Indonesia Book Fair nampak meriah, banyak orang-orang yang memenuhi setiap stan bahkan disalahsatu stan Hana sibuk dengan komputer interaktifnya. Sementara kakak-kakaknya sedang asyik membaca. Rizki menggemari buku yang berjudul 'Master Sulap.' Rizki sedang membayangkan dirinya seolah Dedy Corbuzse Sang Master. Mona dan Lusi membaca buku resep makanan, Novi terlihat lebih asyik dengan komik bergambar.

Biasanya kami di Rumah Amalia senantiasa menugaskan anak-anak agar membaca salahsatu buku kemudian merangkum. Setelah merangkum maka mereka menceritakan pada teman-temannya dengan demikian anak-anak menjadi menggemari buku. Menggemari buku akan membuka cakrawala anak-anak untuk meluaskan pemikiran. membaca, menulis dan bermain merupakan sebuah rangkaian belajar yang tidak pernah berhenti. Bagian yang paling penting dari proses belajar secara terus menerus.

Saya teringat ketika Baginda Nabi Muhamad SAW menerima wahyu pertama kali yang berbunyi, Iqra bismirrobikal ladzi kholaq, 'Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan. ' Pesannya adalah agar kita senantiasa membaca. Membaca buku, membaca rangkaian setiap peristiwa yang berada disekeliling kita agar kita menjadi orang yang selalu peduli. Dengan menggemari buku maka anak-anak mengasah kepekaan pikiran dan perasaan yang ada pada dirinya.

Itulah sebabnya kepergian kami ke Indonesia Book Fair merupakan upaya agar anak-anak Amalia menggemari buku dan kami juga sempat sejenak mendengarkan diskusi menarik tentang buku 'Api Sejarah' namun saya lupa nama penulisnya. Berbagai buku dilahapnya sampai habis bahkan ada buku yang menarik, disebutnya dengan 'Talking Book.' Buku yang bisa berbicara, Hana putri saya mencoba 'Talking Book' mudah dan sederhana karena ada peralatan elektroniknya namun sayang masih terasa mahal untuk kami. Pada sesi terakhir kami memasuki salahsatu stan dan anak-anak mendapatkan buku serta majalah komik gratis sebagai hadiah untuk anak-anak Amalia yang selalu menggemari buku. 'terima kasih kak..' ucap anak-anak Amalia dengan wajah tersenyum penuh kebahagiaan.

---
'Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk dari Alloh dan mereka itulah ulul albab' (QS. 3:7).


By: agussyafii

Anak Penjual Koran


Panas terik menyengat Jakarta. Sehabis sholat dhuhur perut keroncongan. Melangkahkan kaki hendak makan siang menjadi bersemangat. Warung Padang siang itu menjadi pilihan buat saya. Saya memesan ayam goreng dengan kuah rendang. Ditemani dengan air putih membuat tubuh menjadi segar. Anak kecil berlari menawarkan koran. 'Korannya om?' katanya. 'Ehm..korannya apa aja ya?' tanya saya. Anak itu menunjukkan semua korannya. Saya kemudian mengambilnya satu. Saya sodorkan sepuluh ribuan. Dia berikan kembaliannya beberapa lembar ribuan.

'Bagaimana kalo kita makan bareng,'kata saya. Anak itu belum sempat menjawab. Saya memesankan satu porsi dengan ayam goreng. wajahnya tersenyum, matanya berbinar-binar, begitu hidangan ayam gorengnya datang. Langsung disantapnya dengan lahapn ayam goreng dan kuah rendang. Makan berdua menjadi terasa nikmat sekali buat saya.

Saya teringat ada seorang teman yang mengeluh ditengah berlimpahnya materi malah kehilangan rasa nikmat makan apapun. Barangkali nikmat dalam menyantap makanan berbanding lurus dengan status sosial dan gaya hidup kita. Semakin tinggi status sosial seseorang dan gaya hidupnya juga meningkat. Berarti lidahpun menjadi terbiasa menikmati hidangan-hidangan mewah sehingga makin berkurang rasa nikmat makanan-makanan yang sederhana. Makanan yang sederhana begitu nikmat bagi orang seperti saya.

Siang itu kami berdua nambah nasi putih. Dia bercerita setiap hari jualan koran dari pagi sampai siang untuk membantu ibunya. Setelah jualan koran, dia berangkat sekolah. Tak lama kemudian dia, selesai makan anak penjual koran itu bergegas merapikan korannya. tak lupa berkali-kali mengucapkan terima kasih. Dari jauh nampak melemparkan senyum.

Sejak itu, sesekali kami berdua makan siang bareng. Menikmati ayam goreng dengan kuah rendang. Ditambah sambal ijonya yang begitu nendang. Tidak lupa menyantap setiap hidangan dengan penuh syukur, 'Terima kasih Ya Alloh atas karuniaMu dihari ini..' Amin..

---
'Sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberikan balasan kepada orang-orang yang bersyukur (QS. Al-Qamar [54]:35).

By: agussyafii

Petualangan Yang Indah


Semenjak Hana putri saya bisa menulis, semuanya tempat dijadikan media untuk menulis. buku, dinding, lantai, kursi, bahkan kipas yang terbuat dari bambu juga tidak luput dari coretannya. Awal huruf yang ditulis adalah huruf O. Semuanya tempat banyak tertulis huruf O. Sampai dijalanan kalau bertemu dengan huruf, Hana berteriak, 'ayah..huruf O..' Teriakan Hana seperti ilmuwan yang menemukan teori baru. Hidupnya menjadi sebuah petualangan yang indah untuk menulis dan berburu huruf O.

Pernah satu hari kami bersama Hana berjalan-jalan bertemu dengan mobil yang tertulis nama perusahaannya. Hana tiba-tiba berlari menghitung huruf O yang ada di body mobil itu. Ternyata ada 4 huruf. Wajahnya terlihat memerah, matanya berbinar-binar. 'Ayah, ada 4 huruf O...' teriaknya. Hana berlarian menikmati kegembiraan dalam petualangannya berburu huruf O.

Dimata anak-anak kita, hidup bagaikan sebuah petualangan disetiap sudut dunia terasa indah, menakjubkan dan menggairahkan. Mengenali dan mengalami kebaikan dan keindahan disetiap petualangannya adalah sebuah kesadaran pribadi yang membangun cara pandangnya terhadap dunia menjadi positif. Seringkali kita sebagai orang tua malah kehilangan moment untuk bisa menikmati keindahan dan kebahagiaan sebagai yang dirasakan anak-anak kita yang begitu menikmati disetiap keindahan dan kebahagiaan disetiap petualangannya.

Mencoret disetiap dinding dengan huruf O memang mengotori dinding dan lantai, Berburu huruf O disetiap perjalanan memang melelahkan namun itulah petualangan yang penuh kegembiraan pada Hana, putri saya, sebab itulah lingkungan sangat berpengaruh kuat dalam membangun karakter pada anak. Ketika pikiran dan hati anak-anak kita penuh keindahan dan kebaikan maka tidak ada lagi tempat dipikiran dan hatinya kebencian dan keburukan pada siapapun.

--
'Sesungguhnya Alloh SWT itu Indah dan menyukai keindahan. Kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.' (HR. Muslim)

By: agussyafii

Senandung Hati


Air matanya mengalir begitu saja, tangis dan isak tak kuasa dibendungnya. Keputusannya adalah pilihan hidup. Hatinya terasa perih tapi semua membuat dirinya menjadi tegar. Kehidupan bagai drama yang penuh konflik dan intrik. Ada perang batin dihatinya. Keteguhannya untuk menjadi orang yang baik diterpa gelombang samudra kehidupan tiada habisnya, kemudian harus ada pula cerita perkawinannya yang kandas ditengah batu karang. Semua itu tetap dijalaninya dengan tegar. 'Keteguhan saya dalam menerima semua cobaan ini semata-mata karena dalam hati saya telah ngendap iman.' begitu tuturnya pada saya malam itu.

Anak-anak Amalia malam itu bersenandung shalawat pada Nabi, shalawat itu menyejukkan hati siapa saja yang mendengarkan. Sebuah oase dalam gurun yang tandus dan gersang ditengah kehidupan metropolitan yang tiada habis mengejar nafsu duniawi. Berlimpah dalam materi namun kering kerontang dalam spiritualitas. Ditengah ramai dan maraknya namun merasa sepi dan sunyi dalam kesendirian. Shalawat itu bagai hujan rintik-rintik setelah musim kemarau yang berkepanjangan. Suaranya lembut, merdu, menyentuh hati yang paling dalam.

Shalawat membuat hati sang ibu yang malam itu datang ke Rumah Amalia menangis. Dari kecil, dirinya sudah berlagak seperti artis, menyanyi, bermain sinetron bahkan ketika beranjak dewasa sampai harus pergi ke Jakarta untuk menjadi audisi poto model. Awalnya orang tuanya melarang namun tekad keras mampu melunakkan hati orang tuanya. Bukan kesuksesan yang didapat, dirinya malah terjerumus didunia malam. Kesadarannya menyentak. Tatkala pada suatu malam dirinya mendengarkan suara adzan. Suara itu mengingatkan kembali untuk kembali ke jalan yang benar. Banyak diantara teman-temannya melecehkan dan mengatakan 'sok alim,' 'sok suci,' bahkan sampai diancam dan teror dari orang-orang yang tida suka atas keputusannya.

Ditengah kegalauan hidupnya menentramkan hatinya, Sang Khaliq mempertemukan dirinya dengan seorang laki-laki yang membimbingnya. kehidupan rumah tangganya terasa begitu indah dan damai. orang tuanya sampai menangis tersedu melihat perubahan dalam diri putrinya. Ayahnya yang bijak selalu mengingatkan bahwa hidup adalah 'senandung hati yang tidak pernah menentu.' karena mengikuti irama hati yang senantiasa berubah. Hanya berserah diri kepada Allohlah yang akan menyelamatkan dirinya.

'Ketika saya benar-benar berserah diri kepada Alloh SWT untuk berjalan yang lurus, saya mendapatkan kekuatan batin yang luar biasa mas agus syafii. Badai gelombang kehidupan datang silih berganti. jika bukan karena iman, hidup saya sudah terpuruk.' tuturnya.

'Cobaan yang paling dahsyat adalah disaat saya harus menerima kenyataan perkawinan saya harus berakhir,' lanjutnya. Sementara dua anak yang kami sayangi telah terlahir didunia. kehidupan keluarga kami yang begitu indah kemudian mesti berpisah, 'bagi saya itu cobaan teramat berat.Sesuatu yang membuat saya menganggap diri saya telah gagal untuk yang kedua kalinya.' katanya dalam isak dan tangis. Malam itu setelah sang ibu mengambil air wudlu, kami bersama-sama anak-anak Amalia berdoa untuk ketabahan hati beliau agar dikuatkan imannya agar ikhlas menerima 'garis kehidupan' yang sudah ditetapkan oleh Alloh SWT.

Sampai pada suatu hari saya diundang oleh sang ibu pada acara syukuran khitanan putra beliau. wajahnya terlihat segar dan penuh tawa. Rasa syukur dipanjatkan kepada Alloh diucapkan berkali-kali. 'Terima kasih ya mas agus sudah menguatkan hati saya..'katanya. Senandung hati telah berubah dalam kegembiraan, menebarkan cinta dan kasih sayang untuk anak-anak yang disayanginya. Keberkahan terasa pada dirinya memancar pada setiap langkah membawa kebaikan dan ketetraman bagi orang-orang disekelilingnya. Subhannallah. .

By: agussyafii

Bermain Sehat Untuk Anak


Malam Jumat anak-anak Amalia (Anak-anak Insan Mulia) setelah belajar mengaji, bermain ular naga panjangnya. Dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama, bernyanyi dengan membentuk terowongan dan kelompok kedua menyusul sebagai ularnya. Pada permainan berikutnya, anak-anak Amalia bermain gelombang laut. Semua berteriak 'wwuuu, wuuuu, wuuu.' menirukan suara gelombang dilaut.

Anak-anak Amalia dengan wajah tersenyum cerah, permainan-permainan ini menumbuhkan kesadaran dan pola pikir organik pada diri mereka. Pola pikir semua menang, semua untung dan semua bergembira. Wajah penuh senyuman dan kegembiraan pada anak-anak Amalia sangat positif dalam pertumbuhan jiwa mereka.

Kita tentu masih ingat dengan segala permainan yang pernah kita lakukan semasa kecil. Berawal permainan pada masa kecil kita tak terasa mulai terkena racun. Racun itu sebuah semangat saling mengalahkan dan membinasakan. Racun itu telah mengendam dalam alam bawah sadar kita. Membentuk pola pikir kita yang ampuh penghancur semesta. Penghancuran itu kita bisa saksikan dalam kehidupan sehari-hari bahkan caci maki, kebencian, fitnah, kekerasan dipertontonkan secara vulgar. Mengapa dalam sebuah permainan harus selalu ada yang menang dan yang kalah? Dengan kata lain harus ada satu yang hancur. Tak adakah permainan yang memenangkan kedua belah pihak?

Saling mendukung dan tumbuh bersama. Dunia ini akan tumbuh secara organik, bila kita sejak awal mengajarkan terhadap anak-anak kita bermain bersama secara organik. Bermain secara organik berarti tak ada yang kalah. Semua menang bersama, untung bersama dan bergembira bersama. Kerelaan untuk memberi dan melayani kepada sesama maupun mahluk lain adalah permainan organik. Mengendam dalam alam bawah sadar kita. Membangun pola pikir yang ampuh menjaga harmoni untuk hidup bersama. Saling menghormati dan mencintai sesama serta menjaga kelestarian alam sebagai sebuah tanggungjawab sosial. Anak-anak kita menjadi tumbuh sehat dan berpikir sehat bahwa semua makhluk dan alam sebuah satu kesatuan yang holistik.

Jika kita ingin mendapatkan lebih banyak, berikanlah lebih banyak. Semuanya berproses sebagai bagian hukum alam. menanam dan memupuk dengan tekun agar kita memetik panen yang berlimpah untuk diri kita, sesama dan alam semesta.

---
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar, (Ar-Ruum (31): 41)

By: agussyafii

Kesalahan yang Dibiarkan


Pada suatu hari ada dua anak ABG sedang mengendarai motor, tiba di lampu merah pengemudi tetap melaju dengan kecepatan tinggi. Temannya yang membonceng dibelakangnya bertanya, 'Tadi lampu merah, kenapa masih ngebut aja?' Dengan tanpa merasa bersalah pengemudi motor itu mengatakan kepada temannya, 'Kakakku juga melakukannya dan ternyata masih tetap selamat sampai hari ini.'

Kejadian itu terus berulang dan jawabannya selalu sama. Sampai pada perjalanan berikutnya pada waktu lampu menyala hijau tanpa diduga justru sang pengemudi motor malah menghentikan kendaraannya. 'Lampu hijau kok malah berhenti?

'Aku lebih menyayangi nyawaku,' jawabnya.

'Mengapa begitu?' tanya pemboncengnya.

'Kamu kan tahu kelakuan kakakku, Aku Khawatir, dia tiba-tiba nyelonong dilampu merah sebelah sana,' kata sang pengemudi motor sambil menunjukkan arah yang berseberangan jalan.

Begitulah kita, seringkali membiarkan sebuah kesalahan secara terus menerus tanpa ada yang berani mengoreksi maka kesalahan itu berubah menjadi kebenaran. Demikian juga dengan kebenaran yang terus menerus dikondisikan sebagai kesalahan maka kebenaran akan berubah menjadi sebuah kesalahan. Seperti halnya seorang koruptor jika ditampilkan secara terus menerus oleh media sebagai sosok pahlawan maka pandangan masyarakat akan menganggap bahwa koruptor itu memang seorang pahlawan. Sedangkan bila ada orang yang bersih dan lurus ditampilkan sebagai orang yang bodoh dan naif maka masyarakatpun akan menganggap orang itu bodoh dan naif.

Jadi sebaiknya kita senantiasa jernih dalam menyikapi setiap peristiwa, jangan sampai kita terjebak dalam sebuah pembiaran, kesalahan menjadi kebenaran ataupun kebenaran menjadi kesalahan.

---
'Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.' (QS. 49:6).

By: agussyafii

Dilarang Mubazir


Pada suatu pesta pernikahan. Ramai dengan tamu undangan dan hadirin untuk turut berbahagia nampak sudah selesai. Pada petugas katering sibuk untuk membereskan peralatan tapi ada hal yang aneh mereka lihat sebab semua makanan terlihat utuh, bila ada yang dimakan hanya sedikit saja. Pemilik katering memanggil petugas katering. 'Kenapa banyak makanan yang utuh? apa makanannya tidak enak? bukankah ini mubazir?'

Ternyata belakangan diketahui bahwa hampir semua MC pada resepsi acara pernikahan selalu mengucapkan kata yang sama, 'Silahkan para hadirin dan tamu undangan untuk mencicipi hidangan yang telah tersedia.' Jadi kebanyakan tamu tidaklah makan namun hanya sekedar mencicipi semua makanan yang ada.

Barangkali inilah gambaran kemubaziran yang telah menjadi kebiasaan secara masif. Betapa banyak pesta pernikahan untuk biaya makanan yang dikeluarkan bisa mencapai puluhan juta rupiah menjadi mubazir karena makanan banyak yang terbuang. Bukankah Baginda Nabi Muhamad SAW mengajarkan kepada kita 'almubadzirina ikhwanasyaiton' artinya Kemubaziran itu temannya setan.

Disiapkannya hidangan makanan pada setiap acara pesta pernikahan atau pesta yang lainanya begitu sangat melimpah, merupakan ujian buat para tamu, seringkali kita tidak tahan ujian dengan mengambil begitu banyak makanan yang melampui batas kemampuan kita untuk menyantap sehingga yang terjadi kemubaziran terjadi secara massal dan hegemonik. Kita bisa bayangkan betapa sungguh indahnya hidup ini makanan yang terbuang dan mubazir itu juga bisa dinikmati oleh anak-anak yatim dan saudara-saudara kita yang membutuhkan. Sepatutnya kita memerlukan pola baru agar kemubaziran tidak terjadi pada sebuah pesta pernikahan.

Pesta pernikahan menjadi begitu indah, agung dan penuh berkah karena makanan yang dinikmati oleh hadirin dan tamu undangan tanpa ada yang terbuang sia-sia. Kemubaziran patut kita hindarkan dengan mengingatkan hadirin seperti rambu lalu lintas tanda dilarang parkir. kita juga perlu membuat rambu dilarang mubazir tepat disamping tulisan 'Selamat Menikmati.'

By: agussyafii