Rabu, 29 September 2010

Selamat Dari Kehancuran

Di Rumah Amalia seorang bapak bertutur kepada saya, pertengkaran demi pertengkaran mewarnai rumah tangga kami, tak terelakkan lagi. Sampai pada suatu hari istrinya mengancam, memaksa minta cerai. Dalam keadaan emosi dirinya menjawab tantangan itu, 'Siapa takut? Ayo kita urus..!' Meskipun orang tua dan saudaranya menahan agar bersabar, toh istrinya tetap memaksa malam itu juga pulang ke rumah orang tuanya dengan membawa anak laki-lakinya yang baru berumur satu tahun, sementara anak laki-laki yang sulung berumur empat tahun tetap bersamanya.

Setelah bepergian istrinya, terasa betapa repotnya harus memasak, mengurus rumah tangga, mencuci, membersihkan lantai, memandikan anak, memakaikan baju, menyuapi. Padahal dirinya juga harus membuka toko yang ada di depan rumah. Rasa sepi, marah, dendam, kecewa, kesal atas semua yang terjadi bercampur aduk dalam pikirannya. Hidupnya menjadi kacau, rumah dan tokonya lama-lama tak terurus, anaknya dan dirinya terbengkalai, mulailah terseret oleh pengaruh judi dan kehidupan malam. Makin lama usahanya semakin habis. Orang tuanya marah atas semua kelakuaan dan cara hidupnya.

Matanya nampak berkaca-kaca, wajahnya terlihat letih. Malam itu di Rumah Amalia terasa hening. Tidak lama kemudian istri saya menyuguhkan teh manis dan kue. Beberapa kali terlihat tangannya menyeka air mata yang sudah berjatuhan dipipinya. Saya kemudian mempersilahkan untuk mengambil air wudhu dan mengingatkan bahwa apapun yang terjadi pada dirinya untuk mengembalikan semua masalah hidupnya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan menerima dengan ikhlas apapun yang telah terjadi. 'Jemputlah istri dan meminta maaf adalah tindakan mulia agar semuanya berkumpul kembali,' pesan saya padanya sebelum akhirnya pamit pulang.

Tidak peduli akan harga diri atau kesombongan. Dirinya dan anaknya membutuhkan sosok istrinya dalam segala hal, meski dia tahu bagaimana kelakuan dan sifatnnya. Berkali-kali menjemput istrinya meskipun orang tua melarang untuk merendahkan diri sedemikian rupa. Akhirnya sang istri mau kembali ke rumah. Hari-hari berlalu jauh lebih indah dibanding sebelumnya. Keadaan ekonomi semakin membaik, kata-kata pahit yang biasa keluar sudah dilupakan. Suara lantunan ayat suci al-Quran senantiasa terdengar setiap sehabis sholat maghrib. Ujian dan cobaan yang Allah berikan pada keluargannya telah mampu dilewatinya dengan baik. Keluarganya selamat dari kehancuran dengan memohon pertolongan kepada Allah.

Di hari kemenangan, bersama istri dan anak-anaknya, beliau hadir dengan wajah penuh senyuman, senyum penuh keberkahan dan kemuliaan di Rumah Amalia. Hari yang indah terasa syahdu disaat berkumandang takbir menyentuh kalbu. Saya juga bisa merasakan kebahagiaan yang begitu indah. 'Terima kasih Mas Agus, Alhamdulillah, Segala Puji Bagi Allah. Allah begitu sangat menyayangi kami sekeluarga yang telah menyelamatkan kami dari kehancuran,' ucapnya penuh syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Subhanallah. .

By: agussyafii

Sholat Sebagai Mi'rajnya Seorang Mukmin

Pandangan bahwa sholat adalah mikrajnya kaum beriman merujuk pada pendapat yang kedua, yakni bermi`raj secara spiritual. Sholat yang khusyu` dimungkinkan dapat mengantarkan orang mukmin berjumpa, ber muwajahah, ber muhawarah dan ber munajat, berkomunikasi secara intens dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala Bagaimana caranya?

Imam Gazali dalam Ihya `Ulumuddin menyebut enam makna batin yang dapat menyempurnakan makna sholat, yaitu ; (1) kehadiran hati, (2) kefahaman, (3) ta`zim, mengagungkan Allah, (4) segan, haibah, (5). Berharap, raja, dan (6) malu.

1. Yang dimaksud dengan kehadiran hati (hudur al qalb) dalam sholat ialah bersihnya hati dari
hal-hal yang tidak semestinya terlintas di dalam sholat, sinkron antara apa yang diucapkan dalam sholat dengan apa yang difikirkan.

2. Yang dimaksud dengan kefahaman, tafahhum, adalah faham terhadap makna dari apa yang diucapkan dalam sholat. Kefahaman akan makna yang dibaca akan dapat membantu menghadirkan hati.

3. Yang dimaksud dengan ta`zim ialah sikap hormat kepada Allah. Ta`zim merupakan buah dari dua pengetahuan, yaitu pengetahuan penghayatan atas kebesaran Allah dan kesadaran akan kehinaan dan keterbatasan dirinya sebagai makhluk.

4. Yang dimaksud dengan haibah ialah perasaan takut kepada Allah yang bersumber dari kesadaran bahwa kekuasaan Allah itu amat besar dan efektif serta menyadari bahwa hukum Allah atau sunnatullah itu pasti berlaku. Oleh karena itu ia sangat takut melanggar hukun-hukumnya, karena akibatnya merupakan satu kepastian.

5. Yang dimaksud dengan raja’, penuh harap, adalah selalu berfikir
positif bahwa Allah Maha lembut dan luas kasih sayangNya. Di dalam sholat, perasaan harap dan cemas silih berganti, cemas takut melanggar, dan berharap memperoleh rahmatNya.

6. Sedangkan perasaan malu, haya’ kepada Allah bersumber dari kesadaran akan banyaknya kekurangan pada dirinya dalam menjalankan ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala..

Menurut Imam Gazali, jika ke enam hal itu berkumpul pada orang sholat, maka hatinya akan menjadi khusyu` karena seluruh cita rasanya, seluruh kesadarannya, tertuju hanya kepada Yang Satu, Yang Maha Agung, yang dihormati, ditakuti, tapi menjadi tumpuan harapannya. Aisyah pernah menceriterakan bahwa di luar sholat, Nabi biasa berbincang-bincang akrab dengan siapapun, tetapi ketika sedang sholat, beliau seakan-akan tidak mengenal orang lain, dan Aisyahpun bersikap seperti tidak mengenal beliau.

Khusyu akan mudah dicapai oleh orang yang lurus pandangan hidupnya, karena kekeliruan pandangan
hidup akan menyulitkan pemusatan perhatian dalam beribadah. Kelezatan bermunajat hanya dimiliki oleh orang yang sudah tidak lagi mencintai harta benda duniawi, karena seperti yang dikatakan oleh al Gazali bahwa orang yang masih bergembira dengan harta benda, apalagi yang masih mencampur adukkan kebaikan dengan keburukan, ia tidak dapat bergembira dalam bermunajat kepada Allah. Cinta harta dan cinta kepada akhirat tidak bisa menyatu dalam satu wadah.

By:agussyafii

Rabu, 15 September 2010

Hadirnya Sang Buah Hati


Disaat hari raya Idul Fitri, kami di Rumah Amalia saya mendapatkan kunjungan dari seorang sahabat bersama istri dan putrinya yang cantik yang berumur satu tahun. Setelah menginjak sebelas tahun pernikahannya namun buah hati yang dinantikan akhirnya terwujud.

Diawal pernikahannya belum dikaruniai anak tentunya mereka risau dan gelisah. Kondisi seperti ini biasanya setiap pasangan menjadi merasakan beban paling berat. Padahal semua itu bukanlah kesalahan suami atau istri, melainkan karena Allah memang belum berkenan menitipkan momongan. Berjalan seiring waktu, ikhtiar juga dilakukan, mereka berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan kondisi dinyatakan sehat. Dokter memberikan beberapa obat untuk memperbaiki vitalitas namun sayang pengobatan oleh dokter belum membuahkan hasil.

Sebagai gantinya beralih dengan pengobatan herbal dan alternatif lainnya, tetapi sayang semuanya tidak menampakkan hasil. Seiring perjalanan waktu, kesabaran dan pasrahan kepada Allah tertanam dilubuk hatinya. Pasangan itu menyadari hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang berkuasa memberikan keturunan kepada siapapun yang dikehendakiNya. Keinginan untuk memiliki anak tak pernah terhenti dan tetap bedoa, menyerahkan urusannya hanya kepada Allah.

Sampai suatu hari beliau bersama istri tercinta berkunjung ke Rumah Amalia. Berniat untuk bershodaqoh dan berdoa bersama anak-anak Amalia agar Allah berkenan mengabulkan doanya untuk segera mendapatkan momongan. Namun tak disangka-sangka, Allah berkenan mengabulkan doanya yang beliau panjatkan, terlebih saat berdoa di Rumah Amalia.

Setahun setelah dari Rumah Amalia, istrinya hamil dan melahirkan dengan selamat. Beliau bersama istrinya menikmati buah kesabaran dan kepasrahannya. Mereka telah dikaruniai putri yang cantik. Mereka bersyukur setelah sebelas tahun pernikahannya , akhirnya Allah melimpahkan karuniaNya berupa seorang putri yang lucu. Subhanallah. .

By: agussyafii

Selasa, 14 September 2010

Pahlawan Bagi Anak Kita


Pernah satu hari anak-anak Amalia mendapatkan tugas menggambar dengan tema cita-citaku. Salah satu anak Amalia menggambar sosok yang berdiri di depan murid-muridnya. 'Ini cita-citamu jadi apa?' tanya saya. 'Jadi guru, seperti Kak Agus.' jawabnya dengan suara yang lantang. Wajah dan gerak tubuhnya dengan penuh kebanggaan. Terdengar suara Anak-anak Amalia yang lainnya tertawa. Suara menjadi riuh ramai. Kegembiraan terpancar dari wajahnya.

Anak-anak pada dasarnya membutuhkan sosok pahlawan, yang akan membuat dirinya tumbuh menjadi dewasa sebagai pribadi yang bangga dan membanggakan. Mereka membutuhkan orang yang dikagumi. Orang yang kuat saat bersamanya dan mereka merasa terlindungi. Kehadiran sahabat yang menuntun dan mendorong mereka tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan mandiri. Anak-anak membutuhkan teladan.

Pernah saya melihat Hana (5 th), putri saya yang menirukan cara saya berbicara di depan anak-anak Amalia. Saya sempat bertanya padanya, 'kenapa menirukan Ayah?' Hana menjawabnya, 'Ayah hebat!' Saya baru menyadari bahwa anak membutuhkan sosok pahlawan untuk dijadikan teladan.

Anak adalah amanah Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Jadikanlah diri kita sebagai orang tua yang mencontohkan kegembiraan dalam memenangkan kualitas hidup yang lebih baik, agar anak-anak kita juga bersemangat untuk menjadi diri mereka sebagai insan yang bahagia, tumbuh sehat, cara pandang yang lurus dan iman yang kuat. Bagi anak, sosok pahlawan adalah orang yang mampu menuntun, mendorong, mengokohkan jiwa dan mampu mencintainya dengan setulus hati.

By: agussyafii

Minggu, 12 September 2010

Memaafkan Itu Menyehatkan


'Balaslah perbuatan mereka setimpal dengan apa yang mereka perbuat kepadamu. Namun jika engkau lebih memilih menahan diri itu lebih baik.' (QS. An-nahl : 125). Penjelasan diatas bahwa obat terbaik untuk menyembuhkan sakit hati adalah tidak membalas sakit hati dengan menyakiti melainkan dengan menahan diri kemudian memaafkan. Lantas bagaimana caranya?

Pertama, sadarilah bahwa menyakiti orang lain adalah sebuah kesalahan. Membalas sakit hati dengan menyakiti berarti kita lebih buruk daripada mereka maka lebih baik menahan diri kemudian memaafkan. Kedua, Setelah kita mampu menahan diri dan ini yang paling tidak mudah adalah menyayangi orang yang menyakiti kita sebagai sesama hamba Allah.

Kapan saat yang tepat kita memaafkan? Disaat kita merasakan sakit hati maka disaat itu pula, maafkanlah!. Maaf diperlukan untuk mengobati luka hati yang kita derita begitu teramat dalam, dan berkepanjangan, tak terlupakan. Sebab jika tidak memaafkan luka itu justru akan semakin mendalam dan membusuk di hati kita. Maka memaafkan berarti menyembuhkan dan memulihkan luka dihati. Jadilah pemaaf sebab kebaikan maaf ternyata berpulang pada diri kita sendiri, orang yang pemaaf adalah orang yang hidup sehat dan bahagia, sebab memaafkan hanya akan dilakukan oleh orang yang memiliki hati yang berlimpah kebahagiaan.

By: agussyafii

Sabtu, 11 September 2010

Arti Kemenangan


Ramadhan telah berlalu namun perjuangan tidak akan pernah usai. Apapun yang kita perjuangkan melalui pertarungan pasti merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kita. Sebab itu anda dikenal dari apa yang anda pertarungkan. Bila hal kecil yang tidak penting, cukup untuk anda membuat bertarung dengan orang lain maka kecil dan tidak pentinglah anda. Bila yang anda perjuangkan adalah hal-hal yang mulia dan bernilai, maka mulia dan bernilailah anda.

Contoh yang ditunjukkan Thariq Bin Ziyad dengan membakar kapal cermin dari semangat dan daya juang yang tinggi dengan pasukannya menaklukkan Spanyol. Seorang Mukmin yang memiliki semangat tinggi dalam memperjuangkan apa yang diyakininya. Daya juang yang tinggi tercermin dari kesiapan mereka untuk mengorbankan apa yang dimilikinya, harta dan jiwa untuk menggapai keridhaan Allah Subhanahu Wa ta'ala.

'Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan atau merasa berat dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah, yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.' (QS. 9 : 41).

Api semangat menyala-nyala dalam dada Thariq beserta segenap pasukannya, api itu membakar spirit mereka untuk mencapai apa yang diperjuangkan menjadi 'Result' yang diharapkan yaitu menaklukkan Spanyol. Karena semangat Thariq memiliki tempat yang khusus, tumbuh subur dan berkembang diranah keimanan. Keimanan kepada Allah adalah bahan bakar yang tiada habis yang menyalakan api semangat perjuangan.

Kegigihan pada perjuangan hidup yang tumbuh diatas iman akan terus tumbuh dengan dzikir, makin banyak mengingat Allah, semakin yakin akan pertolonganNya, karena orang yang gigih akan konsisten menghadapi fase-fase perjuangan dan selalu berorientasi pada hasil, 'result oriented' yaitu kemenangan yang mendapatkan keridhaan Allah.

Memang dibutuhkan sebuah keberanian untuk 'syahid' mempertahankan sebuah prinsip tetapi dibutuhkan keberanian yang jauh lebih besar lagi agar tetap hidup dan berjaya dalam sebuah prinsip dan itulah sebuah pilihan yang indah. Seperti yang diucapkan oleh Thariq Bin Ziyad yang sangat terkenal, 'Kita hadir untuk menang bukan menjadi pecundang.' Sebuah kemenangan yang mendapatkan keridhaan Allah, kemenangan mengalahkan hawa nafsu diri kita membawanya ke alam kejayaan.

By: agussyafii

Rabu, 08 September 2010

Minal Aidin wal Faizin


Insya Allah besok hari Jumat kita merayakan hari Idul Fitri. Orang akan saling bersalaman dan mengucapkan minal `a’idin wal fa’izin. Apa artinya ?Di depan kelas pak guru bertanya kepada murid-muridnya; apa artinya minal `a’idin wal fai’izin ? serempak murid-murid menjawab; Mohon maaf lahir batin. Demikianlah memang anggapan masyarakat umum atas kalimat itu, padahal salah. Kalimat minal `a’idin adalah kependekan dari do’a Allohumma ‘ij`alna minal `a’idin waj`alna minal fa’izin, artinya; Ya Allah setelah berpuasa ini, jadikanlah kami termasuk orang yang bisa kembali (ke fitrah kami) dan sukses.

Apakah fitrah itu ? kata hadis Nabi, setiap manusia lahir dalam keadaan fitrah. Fitrah adalah keadaan semula jadi, atau potensi dasar insan. Seperti apa potensi itu ? Pada dasarnya jiwa manusia itu sempurna, memiliki kemampuan membedakan yang buruk dari yang baik, memiliki kecenderungan kepada agama yang benar, memiliki kecenderungan lupa, mesra juga bergolak. Fitrah dasar manusia itu dapat dilihat ada bayi yang baru lahir, simpatik, menarik, lugu dan jujur. Semua aspek dari bayi itu menarik hati, tangisnya, geraknya bahkan pipisnya. Tidak ada seorangpun yang marah jika dipipisi bayi. Akan tetapi bersamaan dengan perjalanan waktu, yakni ketika sang bayi tumbuh dan berinteraksi dengan lingkungan, beraktualisasi diri, maka mulailah terjadi distorsi dari fitrahnya. Ketika anak-anak, ia mulai bandel dan rewel, ketika remaja ia bisa berbohong dan tawuran, ketika dewasa ia bisa merekayasa segala sesuatu secara curang demi untuk kepentingan diri, dan ketika
ia berada pada puncak karir, ia bisa berubah menjadi jahat dan menyebalkan.

Nah, ibadah puasa dengan segala kelengkapannya dapat secara perlahan-lahan mengembalikan penyimpangan itu mendekat kepada fitrahnya yang jujur dan simpatik. Dalam berpuasa diajarkan untuk rendah hati kepada sesama, di dalam berpuasa diajarkan untuk kembali tekun beribadah, didalam berpuasa diajarkan untuk banyak memberi kepada orang lain, diajarkan untuk tidak berkata-kata kecuali yang benar, diajarkan untuk tidak melihat kecuali sesuatu yang halal, diajarkan untuk tidak mendengar kecuali sesuatu yang halal di dengar. Bohong, bergunjing, gossip, fitnah, adu domba, bertengkar, maksiat dan semua yang tercela secara keras tidak boleh dikerjakan selagi dalam bulan puasa. Jika itu semua diperhatikan maka seorang yang sudah sangat menyebalkan bisa berubah menjadi simpatik kembali. Mungkinkah ?

Belajarlah kepada ulat bulu yang sangat menjijikkan. Ketika ia bertekad untuk berpuasa dengan masuk ke dalam kepompong, dan di dalam kepompong selama tigapuluh enam hari hanya berzikir, maka ketika keluar dari kepompong, ia sudah berubah total dari ulat bulu yang menjijikkan menjadi kupu-kupu yang sangat menarik, berwarna warni terbang kian kemari.

By: agussyafii

Selasa, 07 September 2010

Penderitaan Membuat Kita Menjadi Kuat


Pernahkah anda ketika sedang bersemangat menjalankan ibadah dan merasa nyaman sebagai orang yang beriman malah datang ujian dan cobaan yang bertubi-tubi. Tanpa kita sadari dihati kecil mengatakan, ' Ya Allah bukankah aku sedang berusaha menjadi hambaMu yang taat, kenapa Engkau malah mengirimkan ujian dan cobaan dalam hidup? Setiap hari aku berdoa, sholat dan berpuasa dibulan suci ramadhan ini, kenapa Engkau berikan penderitaan dalam hidupku?

Semakin tinggi iman seseorang bukanlah berarti sudah tidak ada lagi ujian, cobaan dan penderitaan yang terjadi malah semakin berat ujian yang Allah berikan kepada kita. Semua itu bertujuan agar kita menjadi kuat. Iman yang kuat tidak akan roboh oleh ujian, cobaan dan penderitaan malah semakin mengokohkan di dalam hati kita bahwa hidup kita berada di dalam kuasa dan kehendak Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Tetapi bila iman hanya sebatas bibir, sedikit ujian akan membuatnya jatuh tersungkur dan kembali kufur.

'Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang yang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan dengan berbagai macam cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, 'Kapankah datangnya pertolongan Allah?' Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu sangatlah dekat. (QS. al-Baqarah : 214).

Oleh sebab itu Allah menimpakan penderitaan kepada hambaNya untuk membuktikan apakah iman anda benar-benar kuat ataukah hanya sebatas bibir saja. Apakah anda ingin mendapatkan cinta Allah agar mencapai kebahagiaan yang hakiki? Semua itu tidaklah mudah. Kita harus menjalani kehidupan yang berat ini. Setiap tetesan air mata adalah permata dan setiap penderitaan adalah kekuatan. Berkah ini adalah rahmat yang besar dari Allah bagi orang-orang yang beriman.

'Tidaklah seorang Muslim menderita karena kesedihan, penderitaan, kesusahan, kepayahan, penyakit dan gangguan dari yang menusuk tubuhnya kecuali dengan itu Allah mengampuni dosa-dosanya. ' (HR. Bukhari).

Jadi sebenarnya anda harus bersyukur jika diberi ujian, cobaan dan penderitaan. Itu bertanda Allah telah memilih anda untuk menjadi kuat, agar membimbing dan menuntun orang lain menuju jalan yang benar, dijalan yang diridhoi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

By: agussyafii

Silaturahmi: Selamat Mudik, Hati2 Di Jalan Ya ...


Setiapkali lebaran, terminal bus, stasiun kereta dan bahkan pelabuhan dan bandara dipenuhi oleh calon penumpang. Jalan raya pantura macet total menjelang hari lebaran. Mau kemana mereka, dan apa sebenarnya yang mereka cari ? Yah mereka mau mudik, mau pulang kampung. Apa yang mendorong mereka mau bersusah payah mudik lebaran ? Ada dua hal: pertama tradisi lebaran yang sudah ratusan tahun. Tradisi mempunyai kekuatan luar biasa dalam menggerakkan aktifitas sosial. Tradisi juga menjadi benteng dari nilai-nilai budaya. Kedua; Tradisi mudik menjadi lebih kuat karena di dalamnya ada nuansa agama, yaitu silaturrahmi. Manusia adalah makhluk sosial, oleh karena itu dorongan untuk bertemu keluarga dan teman-teman lama di kampung halaman berasal dari fitrah sosialnya. Bagi santri, mudik menjadi bernuansa religius karena silaturrahmi memang perintah agama.

Secara harfiah, silaturrahmi artinya menyambung persaudaraan atau menyambung tali kasih sayang. Agama melarang jutek atau marahan. Suami isteri yang sedang marahan oleh agama ditolerir hanya selama tiga hari. Lebih dari tiga hari mereka diancam dengan dosa. Sebenarnya silaturrahmi tidak dibatasi oleh Idul Fitri. Setiap saat kita dianjurkan untuk menebar salam, menebar silaturrahmi. Dengan silaturrahmi, fitnah bisa diredam, salah faham bisa terkoreksi, permusuhan bisa menurun.

Menurut hadis Nabi, siaturrahmi mengandung dua kebaikan, yaitu menambah umur dan menambah rizki. Yang dimaksud dengan nambah umur bukan tahunnya, tetapi maknanya. Ada orang yang umurnya pendek tapi maknanya panjang, sebaliknya ada orang yang umurnya panjang tetapi justeru tak bermakna. Silaturrahmi akan menambah makna umur kita karena di dalamnya ada unsur perkenalan, publikasi, belajar, apresiasi disamping rizki. Yang kedua silaturahmi bisa menambah rizki. Rizki dari silaturrahmi bisa bisa berupa uang, makanan, persaudaraan, jaringan, pekerjaan, jodoh, besanan, pengalaman, ilmu dan sebagainya. Rizki itu sendiri artinya semua hal yang berfaedah (kullu ma yustafadu). Uang yang kita terima menjadi rizki jika ia membawa faedah. Kenaikan pangkat menjadi rizki jika membawa faedah. Isteri atau suami adalah rizki jika membawa faedah. Jika kesemuanya itu tidak membawa faedah meski jumlahnya banyak, maka itu bukan rizki, tetapi bencana. Betapa banyak orang
ketika penghasilannya pas-pasan hidupnya berbahagia dengan anak isterinya, tetapi ketika naik pangkat dan penghasilannya besar justeru kelakuannya menjadi berubah dan akhirnya keluarganya menjadi berantakan. Nah naik pangkat dan uang banyak itu ternyata belum tentu menjadi rizki keluarga, sebaliknya malah menjadi bencana baginya.

Lalu bagaimana caranya bersilaturahmi ? ada empat cara . Pertama dengan kirim salam. Kedua bisa dengan kirim sms atau email. Ketiga berkunjung, bertatap muka. Ke empat, meski tidak mudik tetapi jika bingkisannya nyampai, weselnya nyampai, itu juga silaturrahmi. Nah yang paling sempurna adalah gabungan dari empat cara itu; jauh-jauh sudah kirim salam, kemudian disusul sms atau telpon bahwa akan mudik, tolong di jemput di stasiun, ketiga benar-benar mudik sekaligus membawa tentengan. Selamat bersilaturrahmi, minal `a’idin wal fa’izin, kullu `amin wa antum bi khoir, taqabbalallahu minna wa minkum.

By: agussyafii

Sabtu, 04 September 2010

Menggapai Kasih Sayang Allah


Betapa indah dan mulianya hidup kita bila memiliki hati yang tidak punya ruang untuk membenci dan menyakiti orang lain. Yang ada hanya ruang senyuman dan cinta kasih yang tidak pernah kering, senantiasa berlimpah mengalir untuk sesama. Senyuman dan cinta kasih menyegarkan jiwa siapapun yang mendapatkannya. Alangkah indahnya hidup ini bila kita menjadi sumber mata air yang melimpahkan senyuman dan cinta kasih.

Setiap orang selalu ingin tampil cantik atau tampan. Sesederhana apapun kita selalu berusaha tampil indah mempesona, sedap dipandang mata. Namun kecantikan dan ketampanan tidaklah kekal dan abadi. Seiring waktu tubuh kita melemah dan tidak menawan lagi. Hanya kecantikan batinlah yang bisa menjadi abadi. Itulah kecantikan hati.

Kecantikan Hati bisa menjadi milik siapapun. Tidak peduli semenarik apapun dirinya dan sesederhana apapun penampilannya. Bila ada orang yang memiliki hati yang indah akan memancarkan pada wajah, perilaku dan tutur katanya, banyak sekali teman-teman yang datang untuk menghampiri dirinya, sekedar untuk singgah dan mendapatkan kesejukan jiwa. Semua menjadi terasa indah dipandang karena kekuatan keindahannya ada di dalam diri yang memancar keluar. Pancaran keindahan hati yang banyak dicari karena bersumber dari Kasih Sayang Allah.

Apabila bibir kita tersenyum, mampukah hati kita juga tersenyum? Disaat tangan memberi, apakah hati kita dengan tulus untuk berbagi? Jadikanlah hati kita memancarkan keindahan yang melimpahkan senyuman dan kasih sayang bagi sesama, sebab hanya dengan melimpahnya kasih sayang bagi sesama kita bisa menggapai kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

By: agussyafii

Buanglah Dendam Anda


Bila kita disakiti oleh orang biasanya kita ingin membalas perbuatan orang yang menyakiti kita. Hati kita dikotori dengan nafsu dendam. Hati kita sering berkata-kata sendiri, 'Kamulah yang menyebabkan saya seperti ini! Aku akan balas perbuatanmu! Aku akan hancurkan kamu! Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengingatkan betapa mulianya orang yang mampu memaafkan.

'Dan bagi orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan dzalim mereka membela diri. Dan balasan suatu kejahatan yang serupa maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berbuat dzalim. (QS. asy-Syuura : 39-40).

Bila anda disakiti oleh orang yang anda cintai atau orang lain berarti anda termasuk orang yang diberikan rahmat oleh Allah karena orang yang teraniaya sebenarnya diuji sekaligus diberikan pahala yang besar oleh Allah. Ujian itu memberikan kita pilihan, pertama, kita akan membalas perbuatan mereka atau kita memaafkannya. Bila kita mampu bersabar dan memaafkan maka Allah melimpahkan pahala yang besar sekali.

Memang sulit untuk memaafkan orang yang telah menyakiti hati kita, namun cobalah untuk memaafkan, Insya Allah hati kita menjadi tenteram dan bahagia. Bahkan Allah berkenan mengijabah doa yang kita panjatkan. 'Berhati-hatilah kalian, janganlah menganiaya orang lain karena doa orang yang teraniaya tidak ada lagi penghalang antara dirinya dengan Allah.' (HR. Muslim).

Bila anda sedang disakiti oleh orang lain atau didzalimi maka Allah membukakan pintu terkabulnya doa bagi anda. Maka pergunakanlah kesempatan itu untuk berdoa dan memohon kepada Allah untuk bisa menggapai kemuliaan dan kebahagiaan dalam hidup kita.

Jadi, Buanglah dendam anda!

By: agussyafii

Ampunilah dosa-dosa hambaMu ini Ya Allah ...


Abu Abdurrahman al-Asadi bertanya kepada Said Bin Abdul Azis, 'Tangisan apa ini yang terdengar ketika engkau sholat?' Said balik bertanya, 'Kenapa Engkau bertanya seperti itu?'

Abu Abdurrahman menjawab, 'Wahai saudaraku semoga Allah memberikan hidayah untukku dengan pertanyaan itu.' Said mengatakan, 'Setiap saya sholat selalu membayangkan siksa api neraka bila Allah tidak mengampuni dosa-dosa yang pernah saya lakukan.'

Itulah tanda-tanda orang yang khusyuk dalam sholatnya, Allah berfirman 'Sesungguhnya, beruntunglah mereka yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyuk dalam sholatnya (al-Mukminun : 1-2).

Khusyuk di dalam sholat memaksa jatuhnya air mata karena kecintaan dan takut dosanya tidak diampuni oleh Allah serta membayangkan siksa api neraka di depan mata kita disetiap sholat. Sementara ada orang yang sholat hanya mekanistik, tiada sebuah kesadaran. Hanya menggugurkan kewajiban semata, sesungguhnya sholat seperti ini adalah badan yang mati, berbeda dengan orang yang sholat memiliki sebuah kesadaran diri untuk Menangis dan meneteskan air mata memohon ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Ampunilah dosa-dosa hambaMu ini Ya Allah...

By: agussyafii

Rabu, 01 September 2010

Buanglah Perasaan Negatif


Ketika kita sedang dilanda gelisah, marah, benci, risau, dendam, putus asa, sedih kita tidak bisa memendam dalam diri kita sendiri. Apabila tidak tersalurkan akan menjadi 'bisul' bernanah dalam hati kita dan berakibat lebih buruk untuk kesehatan ruhani kita. Sangat dianjurkan untuk curhat dan berdoa. Apabila ada seseorang yang mampu membimbing kita, memberikan pencerahan maka perasaan sedih menjadi terasa lebih ringan. Jika tidak bisa dengan lisan, bisa juga secara tulisan.

Misalnya dengan menulis, seperti menulis distatus FB, menulis puisi atau irama lagu. Menulislah untuk menumpahkan isi hati. Atau dengan cara yang paling mudah anda bisa lakukan. Tentunya banyak cara yang bisa dilakukan. Jangan biarkan perasaan duka merusak jiwa kita.

Berdoa merupakan bentuk curhat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang paling efektif untuk membuang perasaan negatif dan mengubahnya menjadi perasaan yang positif. Kita bisa mencoba menguraikan perasaan sedih, ketidak berdayaan, kekecewaan, harapan, keinginan maka perasaan kita bisa menjadi lebih ringan. Itulah sebabnya berdoa sangat membantu kita. Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan hambaNya berjalan dalam kesendirian. Allah Menyayangi dan menunjukkan solusi yang terbaik untuk kita.

Bila anda telah merasa lega, jika beban dihati sudah terangkat, jika kesedihan anda telah berkurang, ucapkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala karena hanya Allahlah yang memberikan kesedihan dan hanya Allahlah yang mampu mengangkat kesedihan itu dari hati anda. Bersyukurlah dan jangan sampai kembali melupakan Allah. Ingatlah, disaat sedih kita berdoa sepanjang hari agar kesedihan segera diangkat tetapi jika Allah telah mengangkat kesedihan itu janganlah menjadi lalai dan melupakan Allah.

'Dan mereka berkata, 'Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.' (QS. Faathir : 34).

By: agussyafii

Ya Allah, Hindarkanlah Aku Dari Su'ul Khatimah


Setiap kali setelah selesai sholat, terkadang meneteskan air mata tidak terasa. Ada yang yang bertanya, 'kenapa menangis?' 'untuk apa menangis?' Entah kenapa rasanya tidak bisa dijelaskan kenapa kita harus menangis dan menangis untuk apa terus menangisi siapa. Hanya teringat bahwa al-Quran mengajarkan kita satu doa agar terhindar dari su'ul khatimah atau kematian yang buruk.

'Rabbana la tuzig qulubana ba'da idz hadaitana wahablana min ladunka rahmah, innaka antal wahab' 'Ya Allah, janganlah Engkau gelincirkan hati kami setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, anugerahkanlah kepada kami kasih sayangMu, Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi anugerah.'

Menangis memohon ampun agar Allah berkenan menjadikan ujung hidup kita ini dengan kebaikan bukan 'su'ul khatimah' (Kematian yang buruk). Ciri-ciri su'ul khatimah adalah mengalami bencana setelah mendapatkan anugerah, mengalami kehinaan setelah kemuliaan, mengalami kemalangan setelah keberuntungan. Di dalam al-Quran, Allah berfirman.

'Allah berikan perumpamaan satu negeri yang aman tenteram dan damai, rizkinya datang melimpah dari setiap penjuru lalu penduduk itu ingkar kepada nikmat Allah dan Allah menimpakan kepada mereka kelaparan dan ketakutan karena apa yang telah mereka lakukan. (QS. an-Nahl : 112).

Begitulah gambaran negeri yang memperoleh su'ul khatimah adalah negeri yang semula makmur, memperoleh rizki dari berbagai penjuru tetapi karena ingkar kepada Allah, mereka memperoleh bencana demi bencana. Dalam ciri yang lain adalah mengalami kedurhakaan setelah memperoleh ketaqwaan. Orang yang masa mudanya sangat taat menjalankan ibadah, banyak melakukan amal shaleh tetapi diujung hidupnya mengalir kekayaan dan kemakmuran namun malah membuat dirinya ingkar kepada Allah diakhir hidupnya justru tergelincir mengalami Su'ul Khatimah (Kematian yang buruk).

banyak kisah orang yang sholeh, akhlaknya baik dan ahli ibadah justru mengakhiri hidupnya sebagai orang yang ingkar kepada Allah. Sudah sepatutnya kita menangis, merendahkan diri dihadapan Allah dan memohon ampun kepadaNya agar kita diberi husnul khatimah (Kematian Yang Baik), akhir yang baik dalam hidup kita. Setiap air mata yang menetes dalam memanjatkan doa supaya Allah Subhanahu Wa Ta'ala meneguhkan langkah-langkah kita di jalan yang benar. Amin.

Sudahkan kita menangis?

By: agussyafii