Senin, 29 November 2010

Guncangan Yang Kita Butuhkan

Sebuah guncangan di dalam hidup ini lebih baik daripada nikmat yang membuat kita lupa diri kepada Allah. Apapun yang tidak kita sukai menjadi sangat bermanfaat karena membuat diri kita semakin mendekat diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala daripada yang kita sukai namun membuat kita terlena.

Bagi seorang Mukmin ketika mendapatkan musibah, ujian dan cobaan menjadikan semakin sadar betapa lemahnya kita di dalam hidup ini. Itulah sebabnya semakin berat guncangan yang dihadapi maka semakin kokoh iman kita, semakin bermanfaat bagi diri kita karena semakin mampu berserah diri kepada Allah. berusaha untuk tetap maju, berpikir positif dan fokus upaya menyelesaikan masalah.

Adapun bagi orang yang ingkar, membuat dirinya tidak mau tunduk, berpikir negatif dan dendam terhadap segala sesuatunya. Pikiran negatif, konsentrasinya pada kemungkinan yang terburuk dan perasaannya dipenuhi prasangka buruk sehingga mempengaruhi perilaku dan semua aspek kehidupan bahkan semakin jauh dariNya, masuk kedalam gelombang kebinasaan. 'Dan sesungguhnya Kami telah pernah menimpakan adzab kepada mereka namun mereka tidak tunduk kepada Tuhan mereka dan juga tidak mau memohon (kepadaNya) dengan merendahkan diri.' (QS. al-Mukminuun : 76).

Teman, alangkah indahnya hidup ini bila setiap guncangan semakin mendekatkan diri kita kepada Allah. Selanjutnya kita memikirkan bagaimana menyikapi masalah yang sedang kita hadapi dan mencari jalan keluar, serta berusaha mengambil hikmah dan menjadikan hidup kita lebih baik.

by: M. Agus Syafii

Manfaat Membaca al-Quran

Pada suatu hari ada seorang ibu yang bertandang ke Rumah Amalia. Beliau bertanya, 'Mas Agus, saya kalo membaca kitab suci al-Quran kenapa kok nggak ngerti ya?' Saya kemudian balik bertanya, 'Bagian mana ibu tidak mengerti?' 'Pokoknya ya setiap kali membaca al-Quran.' Kali ini giliran saya yang bingung mendengar jawaban beliau.

Saya kemudian membantu menjelaskan dengan memberikan contoh, 'Ibu tahu saringan yang untuk memeras kelapa agar mendapatkan santan?' Beliau mengangguk, tanda mengerti maksud saya. 'Kalo ada saringan yang kotor dan ibu berkenan menaruhnya dibawah kran dengan air yang mengucur deras, apakah saringan itu bisa menampung air?' Beliau menggeleng kepala. 'Bila ibu terus mengucurkan air ke saringan kotor kira-kira apa yang terjadi?' Beliau tersenyum dan menjawab, 'Saringannya menjadi bersih Mas Agus.' 'Nah, seperti itulah kita, kalo kita mengaji atau membaca kitab suci al-Quran, mungkin ibu tidak mengerti namun bila ibu membacanya terus menerus, tentunya ibu menjadi mengerti. Jika ibu membacanya rajin tiap pagi atau sehabis sholat maghrib selain kita mendapatkan petunjuk dari Allah sekaligus membersihkan kotoran hati kita.' Wajah beliau nampak berseri-seri tanda mengerti apa yang saya maksud.

Teman, bila kita membaca novel, nonton TV atau Film, menghapal lagu paling cepat untuk mengerti dan menghapalnya. Namun bila untuk mengaji atau membaca kitab suci al-Quran baru satu ayat, mata sudah terasa lengket. Beberapa kali menguap. Baru lima menit membaca sudah seperti lima jam rasanya. Ketika kita bersungguh-sungguh untuk membaca dan meresapi isi kitab suci al-Quran akan banyak sekali manfaatnya dan meresapi makna yang terkandung di dalamnya, sangat terbukti untuk kegunaannya, membersihkan segala kotoran dihati kita, mendatangkan keberkahan, kebahagiaan dan keselamatan bagi hidup kita dan keluarga kita.

'Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjukkan orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya dan menunjukkan mereka ke jalan yang lurus.' (QS. al-Maidah :15-16).

Yuk, kita budayakan membaca al-Quran. Manfaatnya banyak sekali..!

by: M. Agus Syafii

Rabu, 24 November 2010

Doa Yang Terkabulkan

Seberapakah anda yakin terhadap doa yang anda panjatkan? Bila anda yakin terhadap yang anda mohonkan kepada Allah maka doa kita menjadi mudah dikabulkan. Lantas kenapa kita merasa begitu tidak mudahnya doa kita dikabulkan oleh jika memang Allah mengabulkan doa kita? Mulai hari ini yakinlah bahwa doa kita dikabulkan oleh Allah. Saya pernah bertemu dengan bapak yang memiliki seorang putri, istrinya yang dicintainya sedang sakit keras tergolek di rumah sakit, setiap hari beliau datang ke rumah sakit menggantikan bajunya dan juga berbincang. Dokternya seolah kehilangan harapan namun beliau sebagai suaminya yakin akan kesembuhan sang istri.

Sampai pada suatu hari, beliau melihat sebuah kenyataan istrinya tubuhnya sudah pulih kembali bahkan beberapa hari kemudian dinyatakan telah sembuh dari sakitnya. Pernah saya berbincang-bincang mengenai hal itu. Beliau bertutur, 'Saya yakin Allah akan Mengabulkan doa2 saya.' Keyakinan itulah yang menyebabkan doa2 beliau begitu mudah dikabulkan.

Ada tiga hal bagaimana agar doa kita terkabulkan.

1. Kualitas keimanan yang berdoa. Doa setiap hamba kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan dikabulkan sangat tergantung pada kualitas keimanan atau keyakinan hambanya yang berdoa. Ada seorang Istriyang berdoa ditengah malam senantiasa diiringi dengan tetesan air mata untuk suaminya yang selingkuh bertaubat dan pulang ke rumah. Keesokan harinya suami pulang ke rumah. Allah seperti menggiring suaminya ke jalan yang benar. Kualitas keyakinan istri akan dikabulkannya doa oleh Allah yang membuat doanya mudah dikabulkan.

'Berdoalah kepadaKu, niscaya Aku kabulkan.' (QS. Ghafir : 60).

2. Kualitas ketaqwaan yang berdoa. Setiap orang yang akan berdoa hendaknya meningkatkan keimanan dan ketaqwaanNya sehingga jika doa kita memang karena patut untuk dikabulkan. Saya pernah bertemu dengan seorang pengusaha yang mengalami kemajuan pesat didalam usahanya bertutur pada saya, kemajuan dibidang usaha berbanding lurus dengan kemajuan dibidang spiritual. Sholatnya ditingkatkan, shodaqohnya ditingkat, maka dengan sendirinya perusahaan meningkat pesat karena doa semua karyawannya. '

'Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa yang berserah diri kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. At-Thalaaq : 3).

3. Amal Kebaikan. Sebelum kita meminta dalam doa. Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan mengabulkan permintaan kita, jika memang kita memang telah pantas menerima nilai yang seharusnya kita terima. Berilah kontribusi lebih besar dari apa yang kita inginkan dalam doa. Amal kebaikan yang telah kita lakukan salah satu faktor penyebab dikabulkan sebuah doa. Lakukanlah amal kebaikan seperti menolong orang yang sedang dalam kesusahan maka Allah akan membantu kita ketika kita dalam kesulitan.

Barang siapa membantu orang yang sedang dalam kesulitan maka Allah akan membantunya di dunia dan di akhirat (H.R. Muslim)

Maka tidaklah mustahil kita adalah orang yang berdoa senantiasa dikabulkan oleh Allah karena memang kecintaan kita kepada Allah dan Allah mencintai kita. Sebagai seorang kekasih apapun yang diminta oleh pujaan hatiNya, apapun yang diminta akan selalu diberi. Bahkan sebelum memintapun sudah diberi. Alangkah indahnya bila hidup ini senantiasa bila hati kita dipenuhi dengan kecintaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

by: M. Agus Syafii

Selasa, 23 November 2010

Bentengilah Diri Dengan Sabar

Ketika kenyataan yang tak terelakkan, orang yang menjadi tempat kita bersandar telah tiada, terenggut dari sisi kita karena kematian atau perceraian maka kita merasakan sedih, duka, gelisah, takut, khawatir, benci, dendam, risau, sekaligus resah, campur aduk tak menentu dan tak tahu apa yang harus dilakukan, tentunya hal itu sangatlah manusiawi. Sepanjang anda tidak larut dalam kesedihan tak kunjung usai. Bersyukurlah bahwa perasaan itu normal karena respon dari apa yang sedang terjadi.

Takut dan khawatir merupakan kondisi yang layak dimiliki oleh setiap orang yang dalam proses penyesuaian dari arah kehidupan tanpa teman hidup. Anda tidak selamanya selalu dibantu dan dibimbing oleh pasangan hidup anda dan kini anda harus berjalan seorang diri, tentu saja merasa takut dan khawatir. Namun perasaan semacam itu tidak menjadi langkah anda terhambat. Kita adalah makhluk Allah yang dimuliakan olehNya. Setiap orang dari kita adalah pribadi yang berharga. Di dalam diri anda ada sumber untuk mengontrol kehidupan anda. Anda berhak memutuskan dan memilih apa yang hendak anda kerjakan. Anda juga berhak untuk menjadi bahagia, damai dan hidup mulia.

Kita patutlah menyadari bahwa kita tidak dapat mengontrol orang lain dan tindakannya, apapun yang dikerjakan olehnya, anda dapat menyarankan namun tidak bisa mengendalikan hati, pikiran dan keinginannya. Meski orang tersebut adalah anak, istri, suami bahkan orang tua anda sendiri bahkan orang yang bekerja dengan kita, yang menggaji kita, kita juga tidak berkuasa atas hati dan pikirannya. Memang benar bisa menyuruh pembantu atau bawahan, mereka mau melakukan apa yang kita minta tetapi kita tidak bisa mengendalikan hati dan pikirannya. Ada satu hal yang harus kita garis bawahi bahwa cinta dan kasih sayang tidak dapat dipaksakan. Dalam kasus perceraian atau perpisahan bekas pasangan hidup bisa saja tidak memberikan jaminan hidup sebagaimana yang diputuskan pengadilan, tidak menjenguk anak, seperti yang dijanjikannya, menyebarkan fitnah, kabar buruk tentang anda, berbagai hal yang membuat anda marah dan sakit hati. Cobalah untuk mengatasi dan keluar dari
prasangka buruk dengan segala daya dan upaya agar tidak membuat kita semakin terpuruk.

Benteng satu-satunya adalah kesabaran. Sabar berarti memusatkan diri untuk melihat kekuatan di dalam diri anda. Tak perlu menengok kanan dan kiri, siapa kira2 yang dapat menolong diri anda karena sesungguhnya yang bisa menolong adalah anda sendiri orangnya. Anda sendiri dengan segala kemampuan dengan pribadi anda yang kokoh dan mengagumkan dengan pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala anda dapat menyelamatkan hidup anda. Orang lain hanyalah faktor pendukung. Pusatnya adalah diri anda sendiri dan anda akan menemukan suatu kekuatan yang mengagumkan dalam diri anda yang selama ini anda tidak sadari yaitu kemampuan berserah diri kepada Allah. Berserah diri kepada apapun yang telah menjadi kehendakNya.

'Dan sungguh akan Kami beri cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berilah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila tertimpa musibah, mereka mengucapkan, 'Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepadaNya' Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.' (QS. al-Baqarah : 155-157).

by: M. Agus Syafii

Pengaruh Dzikir Terhadap Kesehatan Jiwa

Surat al-Ra'd / 13:28, menyebutkan bahwa dengan mengikat (dzkir) kepada Allah maka hati menjadi tenteram. Dzikir sebagai metode mencapai ketenangan hati dilakukan dengan tata-cara tertentu. Dzikir dipahami dan di ajarkan dengan mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah secara keras (dzikr jahr), dan dengan kalimat-kalimat thayyibah yang memfokus, dari kalimat syahadat La ilaha illa Allah ke lafazh Allah dan sampai ke lafazh hu.

Sebenarnya hubungan dzikir dengan ketentraman jiwa dapat dianalisis secara ilmiah. Dzikir secara lughawi artinya ingat atau menyebut. Jika diartikan menyebut maka peranan lisan lebih dominan, tetapi jika diartikan ingat, maka kegiatan berpikir dan merasa (kegiatan psikologis) yang lebih dominan. Dari segi ini maka ada dua alur pikir yang dapat diikuti:

a) Manusia memiliki potensi intelektual. Potensi itu cenderung aktif bekerja mencari jawab atas semua hal yang belum diketahuinya. Salah satu hal yang merangsang berpikir adalah adanya hukum kausalitas di muka bumi ini. Jika seseorang melahirkan suatu penemuan baru, bahwa A disebabkan B, maka berikutnya manusia tertantang untuk mencari apa yang menyebabkan B. Begitulah seterusnya sehingga setiap kebenaran yang di temukan oleh potensi intelektual manusia akan diikuti oleh penyelidikan berikutnya sampai menemukan kebenaran baru yang mengoreksi kebenaran yang lama, dan selanjutnya kebenaran yang lebih baru akan ditemukan mengoreksi kebenaran yang lebih lama.

Sebagai makhluk berfikir manusia tidak pernah merasa puas terhadap 'kebenaran ilmiah' sampai ia menemukan kebenaran perenial melalui jalan supra rasionalnya. Jika orang telah sampai kepada kebenaran ilahiah atau terpandunya pikir dan dzikir, maka ia tidak lagi tergoda untuk mencari kebenaran yang lain, dan ketika jiwa itu menjadi tenang, tidak gelisah dan tidak ada konflik batin. Selama manusia masih memikirkan ciptaan Allah SWT dengan segala hukum-hukumnya, maka hati tidak mungkin tenteram dalam arti tenteram yang sebenarnya, tetapi jika ia telah sampai kepada memikirkan Sang Pencipta dengan segala keagungannya, maka manusia tidak sempat lagi memikirkan yang lain, dan ketika itulah puncak ketenangan dan puncak kebahagiaan tercapai, dan ketika itulah tingkatan jiwa orang tersebut telah mencapai al- nafs al-muthma'innah.

b) Manusia memiliki kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas, tidak ada habis-habisnya, padahal apa yang dibutuhkan itu tidak pernah benar-benar dapat memuaskan (terbatas). Oleh karena itu selama manusia masih memburu yang terbatas, maka tidak mungkin ia memperoleh ketentraman, karena yang terbatas (duniawi) tidak dapat memuaskan yang tidak terbatas (nafsu dan keinginan). Akan tetapi, jika yang dikejar manusia itu Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang tidak terbatas kesempurnaan- Nya, maka dahaganya dapat terpuaskan. Jadi jika orang telah dapat selalu ingat (dzikir) kepada Allah maka jiwanya akan tenteram, karena 'dunia' manusia yang terbatas telah terpuaskan oleh rahmat Allah yang tidak terbatas.

Hanya manusia pada tingkat inilah yang layak menerima panggilan-Nya untuk kembali kepada-Nya dan untuk mencapai tingkat tersebut menurut al-Rozi hanya dimungkinkan bagi orang yang kuat potensinya dalam berpikir ketuhanan atau kuat dalam 'uzlah dan kontemplasi (tafakkur)-nya.

Jadi al-nafs al-muthma'innah adalah nafs yang takut kepada Allah, yakin akan berjumpa dengan-Nya, ridlo terhadap qodlo-Nya, puas terhadap pemberian-Nya, perasaannya tenteram, tidak takut dan sedih karena percaya kepada-Nya, dan emosinya stabil serta kokoh.

by: M. Agus Syafii

Mendayagunakan Kenangan

Setiap orang selalu memiliki kenangan yang pahit atau manis di dalam hidupnya, entah karena ucapan dan tindakan orang yang kita cintai atau orang lain yang menyakiti hati kita mungkin juga orang yang kita cintai tiba-tiba meninggalkan pergi begitu saja menjadi terpatri di dalam benak kita. Bahkan meninggal dunianya orang yang kita cintai meninggalkan kenangan indah dan manis. Pahit ataupun manisnya sebuah kenangan tetap menimbulkan rasa duka yang mendalam. Justru kenangan itu dapat didayagunakan untuk proses penyembuhan dan pemulihan.

Kenalilah bahwa mengakrabi realitas yang terjadi merupakan sesuatu yang penting. Tanpa tahu dan mengenal apa yang telah terjadi pada masa lalu kita, bagaimana kita dapat mengenali diri kita sendiri? Bagaimana mungkin memperbaiki kekurangan dan memanfaatkan kelebihan yang ada bila kita tidak mengetahui kekurangan dan kelebihan yang kita miliki? Maka tidak usah khawatir dengan kenangan apapun tetap teringat dalam pikiran anda, mari kita gunakan sebagai penyembuhan batin kita selanjutnya.

Mengingat masa lalu, melihat ke belakang, menyentuh masa silam, mungkin membuat kita menjadi terluka, marah, jengkel, dendam, bangga, penuh kerinduan, merasa tenteram, teringat kasih sayang kemudian sedih karena kenyataan yang ada. Berbagai perasaan menghantui kita setiap mengingat peristiwa masa lalu. Semua itu bukanlah salah, dalam ingatan kita semua memori dan kenangan mengenai peristiwa yang pernah kita alami tersimpan kesan kenyataan dan berbagai jenis perasaan, apabila kita mendayagunakan untuk menatap masa depan tentulah sangat bermanfaat.

Sholat dan berdoalah memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar mampu untuk mendayagunakan kenangan menjadi kekuatan untuk melangkah di masa depan. Doa merupakan media curhat kepada Allah. mengurai perasaan duka, ketidakberdayaan, kesedihan, kekecewaan, harapan dan keinginan. Dengan demikian perasaan kita menjadi lebih ringan. Itulah sebabnya sholat dan sabar sangat menolong kita. Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang senantiasa menemani kita sepanjang hidup. Tidak akan pernah meninggalkan kita dalam kesendirian dan kesepian.

'Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bersabar.' (QS. al-Baqarah : 153).

by: M. Agus Syafii

Minggu, 21 November 2010

Kuatkanlah Iman!

Siapapun orangnya bila mendadak tertimpa kedukaan akan selalu membuatnya menangis, tidak dapat menerima keadaan yang terjadi. Berbeda bila kita sudah memperhitungkan jika kematian diawali dengan sakit yang sudah cukup lama, maka rasa sakit mengiringi kepergian itu tidaklah begitu perih. Jika kematian, kehilangan atau perpisahan itu terjadi tiba-tiba sama sekali tidak kita duga maka hal itu cukup menimbulkan luka dihati yang teramat dalam.

Tergantung pada tingkat keimanan seseorang, bagi orang yang imannya tidak kokoh kehilangan orang yang dicintai membuat jiwa menjadi tidak terkontrol. Perasaan sedih pada awalnya dan tingkah laku sering membuat seseorang menjadi lupa diri. Dihadapan siapapun yang ia jumpai, ia akan menangis. Ada yang jatuh pingsan atau marah tidak terkendali.

Jika kesedihan sudah berlalu seiring waktu, maka mulai sadarkan diri. Menyambut teman yang datang, mulai menguasai diri, sedikit senyuman dan tidak terlalu larut dalam kedukaan. Demikian pula pada orang yang kehilangan orang yang dicintai karena berpisah akan selalu dihinggapi rasa marah, benci, dendam, kesal. Namun berjalan secara perlahan, sikap seseorang dalam menghadapi kedukaan akan berubah menjadi tenang. Jadi, kuatkanlah iman! Banyak kebaikan yang Allah berikan dalam hidup kita sekalipun hal itu telah membuat hati kita terasa perih, terluka dan kita tidak suka.

'Barangkali kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak' (QS. al-Baqarah : 216).

by: M. Agus Syafii

Sabtu, 20 November 2010

Cobaan Itu Berakhir Indah

Kebahagiaan adalah anugerah Allah yang diberikan kepada kita karena senantiasa bersyukur sekalipun kita sedang mendapat ujian, begitulah yang saya sampaikan kepada seorang bapak yang sore itu mampir ke Rumah Amalia. Di dalam perjalanan hidupnya mengarungi bahtera rumah tangga selama delapan tahun, mempunyai keluarga yang utuh, tiga anak yang manis, materi yang berlimpah. Sungguh anugerah yang tak terkira.

Namun ujian itu hadir justru tidak disangkanya. Seminggu setelah istrinya menjalani dinas keluar kota, terasa sikap istrinya mulai berubah. Gelisah dan selalu menghindari tatapan matanya. Ditepisnya segala prasangka buruk sampai kemudian dikejutkan dengan kenyataan bahwa sang istri mengatakan kepada dirinya sudah tidak cinta lagi bahkan meminta cerai. Ucapan itu seolah menusuk sampai ke ulu hatinya.

Berbalut kegelisahan yang tak tertahankan. Beliau hadir di Rumah Amalia dan bertanya, 'Apa yang sebenarnya terjadi Mas Agus? Apakah Allah sedang marah kepada saya?' Saya sampaikan bahwa sesungguhnya Allah sedang menunjukkan kasih sayangNya dengan adanya ujian tersebut. Maka saya mengajaknya untuk berdoa bersama, mengadu, menangis, memohon ampunan, kesabaran dan ketenangan hati hanya kepada Allah. Dan Allah sungguh Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Ditengah ketidakpastian masa depan rumah tangganya dan nasib sang buah hati, Beliau diberi ketenangan batin dalam menghadapi ujian. Allah menghilangkan kepedihan perlahan-lahan sehingga bisa memandang hidup ini dengan perasaan yang lebih optimis, berusaha memberikan kasih sayang yang lebih besar kepada anak-anak dan istrinya juga mampu lebih berserah diri kepada Allah. Enam bulan kemudian, Allah menunjukkan harapan yang lebih baik. Rumah tangganya lebih tenteram. Beliau bersama istri dan anak-anaknya telah sepakat untuk membina rumah tangga yang lebih baik. Cobaan itu berakhir dengan indahnya. Maha Suci Allah, Maha Kuasa Allah, Tolaklah bala' dengan doa.

'Obatilah orang yang sakit dengan sedekah, bentengilah harta kalian dengan zakat dan tolaklah bala' dengan doa' (HR. Baihaqi).

by: M. Agus Syafii

Selasa, 16 November 2010

Bertaubat

Sepulang sholat di masjid entah kenapa leher dan punggungunya terasa sakit. Sudah dibawa ke dokter namun tak kunjung sembuh. Istrinya selalu saja mengingatkan agar bersabar dan berusaha membesarkan hatinya. 'Ini ujian Pak..' Kata Istrinya. 'Kenapa aku selalu bernasib buruk? Apakah Allah dendam padaku?' ucap Laki-laki tua itu sambil menangis putus asa.

'Istighfar Pak, Allah tidak pernah dendam kepada kita. Untuk apa? Allah tidak membutuhkan apapun. Lanjut Istrinya. 'Tapi mengapa Allah menghukumku? Bukankah itu berarti Allah membenciku?' Isak tangisnya terdengar. 'Bukan benci Pak, itu tandanya Allah sayang ama kita. Allah mengingatkan agar kita segera bertaubat. Mungkin kita pernah melakukan perbuatan dosa yang tanpa kita sadari.'

'Aku banyak berdosa, istriku.' kata beliau, setelah itu terdiam membisu. Istri yang mendengar apa yang diucapkan suaminya menangis tersedu-sedu. Laki-laki tua itu mengelus kakinya yang terasa sakit luar biasa. Tiba-tiba mengatakan sesuatu. 'Aku melakukan perbuatan dosa yang begitu banyak. Aku hanya ingin bertaubat sebelum ajal itu tiba.' Istrinya tak kuasa membendung tangis berlari meninggalkan dalam kesendirian.

Sepeninggal istrinya, matanya menerawang bagaikan rekaman yang diputar ulang, makin lama bayangan itu makin terlihat jelas. Satu persatu wajah terlihat jelas. Wajah-wajah itu tersenyum mengejeknya. Ditangannya terselip amplop dengan nilai rupiah, izin proyek dua milyar, fee bertemu dengan kepala negara satu milyar, makelar kasus tiga milyar, uang jasa memenangkan tender satu juta US Dolar. Bayangan wajah- wajah menyeramkan itu menghilang berubah menjadi lorong bercahaya. 'Astaghfirullah, ampunilah aku Ya Allah..'ucapnya lirih, dengan wajah penuh dengan air mata kemudian terdiam untuk selamanya. Beliau memilih untuk bertaubat dan mengembalikan semua hartanya kepada negara. Allah telah berkenan membukakan pintu taubat.

by: M. Agus Syafii

Raihlah Keberkahan!

Raihlah keberkahan, karena hidup berkah akan selalu cukup dan kecukupan itu akan memperoleh keberkahan. Banyak orang yang meninggal dunia dalam keadaan merugi sebelum terwujudnya impian, belum sempat untuk beramal karena sibuk mengejar harta. Gemerlap dunia ibarat meminum air laut semakin banyak diminum semakin menambah rasa haus dan tidak pernah merasa cukup terhadap apa yang sudah dimiliki.

Orang yang tidak pernah puas maka ia tidak akan pernah bahagia. Hidupnya menjadi tidak berkah dan menderita. Namun orang yang merasa cukup dengan apa yang dimiliki maka Allah memberikan karuniaNya yang berlimpah. 'Barangsiapa yang memasrahkan kebutuhannya kepada Allah, niscaya Dia akan mendatangkan kepadanya rizki dengan segera atau menunda kematiannya. ' (HR. Ahmad).

Bila hidup kita berkah, akan selalu merasa cukup dan bila kita kita merasa berkecukupan maka kita memperoleh keberkahan. 'Sesungguhnya Allah yang Maha Luas karuniaNYa lagi Maha Tinggi, akan menguji setiap hambaNya dengan rizki yang telah Dia berikan kepadanya. Barangsiapa yang ridha dengan pemberian Allah maka Allah akan memberkahi dan melapangkan rizki untuknya dan barangsiapa yang tidak ridha niscaya rizkinya tidak diberkahi (HR. Ahmad).

by: M. Agus Syafii

Sabtu, 13 November 2010

Keharmonisan

Setiap pagi saya selalu saja melihat wajah istri yang tersenyum. sebuah senyuman membawa ketenteraman hati membuat kami terasa dekat. Makan nasi pecel ditambah dengan oseng jagung menjadi terasa nikmat. 'Mas, gimana enak nggak masakanku?' tanya istri. 'Iya, enak' Jawab saya. Mata istri saya berbinar-binar mendengar apa yang saya katakan padanya.

Obrolan sarapan pagi selalu saja makin nikmat rasanya, komunikasi antara suami isteri biasa sangat intens. Keharmonisan hubungan antara suami isteri dipengaruhi oleh kesamaan atau keseimbangan watak, temperamen, kesamaan hobbi, kedekatan visi. Keharmonisan suami dan isteri akan terwujud jika masing-masing berfikir untuk memberi, bukan untuk menuntut, saling menghargai, bukan saling merendahkan. Dalam kehidupan, seringkali dijumpai bahwa kesulitan yang dihadapi justeru mengandung hikmah yang besar, asal orang dapat menerima dan menghadapinya secara benar dan sabar.

'Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, pasangan hidup dan keturunan yang menenangkan hati bagi kami dan jadikanlah kami pemimpin orang-orang yang bertaqwa.' (QS. al-Furqan : 74).

by: M. agussyafii

Harapan Di Tengah Keputusasaan

Ada seorang pemuda yang menderita penyakit merasa nyeri pada bagian kaki. Kakinya sering bengkak. Awalnya ketika dibawa ke dokter namun dokter menyebutnya sebagai bengkak biasa tetapi makin lama bukannya sembuh malah bertambah nyeri dan semakin sering. Akhir mendatangi dokter ahli, setelah pemeriksaan sakit yang dideritanya adalah 'nacreous'. Mendengar nama penyakit itu membuat dirinya terkaget dan takut, Menurut dokter penyakit ini membahayakan ginjalnya bila dibiarkan terus, kalau sudah merusak ginjal maka keadaan akan semakin parah dan harapan sembuh akan tipis.

Tentu saja hal itu membuatnya terpukul dengan kenyataan itu. Dia teringat akan kedua orang tuanya, keinginan untuk membahagiakan menjadi terpupus selama-lamanya. Hati dalam kegelisahan, diselimuti oleh keputusasaan. Kebahagiaan dan tawa menjadi sirna dalam kabut yang menyelimuti hatinya. Beberapa beristighfar, memohon ampun kepada Allah. Air matanya mengalir dipipi, tak kuas menahan isak tangis. Hanya berharap dan memohon pertolonganNya. 'Ya Allah, ampunilah dosa-dosa hambaMu ini..' ucapnya lirih.

Dia kemudian tanpa menyia-nyiakan waktu untuk bersedekah dan berdoa bersama anak-anak Amalia. Kehadirannya nampak secercah harapan ditengah keputusasaannya. berdoa bersama memohon kepada Allah membawa ketenangan dalam hatinya. Dan alhamdulillah penyakit dikakinya sedikit demi sedikit menghilang dan beberapa hari kemudian dokter memberitahukan bahwa memiliki harapan untuk sembuh. Sampai akhirnya sembuh dan dalam keadaan sehat wal afiat. Allah memberikan kesembuhan baginya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

by: M. Agus Syafii

Jumat, 12 November 2010

Bersikaplah Optimis

Bersikaplah optimis karena optimis tertanam keyakinan akan datangnya kesembuhan ketika sakit, keyakinan akan datang kesuksesan ketika gagal, keyakinan akan datang bahagia ketika sedang bersedih, keyakinan akan datang kemuliaan ketika sedang terpuruk. keyakinan bahwa semua penderitaan akan berakhir dengan baik. Keyakinan akan dapat mengatasi berbagai kesulitan hidup dan hilangnya semua kesedihan maka menumbuhkan harapan dan percaya diri yang dapat menolak berbagai macam prasangka buruk yang menyebabkan putus asa, perasaan bersalah dan lemah tak berdaya yang membuat kita depresi serta jauh dari rahmat Allah.

Betapa indahnya bila kita bersikap optimis, yang membukakan pintu kebahagiaan, harapan dan ketenangan hati terhadap rasa pedih, menghimpun segala kekuatan dan membangkitkan semangat untuk mendapatkan pertolongan Allah. 'karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. (QS. al-Insyiraah : 5-6).

Jadi, kita tidak perlu merasa keberhasilan datangnya terlambat, tidak menjadikan diri kita menderita dan tidak gelisah menghadapi masa mendatang karena segala urusan dalam hidup kita berada dalam genggaman Allah. Berserah diri kepada Allah seluruh tubuh, pikiran, jiwa dan hidup kita kepada Allah, mengakui diri kita tidak memiliki daya dan upaya kecuali hanyalah Allah semata. Sikap inilah yang menumbuhkan optimis dalam hidup kita.

'Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.' (QS. at-Talaaq : 3).

by: M. Agus Syafii

Zaitun, Hapuslah AIr Matamu

Malam ini dingin terasa menusuk tulang. Anak-anak Amalia berkumpul dan berbagi cerita. Terdengar suara yang sedang bertutur, nampak anak-anak Amalia mendengarkan. Suasana riuh berubah menjadi hening. 'Mamahnya Zaitun berhenti di depan pintu menghalangi ayahnya jangan pergi namun ayahnya tetap meninggalkan rumah. Kemudian mamahnya juga pergi meninggalkan rumah.'

Suara itu bergetar. Zaitun menangis terisak-isak. Teman-temannya ikut menangis. 'Zaitun kangen ayah dan mamah.' Kata Zaitun lirih. Hati terasa perih. Bagaimana mungkin ada seorang ayah dan ibu yang tega meninggalkan anaknya dalam kesendirian. Diasuh oleh tetangganya, tanpa saudara dan kerabat.

'Kenapa anak sekecil Zaitun harus menanggung derita itu Ya Allah?' Hati kami bagai teriris dalam kesunyian. Merasakan betapa sakitnya hati Zaitun dalam kesendirian tanpa ayah dan ibu entah pergi kemana. 'Hapuslah air matamu Zaitun, masih ada kami yang menemani Zaitun.' Kata Riska memeluk Zaitun. Udara malam ini dingin terasa menusuk tulang, di Rumah Amalia terbanjiri air mata. Satu persatu anak-anak Amalia memeluk Zaitun seolah tak ingin berpisah karena kami bersama dalam suka maupun duka.

by: M. Agus Syafii

Kamis, 11 November 2010

Hidup Ini Indah

Hidup ini indah, apabila kita memiliki rasa kecukupan menerima karunia apapun yang diberikan Allah kepada kita, baik berupa materi, kesehatan, anak, pasangan hidup, rumah, kendaraan, juga pekerjaan karena setiap karunia telah ditetapkan kadarnya oleh Allah.

'Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain dan rahmat TuhanMu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. (QS. az- Zukhruf : 32).

Kita tahu bahwa karunia Allah itu sebenarnya ujian dan cobaan, sebagaimana yang pernah Nabi Sulaiman sampaikan. 'Ini termasuk karunia Tuhanku cobaan bagiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (NikmatNya). ' (QS. an-Naml : 40).� Berapa banyak diantara kita telah diberikan harta yang berlimpah, pasangan hidup yang sempurna, anak-anak yang sehat, kendaraan yang mewah malah menjadi penyebab kita sengsara dan menderita karena tidak menunaikan kewajiban yang Allah telah tetapkan, karena itu semua karunia Allah justru telah menjadi siksaan bagi diri kita. 'Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia.' (QS. at-Taubah : 55).

Dengan bersikap qana'ah atau merasa cukup akan memperoleh ketenteraman dan kenyamanan hati karena nilai diri kita ditentukan oleh ketaqwaan dan kemanfaatan bagi orang lain bukan pada harta dan kedudukannya. 'Sesungguhnya beruntunglah orang yang masuk Islam lalu dikaruniakan rizki yang cukup dan Allah menjadikan dia merasa berkecukupan (qana'ah) dengan apa yang Dia berikan.' (HR. Muslim).

Jadi, hidup ini indah, bila kita merasa cukup atas semua karunia yang Allah berikan kepada kita. Kekayaan bukanlah berlimpahnya harta. Kekayaan sesungguhnya adalah kekayaan hati dengan rasa kecukupan atas semua karunia Allah berikan kepada kita. 'Kekayaan itu bukanlah dengan banyaknya harta. Sesungguhnya kekayaan itu adalah kaya hati.' (HR. Bukhari).

by: M. Agus Syafii

Rabu, 10 November 2010

Keajaiban Bersyukur

Keajaiban bersyukur itu terjadi ketika kita mampu dengan kesungguhan hati bersyukur kepada Allah atas segala karunia yang ada yang menjadi penyebab langgengnya karunia yang Allah limpahkan untuk kita dan Allah dapat saja menarik nikmat yang telah diberikannya kepada kita karena kita mengingkari atas nikmatNya.

'Dan ingatlah tatkala TuhanMu mempermaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku tambah nikmatku kepadamu dan jika kamu mengingkari nikmatKu, maka sesungguhnya adzabKu sangatlah pedih.' (QS. Ibrahim : 7).

Itulah sebabnya bila kita mampu mensyukuri nikmat yang Allah berikan kepada kita maka kian hari nikmat itu kian bertambah dampaknya akan membawa ketenangan hati. Padahal nikmat itu bukan hanya materi, nikmat itu bisa jadi dalam bentuk, nikmat iman, nikmat sehat, nikmat keberkahan, nikmat kebahagiaan yang kita rasakan bahkan sakit, ujian, cobaan dan penderitaan juga disebut sebagai nikmat. Kemampuan untuk bersyukur atas semua nikmat inilah Allah memberikan rasa ridha kepada diri kita, ridha adalah kemampuan menerima apapun yang Allah berikan kepada kita.

Dalam kondisi senang dan susah, sedih dan bahagia, tawa dan air mata semuanya sama berartinya dalam hidup kita karena semuanya itu datangnya dari Allah. Inilah yang disebut dengan keajaiban bersyukur. Dalam keadaan apapun kita merasakan kedamaian hati, kita senantiasa menyadari hidup dan mati kita hanyalah untuk Allah semata. 'Kenalilah Allah ketika dalam keadaan senang, niscaya Dia mengenalimu ketika dalam keadaan susah.' (HR. Ahmad).

*) Ringkasan On Air Radio Bahana 101.8 FM Jakarta Rabu, 10 Nov 2010

by: M. Agus Syafii

Meraih Kesuksesan

Betapa sering terjadi, ada kebaikan yang melimpah ruah yang tersembunyi dibalik peristiwa menyedihkan yang tidak disukai dan tidak kita sadari. Itulah yang dirasakan dan dituturkan oleh seorang bapak yang telah meraih impian. Usahanya yang dirintis mengalami kegagalan, kerugian yang ditaksir mencapai milyaran lebih. 'Saat itu saya hampir menyerah Mas Agus, hutang saya jauh lebih banyak, rumah yang saya tempati sudah menjadi anggunan di bank.'

Jatuh terpuruknya usaha yang ditekuni seakan menyentak pada sebuah kenyataan bahwa secerdas dan sehebat apapun rencana yang kita susun namun pada akhirnya Allah yang menentukan. Inilah pentingnya kedekatan kepada Allah. Saya yakin kunci setiap keberhasilan didalam hidup kita ditentukan oleh Allah. Meningkatkan kualitas pengabdian kepada Allah menjadi sangatlah berarti kalo ingin sukses.'

Sentilan Allah itulah yang kian menyadarkan beliau selama ini telah jauh dari jalan Allah. Setiap usaha yang dilakukan senantiasa berharap keridhaanNya. Allah memang sedang menguji namun yang pasti ini hidup beliau lebih terasa tenteram dan tenang. Segala sepak terjangnya seolah sedang diawasi oleh Allah. Meski beliau suka bekerja keras merupakan kebiasaannya tapi beliau tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu dan berbagi anak-anak Amalia rasanya membuat rizkinya semakin berlimpah. 'Alhamdulillah Mas Agus, terasa Allah melimpahkan keberkahan dan kebahagiaan bagi saya dan keluarga di balik kesuksesan.' Tutur beliau. Wajahnya terhiasi senyuman. Subhanallah.

Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa yang berserah diri kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya) . Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendakiNya) . Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam segala urusannya. (QS. ath-Thalaq :2-3).

by: M. Agus Syafii

Berbahagialah

Berbahagialah! karena iman adalah nikmat yang paling indah dari Allah sebagai karunia kepada orang yang dikehendakiNya diantara makhluk-makhlukNya. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala. ' Sebenarnya Allah, Dialah yang mencurahkan nikmat kepadamu dengan menunjukkan kamu kepada iman.' (QS. al-Hujaraat : 17).

Iman adalah nikmat yang membuat umur kita menjadi bersih dan hidup menjadi berkah. Iman menghapus ketergantungan hati kita pada dunia dan segala kegemerlapannya menjadi ketergantungan kepada Allah, serta membuat kita selalu berusaha menggapai keridhaanNya. Begitu juga, iman akan memberi kita kemauan yang kokoh dan memperkuat keterikatan kepada Allah, hal itu karena kita yakin segala urusan ada dalam genggamanNya. Hanya kepada Allah segala urusan itu kembali. Bagi seorang Mukmin hanya berharap kepada Allah.

'Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagimu maka tidak ada yang dapat menolak karuniaNya. Dia memberikan kebaikan kepada siapa yang dikehendakiNya diantara hamba-hambaNya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.' (QS. Yunus : 107).

Sehebat apapun kita pada hakekatnya kita adalah makhluk yang lemah. Sebagaimana Firman Allah. 'dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah pula yang disembah (selain Allah). (QS. al-Hajj : 73).

Seorang Mukmin menyakini bahwa Allah mengetahui segala sesuatu. Allah Maha Kuasa atas segalanya. Beriman kepada Nya, selalu bertaqwa kepadaNya adalah jalan yang terbesar yang dapat menyelamatkan kita dari kesedihan. Apabila itu semua telah terpenuhi maka akan muncullah kebahagiaan dan ketenteraman di dalam hati, dengan demikian tidak ada tempat bagi kesedihan, bahkan setiap kali iman bertambah maka setiap itu pula kesedihan menjadi lenyap dan menghilang bagai setetes embun dipagi hari. Hilang tak membekas.

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, 'Tuhan kami adalah Allah' kemudian mereka tetap istiqomah maka tidak ada kekhawatiran pada mereka dan mereka tidak pula berduka cita (QS. al-Ahqaaf. 13)

Berbahagialah!

by: M. Agus Syafii

Nikmatnya Bersyukur

Pernah ada seorang lelaki muda hadir di Rumah Amalia, ia bertutur. Bersyukur kepada Allah atas semua peristiwa yang terjadi memberikan kekuatan dalam hidupnya. Pergolakan batinnya ketika beberapa tahun lalu. Siang itu kakaknya memberitahukan bahwa ibunda tercinta sakit, serangan jantung . Tidak lama kemudian Allah memanggilnya.

Meninggalnya ibunda membuat dirinya merasa bersalah, kenapa Allah tidak menolong ibunda yang dicintainya? Penderitaannya belum cukup sampai disitu, sebulan kemudian bisnisnya hancur, bangkrut ratusan juta, semua uang yang diinvetasikan hilang lenyap. Meratapi nasib buruknya, bagaimana bersusah payah membangun usahanya sampai semuanya hilang begitu saja justru tanpa didasari.

Sampai titik nadir rasa sakit yang diderita mencapai ambang batas kesanggupannya. Istrinya yang sangat dicintainya tiba-tiba menuntut cerai, padahal keterpurukan dirinya sangat membutuhkan kehadiran sang istri untuk membuat dirinya tegar. Istrinya pergi meninggalkan dalam kesendirian. Dua anaknya dibawa serta. Setiap malam menangis, menghujat Sang Khaliq. 'Allah kenapa Engkau begitu kejam kepadaku?' Pertanyaan itu terus menerus menyelimuti kegelapan hatinya.

Dengan segala perasaan dan kehancurannya, kehadirannya di Rumah Amalia membuat dirinya bangkit dan menerima segala yang telah menimpa dirinya. Air mata yang bercucuran mengobati segala luka perih dihati. Disaat itulah Allah menunjukkan jalan bagi dirinya. satu persatu masalah mampu terurai. Mendapatkan pekerjaan baru. Komunikasi dengan istri dan anak-anaknya telah mencair. Istrinya yang mulanya bersikukuh minta cerai akhirnya membatalkan niatnya. Alhamdulillah, melalui Rumah Amalia dirinya bisa berbagi dan menemukan kebahagiaannya kembali yang telah lama hilang. Itulah nikmatnya bersyukur.

'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku tambah nikmatKu padamu' (Qs. Ibrahim :7).

by: M. Agus Syafii

Sabtu, 06 November 2010

Cinta Itu Menyatu Kembali

Udara malam terasa dingin menyengat. Jalanan basah terguyur hujan. Di Rumah Amalia terdengar anak-anak yang sedang melantunkan ayat suci al-Quran. Kebahagiaan itu hadir ditengah kami. Seorang perempuan muda, air matanya menetes. Perjalanan hidupnya tidak selalu indah namun hatinya tegar bagai batu karang. Begitu sangat terpukul dengan keputusannya sendiri setelah memaksa minta cerai dari suaminya. Meskipun menang dalam keputusan sidang pengadilan dan berhak atas dua anaknya, rasa sepi dan sendiri, tertekan batin dan kekosongan paska perceraian tetap menghantuinya.

'Saya menangis setiap kali mengingat kata-kata suami saya yang sangat menyakitkan hati, tetapi saya mencoba untuk memaafkan tetapi sangatlah sulit.' tuturnya. Untuk menghilangkan rasa perih dihati dirinya bekerja. Menyibukkan dengan berbagai kegiatan, malah membuat jauh dari Allah dan berlumuran dosa. Kehadiran laki-laki lain telah mengisi hatinya, tersadar atas semua perbuatan, Apakah Allah akan mengampuni dosa-dosa saya? Begitu tuturnya. Tidak lama kemudian, orang yang dicintainya malah memukulinya dan menginjak-nginjak harga dirinya. 'Saya hampir bunuh diri karena tidak sanggup menanggung derita ini Mas Agus, saya mencoba meminum racun serangga tapi teringat anak-anak ama siapa mereka kalo ibunya mati?'

Malam itu kedatangannya hadir di Rumah Amalia untuk berdoa bersama memohon Allah agar semua masalahnya bisa selesai. Air matanya mengalir dengan derasnya. Beberapa kali tisu digunakan untuk mengusapnya. Tak kuasa menahan kesedihan yang teramat dalam. 'Alhamdulillah, hati saya menjadi tenang Mas Agus.' ucapnya.

Sebulan setelah itu dirinya bertemu dengan mantan suaminya. ' Sungguh ajaib, saya merasa sangat merindukan dia. Tidak ada lagi kebencian dihati saya.' Doa itu telah didengar oleh Allah, cintanya telah disatukan kembali. Mereka telah direstui oleh kedua orang tua untuk berkumpul kembali dalam mahligai rumah tangga. Mereka menikmati kebahagiaan hidup berumah tangga kembali.

'Barangkali kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.' (QS. An-Nisaa' : 19).

by: M. Agus Syafii

Jumat, 05 November 2010

Jadilah Mukmin Yang Kuat

Justify FullNabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Salam bersabda, 'Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada Mukmin yang lemah. Namun keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal2 yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah kepada Allah, janganlah engkau lemah. (HR. Muslim). Itulah sebabnya, jika hendak memilih teman sejati atau pasangan hidup sesungguhnya, lihatlah dirinya ketika menghadapi masalah dan bagaimana cara dia menyelesaikan masalah tersebut. Sebab sosok pribadi yang sesungguhnya terlihat disaat bagaimana dia menyelesaikan masalahnya.

Imam Gazali dalam Ihya `Ulumuddin mengatakan bahwa setiap kali target ditingkatkan maka jalannya menjadi sulit, kendalanya banyak dan dibutuhkan waktu lebih lama, kullama zada al mathlub sho`uba masalikuhu wa katsura `aqabatuhu wa thala zamanuhu. Jadi tingkat kesulitan berhubungan dengan tingkat target. Jika orang ingin sekedar senang dalam hidup, maka ia dapat mencari kesenangan instan, pergi ke tempat hiburan, berfoya-foya dan berpesta pora. Tetapi jika seseorang ingin meraih kebahagiaan, maka ia justru harus siap menderita menghadapi kesulitan, melupakan kesenangan jangka pendek.

Kita didesain oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan sempurna, memiliki akal sebagai alat berfikir, hati sebagai alat memahami, nurani sebagai alat interospeksi, syahwat sebagai penggerak tingkah laku dan hawa nafsu sebagai tantangan. Kesemuanya itu dirancang untuk menghadapi medan kehidupan yang sulit. Dengan akal kita bisa memecahkan masalah yang sulit, dengan hati kita bisa menerima kenyataan yang pahit, dengan nurani kita bisa mundur selangkah demi memperbaiki diri, dengan syahwat membuat manusia dinamis mencari dan dengan hawa nafsu kita menjadi tertantang untuk mampu mengendalkan diri.

Kita di satu sisi memang menyukai stabilitas dan kenyamanan hidup, tetapi di sisi lain kita juga menyukai kesulitan. Kita tidak selalu lari dari kesulitan, sebaliknya justru menantang kesulitan. Jika dalam kehidupan sehari-hari hidup selalu stabil dan nyaman tanpa menjumpai kesulitan, maka dibuatlah stimulasi agar orang menaklukkan kesulitan buatan. Mahasiswa berlomba naik tebing buatan (wall climbing), pembalap mobil mencari medan berlumpur, yang berperahu mengikuti arum jeram, setiap agustusan orang ramai-ramai memanjat pohon pinang yang dilumuri olie, yang sudah punya dua kaki justeru berlomba lari dalam karung.

Banyak sekali kesulitan yang sengaja dibuat untuk ditaklukkan, mengapa? karena kita memang memiliki tabiat tertantang. Kesulitan buatan pada umumnya hanya melahirkan kesenangan, yakni senang menjadi juara, tetapi belum tentu sampai kepada kebahagiaan. Kesusahan biasanya menambahi kesulitan, tetapi tidak semua kesulitan membuat susah. Ada keindahan dalam kesulitan yaitu disaat kita menyandarkan semua kesulitan kepada Sang Khaliq.

by: M. Agus Syafii

Guncangan

Justify FullSetiap orang tidak akan menyukai mendapat guncangan yang berupa musibah, ujian dan cobaan. Padahal guncangan itu adalah jalan menuju surga apabila kita menerima dengan sabar dan ikhlas. Surga tidak akan diperoleh melainkan dengan bersusah payah dan melewati terjal berliku, penuh tetesan air mata serta luka dihati. Sebagaimana Firman Allah.

'Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan seperti halnya yang menimpa orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan serta guncangan (dengan berbagai cobaan) sehingga berkata Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, 'kapankah datangnya pertolongan Allah?' Ingatlah, pertolongan Allah itu sangat dekat' (QS. al-Baqarah : 214).

Firman Allah, 'Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, sebelum kamu diuji, diberikan cobaan, bencana sebelum umat sebelum kamu? Selanjutnya, 'Padahal belum datang kepadamu cobaan seperti halnya yang menimpa orang-orang yang terdahulu sebelum kamu, mereka tertimpa malapetaka dan kesengsaraan dengan berbagai penyakit, penderitaan, kepedihan, musibah dan berbagai macam kesengsaraan lainnya, serta diguncang dengan guncangan hebat, guncangan dengan berbagai cobaan. Oleh karena itu Rasulullah bersabda.

'Surga itu dikelilingi hal-hal yang tidak disukai, sedang neraka itu dikelilingi hal-hal yang menyenangkan. ' (HR. Bukhari & Muslim).

Tentunya memerlukan perjuangan yang tidak mudah untuk melawan hawa nafsu dalam melakukan ketaatan, menghindar dari berbagai kemaksiatan dan kemungkaran, bersabar terhadap berbagai musibah, ujian, cobaan dan berserah diri kepada Allah. Oleh karena itu datangnya janji Allah bagi orang yang kehilangan penglihatannya sebagaimana dinyataka dalam hadist riwayat Anas.

'Apabila Aku memberi cobaan hambaKu dengan Aku butakan kedua matanya, lalu dia bersabar maka Aku menggantikannya dengan surga' (HR. Bukhari).

Demikian juga untuk orang yang diberikan cobaan dengan meninggal dunianya seseorang yang dicintainya seperti teman hidup, anak, saudara, orang tua. Dalam hadist qudsi Allah berfirman. ' Tidak ada balasan di sisiKu bagi hambaKu yang beriman, apabila Aku cabut nyawa orang yang dicintainya dari penduduk dunia, kemudian dia bersabar dan berharap pahala atasnya kecuali surga.' (HR. Bukhari).

Mari kita bersabar ketika mendapatkan guncangan dengan berbagai ujian, cobaan dan musibah karena mengantarkan kita menuju surga yang Allah janjikan. Sekaligus kita hindarkan berkeluh kesah atas musibah yang terjadi, sebab berkeluh kesah membuat hidup terasa lebih berat daripada musibah itu sendiri.

by: M. Agus Syafii

Bentengilah Diri Dengan Sabar

Ketika kenyataan yang tak terelakkan, orang yang menjadi tempat kita bersandar telah tiada, terenggut dari sisi kita karena kematian atau perceraian maka kita merasakan sedih, duka, gelisah, takut, khawatir, benci, dendam, risau, sekaligus resah, campur aduk tak menentu dan tak tahu apa yang harus dilakukan, tentunya hal itu sangatlah manusiawi. Sepanjang anda tidak larut dalam kesedihan tak kunjung usai. Bersyukurlah bahwa perasaan itu normal karena respon dari apa yang sedang terjadi.

Takut dan khawatir merupakan kondisi yang layak dimiliki oleh setiap orang yang dalam proses penyesuaian dari arah kehidupan tanpa teman hidup. Anda tidak selamanya selalu dibantu dan dibimbing oleh pasangan hidup anda dan kini anda harus berjalan seorang diri, tentu saja merasa takut dan khawatir. Namun perasaan semacam itu tidak menjadi langkah anda terhambat. Kita adalah makhluk Allah yang dimuliakan olehNya. Setiap orang dari kita adalah pribadi yang berharga. Di dalam diri anda ada sumber untuk mengontrol kehidupan anda. Anda berhak memutuskan dan memilih apa yang hendak anda kerjakan. Anda juga berhak untuk menjadi bahagia, damai dan hidup mulia.

Kita patutlah menyadari bahwa kita tidak dapat mengontrol orang lain dan tindakannya, apapun yang dikerjakan olehnya, anda dapat menyarankan namun tidak bisa mengendalikan hati, pikiran dan keinginannya. Meski orang tersebut adalah anak, istri, suami bahkan orang tua anda sendiri bahkan orang yang bekerja dengan kita, yang menggaji kita, kita juga tidak berkuasa atas hati dan pikirannya. Memang benar bisa menyuruh pembantu atau bawahan, mereka mau melakukan apa yang kita minta tetapi kita tidak bisa mengendalikan hati dan pikirannya. Ada satu hal yang harus kita garis bawahi bahwa cinta dan kasih sayang tidak dapat dipaksakan. Dalam kasus perceraian atau perpisahan bekas pasangan hidup bisa saja tidak memberikan jaminan hidup sebagaimana yang diputuskan pengadilan, tidak menjenguk anak, seperti yang dijanjikannya, menyebarkan fitnah, kabar buruk tentang anda, berbagai hal yang membuat anda marah dan sakit hati. Cobalah untuk mengatasi dan keluar dari
prasangka buruk dengan segala daya dan upaya agar tidak membuat kita semakin terpuruk.

Benteng satu-satunya adalah kesabaran. Sabar berarti memusatkan diri untuk melihat kekuatan di dalam diri anda. Tak perlu menengok kanan dan kiri, siapa kira2 yang dapat menolong diri anda karena sesungguhnya yang bisa menolong adalah anda sendiri orangnya. Anda sendiri dengan segala kemampuan dengan pribadi anda yang kokoh dan mengagumkan dengan pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala anda dapat menyelamatkan hidup anda. Orang lain hanyalah faktor pendukung. Pusatnya adalah diri anda sendiri dan anda akan menemukan suatu kekuatan yang mengagumkan dalam diri anda yang selama ini anda tidak sadari yaitu kemampuan berserah diri kepada Allah. Berserah diri kepada apapun yang telah menjadi kehendakNya.

'Dan sungguh akan Kami beri cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berilah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila tertimpa musibah, mereka mengucapkan, 'Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepadaNya' Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.' (QS. al-Baqarah : 155-157).

by: Agus Syafii