Minggu, 31 Oktober 2010

Beruntunglah Orang Yang Beriman

Sesungguhnya Allah menciptakan makhlukNya tak lain untuk diberikan ujian dan cobaan, agar semakin berkualitas diri kita. Kualitas itu berupa kemampuan bersyukur ketika mengalami kesenangan dan bersabar disaat mengalami kesedihan. Ini semua tidak akan terjadi jika Allah tidak membolak balikkan keadaan hambaNya sehingga nyata kesungguhan ketaatan kita kepada Allah.

Maka sesungguhnya beruntunglah kita sebagai orang yang beriman karena segalanya baik bagi dirinya. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 'Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman.' (QS. al-Mu'minuun :1).

Keberuntungan seorang mukmin adalah cara bersikap, berpikir dan merasa bahwa semua yang terjadi dalam hidup ini adalah kebaikan bagi dirinya yang diberikan kepada Allah. Yaitu kemampuan bersyukur dan bersabar dalam menghadapi suka dan duka, kebahagiaan dan penderitaan. Semuanya terasa indah dan membawa kebaikan bagi dirinya.

'Sungguh mengagumkan seorang mukmin, segala urusan baik baginya dan itu tidak terjadi kepada siapapun kecuali seorang mukmin. Jika dia mengalami kesenangan, dia bersyukur maka itu menjadi baik baginya dan jika dia terkena kesedihan, dia bersabar maka itu juga baik baginya.' (HR. Muslim)

by: agussyafii

Jumat, 29 Oktober 2010

Kebanggaan Kita

Ada seorang hukama abad pertengahan bernama Ahnaf bin Qais, ia ditanya oleh orang-orang yang gelisah melihat perilaku masyarakatnya yang sedang sakit, yang tidak lagi mementingkan nilai-nilai kemuliaan. Wahai tuan guru, apa yang tertinggal pada kita yang masih dapat kita banggakan? ma khoiru ma yu‘tho al ‘abdu? hukama itu menjawab; akal yang jernih (‘aqlun ghoriziyyun) . Orang-orang berkata, wah, sekarang sudah tidak ada orang yang akalnya masih jernih,. kalau akal jernih nggak punya lalu tinggal apa (fa in lam yakun?) tanya orang-orang. Adabun shalihun, sopan santun yang terjaga, kata hukama.

Wah, sekarang orang juga sudah tidak lagi menjaga sopan santun tuan guru! selain dua hal itu masih adakah yang dapat kita banggakan? shohibun muwafiqun; sahabat sejati, kata hukama. Orang-orangpun berkata; waduh... sahabat sejati juga susah didapat, karena orang tidak lagi membela yang benar tetapi membela yang bayar. Masih adakah selain yang tiga itu wahai tuan guru? qalbun murabithun; hati yang peka, kata hukama. Waduhh, lagi-lagi yang itu juga jarang didapat, kata orang-orang.

Sekarang kebanyakan orang hatinya gelap, tidak peka, nuraninya mati, masih adakah yang dapat kita banggakan wahai tuan guru? ada, thul as shumti,banyak diam, kata hukama. Yah, yah, yah, diam itu emas, kata orang. Tapi tuan guru, sekarang ini, semuanya berbicara meski asal bicara, dan tidak ada orang yang mau diam merenung. Kalau lima hal itu juga tidak punya, masih adakah yang dapat kita banggakan wahai tuan guru? Ada, dan ini adalah yang terakhir, yaitu mautun hadirun, Hadirnya Kematian. 'Subhanallaaah. ' desah orang-orang.

by: agussyafii

Dibalik Derita Ada Bahagia

Di dalam kehidupan Allah tidak mentakdirkan sesuatu melainkan ada kebahagiaan untuk hambaNya karena Allah Maha Bijak dan Maha Mengetahui. Itulah sebabnya Allah tidak akan memberikan kesia-siaan. Tidak ada ketentuan Allah tanpa adanya hikmah. Betapa banyak kebaikan dan kebahagiaan yang berlimpah tersembunyi dibalik peristiwa yang menyakitkan hati tanpa kita sadari. Sebagaimana Firman Allah.
'Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu. dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. (QS. al-Baqarah : 216).
Allah menguji kita dengan berbagai cobaan karena Allah lebih tahu kebaikan bagi kita. Jadi, cobaan dan ujian yang diberikan oleh Allah kepada kita, agar kita tercegah dari kehancuran dan azab yang jauh lebih besar. Akan tetapi seringkali kita malah berprasangka buruk kepada Allah karena ujian dan cobaan itu dan kita tidak pernah merasa bahwa sesungguhnya Allah berbuat baik kepada kita dengan cobaan dan ujian yang Allah telah berikan.

Segalanya berjalan, sesuai dengan qadha' dan ketentuanNya.
Dibalik segala peristiwa ada suka, ada duka
Apa yang selama ini ku takutkan, malah menyenangkan
Apa yang selama ini ku dambakan, malah justru menyedihkan

by: agussyafii

Minggu, 24 Oktober 2010

Sebuah Penantian

Di tangga masjid dia menatap jalanan yang penuh mobil berlalu lalang. Lampu temaram. Angin terasa dingin menggigit seluruh tubuh. Masih teringat kata-kata itu, 'aku akan datang, tunggu aku aku disini, dua hari lagi aku kembali.' Ucapan itu masih terngiang ditelinganya. Satu jam telah berlalu. Gadis manis berjilbab itu sesekali melihat jam tangan. Menanti dengan penuh kegelisahan. Handpone ditangannya beberapa kali memencet nomor yang tak pernah terjawab.
'Mungkinkah kau melupakan aku?' tuturnya lirih.
'Aisyah?' Suara itu mengagetkan dirinya.
'Iya.' Jawabnya, ada seorang laki-laki muda dengan celana jin tersenyum manis.
Hati Aisyah tergetar melihatnya. Laki-laki muda itu memperkenalkan dirinya. 'Saya Anwar, Kakaknya Andi.'
'Andi banyak bercerita tentang Aisyah.'
'Benarkah?' kata Aisyah lirih. Kecemasan itu menghinggapi hati Aisyah.
'Aisyah, saya menyampaikan pesan terakhir Andi.' ucapnya sambil menyerahkan satu kotak yang berisi satu perangkat sholat dan kitab suci al-Qur'an terbungkus rapi. 'Andi menitipkan ini sebelum meninggal, dia ingin melamarmu malam ini, Aisyah.'
'Astaghfirullah, ' ucap Aisyah menangis. Malam itu Aisyah tak kuasa membendung air matanya. Terbayang wajah Andi melintas tersenyum padanya. Hatinya terasa perih mengenang Andi. Berlari berdua mengejar-ngejar bus kota di Blok M. Andi juga selalu mengingatkan bila tiba waktu sholat. Semuanya terasa indah bagi Aisyah sekaligus terasa pahit. Aisyah tak kuasa menahan tubuhnya dan jatuh tersungkur di tangga masjid.
'Aku hanya mengharap CintaMu Ya Allah.' ucapnya lirih.

by: agussyafii

Sabtu, 23 Oktober 2010

Nilai Yang Berbeda

Ada 3 kaleng coca cola, ketiga kaleng tersebut diproduksi di pabrik yang sama. Ketika tiba harinya, sebuah truk datang ke pabrik, mengangkut kaleng-kaleng coca cola dan menuju ke tempat yang berbeda untuk pendistribusian.
Pemberhentian pertama adalah supermaket lokal. Kaleng coca cola pertama di turunkan disini. Kaleng itu dipajang di rak bersama dengan kaleng coca cola lainnya dan diberi harga Rp. 4.000.
Pemberhentian kedua adalah pusat perbelanjaan besar. Di sana , kaleng kedua diturunkan. Kaleng tersebut ditempatkan di dalam kulkas supaya dingin dan dijual dengan harga Rp. 7.500.
Pemberhentian terakhir adalah hotel bintang 5 yang sangat mewah. Kaleng coca cola ketiga diturunkan di sana. Kaleng ini tidak ditempatkan di rak atau di dalam kulkas. Kaleng ini hanya akan dikeluarkan jika ada pesanan dari pelanggan. Dan ketika ada yang pesan, kaleng ini dikeluarkan besama dengan gelas kristal berisi batu es. Semua disajikan di atas baki dan pelayan hotel akan membuka kaleng coca cola itu, menuangkannya ke dalam gelas dan dengan sopan menyajikannya ke pelanggan. Harganya Rp. 60.000.

Sekarang, pertanyaannya adalah :
Mengapa ketiga kaleng coca cola tersebut memiliki harga yang berbeda padahal diproduksi dari pabrik yang sama, diantar dengan truk yang sama dan bahkan mereka memiliki rasa yang sama.
Lingkungan Anda mencerminkan harga Anda.
Lingkungan berbicara tentang RELATIONSHIP.

Apabila Anda berada dilingkungan yang bisa mengeluarkan terbaik dari diri Anda, maka Anda akan menjadi cemerlang. Tapi bila Anda berada dilingkungan yang meng-kerdil- kan diri Anda, maka Anda akan menjadi kerdil.

(Orang yang sama, bakat yang sama, kemampuan yang sama) + lingkungan yang berbeda = NILAI YANG BERBEDA.

Filsafat Kamar Mandi

Suatu kali, ketika menghadiri suatu pertemuan, saya diinapkan selama beberapa malam berdua dengan Pak Fulan, seorang tokoh masyarakat. Orangnya tenang, usianya lima puluhan. Selama sekian hari bersama dia, saya mendapat pengalaman yang menarik. Bukan dalam kaitan dengan pertemuan itu, melainkan dalam hal penggunaan kamar mandi.

Saya perhatikan, Pak Fulan selalu meninggalkan kamar mandi dalam keadaan amat rapi, seperti belum dipakai. Lantai kering seperti habis dipel dan peralatan mandi tertata rapi. Bahkan, kaca sudah bersih dari uap air panas yang mengembun. Jelas, Pak Fulan telah mengelap kaca cermin itu. Karena beberapa kali menemukan hal seperti ini, saya bertanya kepada Pak Fulan.

''Bapak selalu meninggalkan kamar mandi dalam keadaan prima. Bukankah itu urusan room boy? Lalu, kenapa Bapak mau repot?''

Pertanyaan itu hanya ditanggapi dengan senyum dan baru dijawab setelah saya mengulangnya dua kali.

''Tidak apa-apa. Saya hanya ingin menghormati pemakai di belakang saya.''
''Tapi, tidak selayaknya Bapak menghormati saya, kan?''

''Ah, siapa bilang? Kita hidup bersama, jadi harus saling hormat. Lagi pula, kita hidup dalam tatanan yang berkelanjutan. Maka, hak-hak mereka yang berada di belakang kita harus kita hargai pula.''

Saya mengangguk-angguk. Dan, pembicaraan putus sampai di situ. Namun, kata-kata Pak Fulan terus terngiang dalam telinga saya, bahkan sampai jauh hari setelah pertemuan itu usai. ''Kita hidup bersama dan berkelanjutan. Maka, hargai hak-hak mereka yang datang sesudah kita.''

Ucapan Pak Fulan ini amat mengesankan. Ini ucapan seorang yang selalu meninggalkan kamar mandi dalam keadaan prima karena dia mau memberi kemudahan dan mengenakkan mereka yang datang sesudahnya. Menurut kata-katanya sendiri, Pak Fulan bermaksud menghormati hak-hak mereka.

Saya membayangkan, jika menggunakan fasilitas umum, Pak Fulan akan bersikap sama; penuh tanggung jawab dan bila sudah selesai akan meninggalkannya dalam keadaan seperti semula atau malah lebih baik lagi. Bila dia seorang pegawai negeri, bila pensiun akan meninggalkan kantor dalam keadaan dan suasana yang kondusif sehingga penggantinya akan bekerja dengan enak. Dan, bila Pak Fulan seorang kepala desa, ketika masa tugasnya habis, dia akan lengser dengan anggun. Ditinggalkan jabatan dan desanya aman-tertib, siap jadi lahan berkembangnya geneasi berikut.

Bila Pak Fulan kelak meninggal? Saya percaya Pak Fulan akan meninggalkan kehidupan yang nyaman bagi perkembangan anak-cucunya. Juga, nilai-nilai dan tatanan yang mendukung kesadaran bahwa hidup adalah hadir bersama-sama dan berkelanjutan. Dan, dengan kesadaran seperti itu, Pak Fulan akan meninggalkan rumah-pekarangan yang terjaga, lingkungan yang diperhatikan kelestariannya.

Sayangnya, dalam kehidupan nyata, amat sedikit orang yang punya falsafah seperti Pak Fulan, yang amat sadar bahwa hidup adalah kehadiran bersama dan berkelanjutan. Kesadaran ini menuntut setiap orang tidak boleh terlalu egoistis. Juga tidak boleh serakah dengan ruang dan waktu serta sumber daya alam yang menjadi jatah generasi mendatang. Kehadiran bersama dan berkelanjutan juga membutuhkan tatanan hidup dan nilai-nilai yang terus-menerus dibangun dan ditaati. Tapi, dalam hal ini pun kita masih amat kedodoran.

Alangkah sering kita mendengar oknum pemimpin, baik sipil, polisi, maupun militer, yang menjual hutan, laut, atau gunung emas secara ilegal sehingga amat merugikan masyarakat dan generasi mendatang. Dalam skala pribadi, alangkah banyak orang yang begitu kemaruk menikmati kehidupan dengan mengabaikan etika dan moral. Bahkan, melupakan kepentingan anak-cucu mereka sendiri. Maka, jadilah kita masyarakat yang mungkin akan gagal membangun hidup sebagai sebuah kehadiran bersama dan berkelanjutan. Menyedihkan, memang.

Ah, ini sudah waktunya mandi pagi. Saya akan meniru Pak Fulan. Bila selesai, saya akan tinggalkan kamar mandi dalam keadaan prima. Dengan demikian, istri atau anak saya yang akan masuk kemudian bisa menikmati kemudahan dan hak-haknya sebagai orang yang datang kemudian terjamin sepenuhnya.

Sumber : Republika Online, 18 Mei 2008

Wudlu' Kaum Sufi

Wudlu' kita sehari-hari, ternyata tidak sekadar membasuh muka, tangan, kepala, telinga maupun kaki. Wudlu' diposisikan sebagai amaliah yang benar-benar menghantar kita semua, untuk hidup dan bangkit dari kegelapan jiwa. Dalam Wudlu'lah segala masalah dunia hingga akhirat disucikan, diselesaikan dan dibangkitkan kembali menjadi hamba-hamba yang siap menghadap kepada Allah SWT.
Bahkan dari titik-titik gerakan dan posisi yang dibasuh air, ada titik-titik sentral kehambaan yang luar biasa. Itulah, mengapa para Sufi senantiasa memiliki Wudlu' secara abadi, menjaganya dalam kondisi dan situasi apa pun, ketika mereka batal Wudlu, langsung mengambil Wudlu seketika.
Mari kita buka jendela hati kita. Disana ada ayat Allah, khusus mengenai Wudlu.
"Wahai orang-orang yang beriman, apabila engkau hendak mendirikan sholat, maka basuhlah wajahmu dan kedua tanganmu sampai siku-siku, dan usaplah pada kepalamu dan kaki-kakimu sampai kedua mata kaki…"
Manusia yang mengaku beriman, apabila hendak bangkit menuju Allah ia harus berwudlu' jiwanya. Ia bangkit dari kealpaan demi kealpaan, bangkit dari kegelapan demi kegelapan, bangkit dari lorong-lorong sempit duniawi dan mimpi di tidur panjang hawa nafsunya..
Ia harus bangkit dan hadlir di hadapan Allah, memasuki "Sholat" hakikat dalam munajat demi munajat, sampai ia berhadapan dan menghadap Allah.
Sebelum membasuh muka, kita mencuci tangan-tangan kita sembari bermunajat:
Ya Allah, kami mohon anugerah dan barokah, dan kami berlindung kepadaMu dari keburukan dan kehancuran.

Lalu kita masukkan air untuk kumur-kumur di mulut kita. Mulut kita adalah alat dari mulut hati kita. Mulut kita banyak kotoran kata-kata, banyak ucapan-ucapan berbusakan hawa nafsu dan syahwat kita, lalu mulut kita adalah mulut syetan..

Mulut kita lebih banyak menjadi lobang besar bagi lorong-lorong yang beronggakan semesta duniawi. Yang keluar dan masuknya hanyalah hembusan panasnya nafsu dan dinginnya hati yang membeku.
Betapa banyak dalil-dalil Al-Qur'an dan Hadits, betapa berlimpah ruahnya fatwa amar ma'ruf nahi mungkar, tetapi karena keluar dari mulut yang kotor, hanyalah berbau anyir dalam sengak hidung jiwa kita. Karena yang mendorong amar ma'ruf nahi mungkarnya bukan Alllah, tetapi hasrat hawa nafsunya, lalu ketika keluar dari jendela bibirnya, kata-kata indah hanyalah bau anyir najis dalam hatinya.
Sesungguhnya mulut-mulut itu sudah membisu, karena yang berkata adalah hawa nafsu. Ayo, kita masuki air Ilahiyah agar kita berkumur setiap waktu. Bermunajatlah ketika anda berkumur:
Oh, Tuhan, masukkanlah padaku tempat masuk yang benar, dan keluarkanlah diriku di tempat keluar yang benar, dan jadikanlah diriku dari DiriMu, bahwa Engkau adalah Kuasa Yang Menolongku.

Oh Tuhan, tolonglah daku untuk selalu membaca KitabMu dan dzikir yang sebanyak-banyaknya, dan tetapkanlah aku dengan ucapan yang tegas di dunia maupun di akhirat.

Baru kemudian kita masukkan air suci yang menyucikan itu, pada hidung kita. Hidung yang suka mencium aroma wewangian syahwat dunia, lalu jauh dari aroma syurga. Hidung yang menafaskan ciuman mesra, tetapi tersirnakan dari kemesraan ciuman hakiki di SinggasanaNya.
Oh, Tuhan, aromakan wewangian syurgaMu dan Engkau melimpahkan ridloMu…

Semburkan air itu dari hidungmu, sembari munajatkan
Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari aroma busuknya neraka, dan bau busuknya dunia.

Selanjutnya: "Basuhlah wajah-wajahmu…"
Dengan menyucikan hatimu dengan air pengetahuan yang manfaat yang suci dan menyucikan, baik itu bersifat pengetahuan syariat, maupun pengetahuan hakikat, serta pengetahuan yang bisa menghapus seluruh penghalang-penghala ng, hijab, antara dirinya dan Allah.
Faktanya setiap hari kita Wudlu' membasuh muka kita, tetapi wajah-wajah kita tidak hadir menghadap Allah, tidak "Fa ainamaa tuwalluu fatsamma wajhullah…" (kemana pun engkau menghadap, wajah hatimu menghadap arah Allah).
Kenapa wajah dunia, wajah makhluk, wajah-wajah kepentingan nafsu kita, wajah-wajah semesta, wajah dunia dan akhirat, masih terus menghalangi tatapmuka hati anda kepada Allah Ta'ala? Ini semua karena kebatilan demi kebatilan, baik kebatilan dibalik wajah batil maupun kebatilan dengan selimut wajah kebenaran, telah membatalkan wudlu jiwa kita, dan sama sekali tidak kita sucikan dengan air pengetahuan ma'rifatullah dan pengetahuan yang menyelamatkan dunia akhirat kita.
Hijab-hijab yang menutupi wajah jiwa kita untuk melihat Allah, sudah terlalu tua untuk menjadi topeng hidup kita. Kita bertopeng kebusukan, bertopeng rekayasa, bertopeng kedudukan dan ambisi kita, bertopeng fasilitas duniawi kita, bertopeng hawa nafsu kita sendiri, bahkan bertopeng ilmu pengetahuan kita serta imajinasi-imajinasi kita atau jubah-jubah agama sekali pun.
Lalu wajah kita bopeng, wajah ummat kita penuh dengan cakar-cakar nafsu kita, torehan-torehan noda kita, flek-flek hitam nafsu kita, dan alangkah bangganya kita dengan wajah-wajah kita yang dijadikan landskap syetan, yang begitu bebas menarikan tangan-tangannya untuk melukis hati kita dengan tinta hitam yang dipanggang di atas jahanam.
Karena wajah kita lebih senang berpaling, berselingkuh dengan dunia, berpesta dalam mabuk syetan, bergincu dunia, berparas dengan olesan-olesan kesemuan hidup, lalu memakai cadar-cadar hitam kegelapan semesta kemakhlukan.
Banyak orang yang mata kepalanya terbuka, tetapi matahatinya tertutup. Banyak orang yang mata kepalanya tertutup, matahatinya terbuka. Banyak orang yang matahatinya terbuka tetapi bertabur debu-debu kemunafikan duniawinya. Banyak orang yang sudah tidak lagi membuka matahatinya, dan ia kehilangan Cahaya Ilahi, lalu menikmati kepejaman matahatinya dalam kegelapan, yang menyangka ia dalam kebenaran dan kenikmatan.
Oh, Allah, bersihkan wajahkku dengan cahayaMu, sebagaimana di hari Engkau putihkan wajah-wajah KekasihMu. Ya Allah janganlah Engkau hitamkan wajahku dengan kegelapanMu, di hari, dimana Engkau gelapkan wajah-wajah musuhMu.

Tuhan, sibakkan cadar hitamku dari tirai yang membugkus hatiku untuk memandangMu, sebagaimana Engkau buka cadar para KekasihMu…

"Dan basuhlah kedua tanganmu sampai kedua siku-sikumu…"
Lalu kita basuh kedua tangan kita yang sering menggapai hasrat nafsu syahwat kita, berkiprah di lembah kotor dan najis jiwa kita, sampai pada tahap siku-siku hakikat kita dan manfaat agung yang ada di sana.
Tangan kita telah mencuri hati kita, lalu ruang jiwa kita kehilangan khazanah hakikat Cahaya hati. Tangan nafsu kita telah mengkorupsi amanah-amanah Ilahi dalam jiwa, lalu kita mendapatkan pundi-pundi duniawi penuh kealpaan dan kemunafikan.
Tangan-tangan kita telah merampas makanan-makanan kefakiran kita, kebutuhan hati kita, memaksa dan memperkosa hati kita untuk dijadikan tunggangan liar nafsu kita. Tangan-tangan kita telah memukul dan menampar wajah hati yang menghadap Allah, menuding muka-muka jiwa yang menghadap Allah, merobek-robek pakaian pengantin yang bermahkotakan riasan indah para Sufi.
Maka basuhlah tanganmu dengan air kecintaan, dengan beningnya cermin ma'rifat, dari mata air dari bengawan syurga.
Basuhlah tangan kananmu, sembari munajat:
Oh, Allah..berikanlah Kitabku melalui tangan kananku, dan hitanglah amalku dengan hitungan yang seringan-ringannya.

Basuhlah tangan kririmu dengan munajat:
Oh, Allah, aku berlindung kepadaMu, dari pemberian kitabku dari tangan kiriku atau dari belakang punggungku…

Lalu, mari kita usap kepala kita:
Karena kepala kita telah bertabur debu-debu yang mengotori hati kita, memaksa hati kita mengikuti selera pikiran kira, sampai hati kita bukan lagi menghadap kepadaNya, tetapi menghadap seperti cara menghadap wajah di kepala kita, yaitu menghadap dunia yang hina dan rendah ini.
Pada kepala kita yang sering menunduk pada dunia, pada wujud semesta, tunduk dalam pemberhalaan dan perbudakan makhluk, tanpa hati kita menunduk kepada Allah Ta'ala, kepada Asma-asmaNya yang tersembunyi dibalik semesta lahir dan batin kita, lalu kepala kita memalingkan wajah hati kita untuk berpindah ke lain wajah hati yang hakiki.
Mari kita usap dengan air Cahaya, agar wajah hati kita bersinar kembali, tidak menghadap ke arah remang-remang yang menuju gelap yang berlapis gulita, tidak lagi menengok pada rimba duniawi yang dipenuhi kebuasan dan liar kebinatangannya.
Kepala-kepala kita sering menunduk pada berhala-berhala yang mengitari hati kita. Padahal hati kita adalah Baitullah, Rumah Ilahi. Betapa kita sangat tidak beradab dan bahkan membangun kemusyrikan, mengatasnamakan Rumah Tuhan, tetapi demi kepentingan berhala-berhala yang kita bangun dari tonggak-tonggak nafsu kita, lalu kita sembah dengan ritual-ritual syetan, imajinasi-imajinasi , kebanggaan-kebangga n, lalu begitu sombongnya kepala kita terangkat dan mendongak.
Mari kita usap kepala kita dengan usapan Kasih Sayang Ilahi. Karena kepala kita telah terpanggang panasnya neraka duniawi, terpanaskan oleh ambisi amarah dan emosi nafsu syahwati, terjemur di hamparan mahsyar duniawi.
Sembari kita mengusap, masti munajat:
Oh Allah, payungi kepalaku dengan Payung RahmatMu, turunkan padaku berkah-berkahMu, dan lindungi diriku dengan perlindungan payung ArasyMu, dihari ketika tidak ada lagi paying kecuali payungMu. Oh, Tuhan….jauhkan rambutku dan kulitku dari neraka…Oh…

Usap kedua telingamu. Telinga yang sering mendengarkan paraunya dunia, yang anda kira sebagai kemerduan musik para bidadari syurga. Telinga yang berbisik kebusukan dan kedustaan, telinga yang menikmati gunjingan demi gunjingan.. Telinga yang fantastik dengan mendengarkan indahnya musik duniawi, lalu menutup telinga ketika suara-suara kebenaran bersautan. Amboi, kenapa telingamu seperti telinga orang-orang munafik?
Apakah anda lebih senang menjadi orang-orang yang tuli telinga hatinya?

Munajatlah:
Oh Tuhan, jadikan diriku tergolong orang-orang yang mendengarkan ucapan yang benar dan mengikuti yang paling baik. Tuhan, perdengarkan telingaku panggilan-panggilan syurga di dalam syurga bersama hamba-hambaMu yang baik..

Lalu usaplah tengkukmu, sembari berdoa:
Ya Allah, bebaskan diriku dari belenggu neraka, dan aku berlindung kepadaMu dari belenggu demi belenggu yang merantai diriku.

Lalu basuh kaki-kakimu sampai kedua mata kaki:
Kaki-kaki yang melangkahkan pijakannya kea lam dunia semesta, yang berlari mengejar syahwat dan kehinaan, yang bergegas dalam pijakan kenikmatan dan kelezatan pesonanya.
Kaki-kaki yang sering terpeleset ke jurang kemunafikan dan kezaliman, terluka oleh syahwat dan emosinya, oleh dendam, iri dan dengkinya, haruslah segera dibasuh dengan air akhlaq, air yang berumber dari adab, dan bermuara ke samudera Ilahiyah.
Basuhlah kedua kakimu sampai kedua matakakimu. Agar langkah-langkahmu menjadi semangat baru untuk bangkit menuju Allah, menapak tilas Jalan Allah, secepat kilat melesat menuju Allah. Basuhlah dengan air salsabila, yang mengaliri wajah semesta menjadi jalan lurus lempang menuju Tuhan.
Selebihnya, Wudlu’ adalah Taubat, penyucian jiwa, pembersihan batin, di lembah Istighfar. Jangan lupakan Istighfar setiap basuhan anggota wudlu’mu.
Wallahu A'lam.

by: Imam Suhairi

Pengemis Buta dan Rasulullah

(Semoga kisah ini menjadi tauladan dan menambah kecintaan kita kepada Rasulullah)

Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya: "Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya."
Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu,Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?
Aisyah RA menjawab,Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja. Apakah itu?, tanya Abubakar RA.
Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana, kata Aisyah RA.
Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya.
Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, sipengemis marah sambil menghardik: "iapakah kamu?" Abubakar RA menjawab; "Aku orang yang biasa (mendatangi engkau)."
Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku, bantah si pengemis buta itu.
Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah.
Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku, pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW.
Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar RA, dan kemudian berkata, Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia....
Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.
Nah, wahai saudaraku, bisakah kita meneladani kemuliaan akhlaq Rasulullah SAW? Atau adakah setidaknya niatan untuk meneladani beliau? Beliau adalah ahsanul akhlaq, semulia-mulia akhlaq.
Kalaupun tidak bisa kita meneladani beliau seratus persen, alangkah aiknya kita berusaha meneladani sedikit demi sedikit, kita mulai dari apa yang kita sanggup melakukannya.

by: Ganefiati R

Belajar Di Hari Libur

Pada hari Ahad (08/11/09) jam 8 pagi Kak Nani sudah datang, sementara anak-anak Amalia juga hadir untuk belajar di hari ahad. Belajar pagi itu sangat menyenangkan bagi anak-anak. Belajar dihari libur esensi bagi anak-anak adalah bermain. Bermain yang terarah membuat anak-anak mampu berfikir secara aktif. Kak Nani membagi anak-anak menjadi tiga kelompok. Belajar secara berkelompok memudahkan anak-anak untuk berinteraksi, yang sudah mengerti bisa mengajarkan kepada yang belum bisa. Anak-anak menjadi ramai dengan suara yang riuh.

Saya teringat ada seorang ibu pernah bertanya, bagaimana anak-anak lebih menyenangi kegiatan belajar?' 'belajar akan disenangi anak-anak apabila berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran. 'jawab saya. 'bukankah hal itu sulit sekali dilakukan pada anak-anak?' tanya sang ibu. saya jelaskan pada sang ibu agar anak-anak berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran adalah memberikan anak-anak pengalaman melalui observasi atau praktek langsung. Jika kita ingin mengajarkan anak-anak tentang transaksi, cara yang mudah adalah mengajak anak-anak datang ke super market memperhatikan setiap kegiatan yang berada di super market, kemudian kita mensimulasikan kegiatan di super market.

Berikutnya menjadi bagian yang paling penting bagi anak-anak adalah kesempatan untuk berdialog. Berdialog dengan diri sendiri dan berdialo dengan teman-temannya. Selain mengobservasi dan mencoba sendiri, anak-anak juga perlu diberikan kesempatan untuk berpikir mengenai apa yang telah diperhatikan atau yang telah ditemukan melalui kegiatan prakteknya. Anak-anak juga perlu mengekspresikan apa yang telah dipikirkannya kepada teman-temannya dan kepada gurunya, baik dalam bentuk komentar maupun pertanyaan. Melalui dialog inilah anak-anak merangkai informasi seolah merangkai puzzle. informasi yang diterima semakin utuh dan tidak mudah untuk dilupakan.

Pada dasarnya otak kita memiliki memori jangka panjang dan jangka pendek. Informasi yang tidak diolah dan disimpan dalam memori jangka pendek maka cepat terlupakan. Sedangkan kegiatan yang menyenangkan dan nyaman dengan berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran dan dialog akan tersimpan dalam memori jangka panjang sehingga dapat diakses kembali dan digunakan disaat situasi yang relevan dilain waktu. Itulah sebabnya belajar dihari libur esensinya adalah bermain. Bermain merupakan kegiatan yang paling menyenangkan bagi anak-anak Amalia seperti pagi ini dihari Ahad.

----
'Niscaya Allah akan meninggikan orang2 yang beriman di antaramu dan orang2 yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.' (Al Mujadilah: 11).

by: agussyafii

Orang Miskin

Di satu daerah kompleks perumahan seorang anak kecil berlarian sambil berteriak pada ibunya, 'Mamah..mamah. ' Mamahnya yang sedang sibuk didapur terkejut mendengar teriakan anaknya. 'Ada apa, dek?' tanya mamahnya.

'Kayaknya tetangga kita, rumah sebelah orang miskin deh..mah.' kata sang anak.

'Ah, masa sih dek?' tanya mamahnya.

'Iya mah..masa karena anaknya menelan uang logam 500 rupiah aja sudah pada ribut.' jelas sang anak pada mamahnya.

Begitulah anak-anak berpikir dengan logikanya sendiri. Bila menelan uang 500 rupiah nilainya kecil maka dianggapnya sebagai orang miskin, mungkin bila yang ditelan uang 50.000 rupiah bisa jadi dianggapnya sebagai orang kaya. Namun begitulah kita sering kali kita juga menilai diri kita sendiri dan orang lain dari jumlah kekayaan yang dimiliki bukan dari kecukupan dan kebersyukuran.

Saya teringat diwaktu masih SMP memahami makna kecukupan dan kebersyukuran melalui penjelasan bapak saya. Bapak saya begitu sangat menghormati penjual sayur yang dipandang miskin, saya pernah bertanya padanya kenapa bapak sangat menghormatinya.

Bapak saya mengatakan, 'Apakah dia masih sholat?'

'Masih pak,' jawab saya.

'Pernahkah kita mendengar kabar dia mengambil milik orang lain?' tanya bapak.

'Tidak pak,' jawab saya.

'Pernahkah kita mendengar dia mengeluh karena kemiskinannya? ' tanyanya lagi.

'Tidak pernah pak.' jawab saya.

Bapak saya kemudian menjelaskan, jika ada orang miskin yang tidak pernah meninggalkan sholatnya, tidak pernah mengambil hak orang lain dan tidak pernah mengeluh kepada orang lain karena kemiskinannya maka kita wajib menghormatinya, sebab dari merekalah kita bisa belajar tentang kecukupan dan syukur nikmat atas semua karuniaNya.

---
'Dan barangsiapa yang akhirat menjadi keinginannya, niscaya Alloh kumpulkan baginya urusan(dunia) -nya dan dijadikan kekayaan di dalam hatinya dan didatangkan kepadanya dunia bagaimanapun keadaannya.' (HR Ibnu Majah)


by: agussyafii

Lupa Diri

Johan baru saja mendapatkan promosi atas jabatan diperusahaannya bekerja karena prestasinya yang gemilang, Johan mendapatkan mobil baru. Dia setiap saat mengendarai mobil barunya, dia selalu merasa bahagia, terkadang lupa akan sekelilingnya.

Pada suatu hari Johan sedang dalam perjalanan pulang sehabis belanja dari Town Square. Ditengah-tengah asyiknya mengendarai mobil, Johan merasa ada yang kurang. 'Sepertinya ada yang kurang, apa ya?' bisiknya dalam hati. Johan kemudian meminggirkan mobilnya, dia periksa semua belanjannya tetapi tidak ada yang kurang. Johan periksa dompet dan handphone, semuanya ada. Akhirnya dengan mantap dan penuh percaya diri, Johan pulang dengan hati penuh kegembiraan.

Ketika sesampainya dirumah, putrinya yang cantik telah lama menunggu berlarian dan memeluknya.. Putrinya terheran dan bertanya, 'Ayah, mamah mana?'

Begitulah kita, biasanya ditengah puncak karier ataupun puncak kejatuhan memperlihatkan wajah diri kita yang sebenarnya, wajah 'lupa diri.' Lupa diri adalah lupa akan diri sendiri, lupa betapa kita juga membutuhkan orang lain, lupa akan makna kehidupan yang hakiki. Lupa bahwa hidup didunia hanya sebentar. Jadi, menjaga kesadaran diri bagian yang paling penting dalam hidup kita senantiasa tetap mengingat dari mana kita berasal dan kemana kita akan kembali agar kita tidak lupa diri.

--
Sesungguhnya kita berasal dari Alloh dan kepada-Nya kita kembali (QS.Al-Baqarah : 156).

by: agussyafii

Berdalih

Pada suatu hari Pak Lurah memberikan petunjuk teknis kegiatan kerja bakti. 'Sebelum saya memulai menjelaskan petunjuk teknis dan peran warga pada kegiatan kerja bakti kita dihari ini, mohon bapak-bapak dan ibu-ibu yang membawa HP dimatikan. Semua warga merogoh kantong kemudian mengeluarkan HPnya dan mematikan.

'Terima kasih bapak-bapak, ibu-ibu. Jadi sekarang kita bisa segera memulai..' kata Pak Lurah.

Tiba-tiba terdengar ada HP yang berbunyi suara Wulan Jamila 'akulah gadis yang paling seksi ao..ao..' ;Sekali lagi saya ingatkan, mohon HPnya dimatikan.' kata Pak Lurah dengan nada suara tinggi. Semua warga kasak kusuk, memeriksa HP masing-masing, semua sudah merasa mematikan. Pak Lurah baru sadar ternyata yang berbunyi HP yang dikantongnya sendiri.

"Nah, inilah bapak-bapak, ibu-ibu kepada anak kita juga mesti bersikap tegas mengingatkannya, 'Nak, Kalo mau berubah nada ringstone bapak, bilang-bilang dong..'

Begitulah jika kita menjadi pemimpin suka sekali berdalih. Bahkan semakin tinggi kekuasaan seseorang, semakin canggih cara berdalihnya. Terkadang kita sebagai orang awam dibuatnya tidak mengerti apa yang disampaikan benar atau salah. Kecanggihan berdalih bisa memutarbalikkan fakta, yang benar bisa dibuat salah dan yang salah bisa dibuat menjadi benar.

--
“Tidak ada yang bisa benar-benar istiqomah (dalam kebaikan) melainkan orang-orang besar.” (Disebutkan oleh an-Nawawi dalam Syarh Muslim).

by: agussyafii

Berselimut Air Mata

Malam temaram, udara dingin terasa menusuk tulang. Rumah Amalia kedatangan tamu, seorang ibu bersama dua putranya. Terdengar lantunan ayat suci al-Quran anak-anak Amalia.
Beliau dan kedua putranya turut membaca Yasin. Memanjatkan untuk suaminya yang tercinta. Hampir seumur hidupnya dihabiskan untuk mengabdi kepada suaminya. Perjalanan hidupnya terjal dan berliku, penuh onak dan duri. Luka perih dihati tak tertahankan. Hidupnya bagai berselimutkan air amata.

Kisah yang dituturkan berawal dari sebuah kesuksesan yang diraih suaminya membuat hidup keluarga menjadi lebih baik. Anak-anak yang ke sekolah jalan kaki menjadi diantar pakai mobil. Rumah yang dulu panas kemudian ada pendingin. Kebutuhan hidup yang serba sulit menjadi tercukupi bahkan melimpah. 'Hidup kami bahagia Mas..'tutur beliau. Dipuncak kariernya sang suami terlihat lebih sayang kepada keluarga. Sampai kemudian dikejutkan oleh kenyataan pahit datang tiba-tiba. Suaminya meninggalkan rumah bersama perempuan lain yang justru dikenalnya. Hatinya hancur karena harus banting tulang untuk menghidupi anak-anaknya. 'Hanya pada Allahlah saya memohon dan berserah diri..' ungkap beliau. Sampai batas titik nadir Allah Subhanahu wa Ta'ala menguji dirinya.

Bertahun-tahun suami pergi meninggalkan dirinya dan anak2nya. Tiba-tiba suaminya datang kembali ke rumah dengan membawa dua anak dari istri mudanya. Suaminya bercerita bahwa istri mudanya telah meninggal dunia, usahanya mengalami kebangkrutan dan menjadi pengangguran. Dipeluk suaminya dengan tertumpah semua air mata. Didekap erat tubuh suaminya, dia bersedih sekaligus gembira karena suaminya telah kembali. Air matanya tak terbendung. Seolah penderitaan yang dialami selama ini tak sebanding dengan penderitaan yang dialami oleh sang suami.

'Rumah menjadi ramai karena anggota keluarga bertambah, biasa kami bertiga sekarang menjadi berenam,' kata beliau. 'Saya mengajarkan kepada anak-anak bagaimana mengubah benci menjadi cinta karena begitulah Nabi Muhammad mengajarkan kepada kita sampai akhirnya anak-anak saya menerima dengan baik, saudara-saudara dari istri muda ayahnya. Mereka berkumpul dan bermain bagai saudara sekandung.' tutur sang Ibu terlihat wajahnya yang telah termakan usia. Setiap hari suaminya pergi mencari nafkah, berangkat pagi sampai pulang malam. Pada suatu hari suaminya sakit terkena Bronchitis dan muntah darah. Dua bulan kemudian sang suami meninggal dunia dipangkuannya. Dielus dan dibelai rambut sang suami yang telah memutih. Meninggal dengan senyuman dengan kasih sayang seorang istri. Semua anak-anaknya menangisi kepergian ayahnya. Ayah yang dicintai oleh anak-anak dan istrinya.

'Mas Agus, Puluhan tahun saya benci, marah dan kesal. Allah menyentuh hati saya agar saya bisa memaafkan, mengasihi dan menyayangi kepada orang-orang yang telah menyakiti hati saya bahkan tiada kenal lelah saya berdoa memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar keluarga kami diberkahi dan Allah mengabulkan doa saya, memberikan kami dan keluarga sebuah kebahagiaan' Ucap beliau dengan air mata yang bercucuran. Subhnallah.. .

---
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (QS Ath-Thalaq 4).

by: agussyafii

Selasa, 19 Oktober 2010

Makna Pekerjaan Anda

Oleh: James Gwee

Beberapa waktu yang lalu saya memberikan pelatihan mengenai sikap kerja di sebuah hotel berbintang lima di Singapura. Salah satu peserta pelatihan adalah Pak Lim, seorang pria berusia 60 tahunan yang bekerja di hotel tersebut. Bagi saya pekerjaan sehari-hari Pak Lim sangatlah monoton dan membosankan. Setiap hari, dengan membawa sebuah daftar, dia mengecek engsel pintu setiap kamar hotel.
Saya akan menceritakan sedikit bagaimana tugas Pak Lim sebenarnya. Pak Lim memulai rangkaian tugasnya dengan mengecek engsel pintu pintu kamar 1001 dan memastikan bahwa engsel dan fungsi kunci pintu berfungsi dengan baik. Pengecekan yang dilakukannya bukanlah pengecekan seadanya, namun pengecekan yang saksama di setiap engsel dan memastikan bahwa setiap pintu bisa dibuka-tutup tanpa masalah.
Untuk mengecek satu pintu saja, Pak Lim berulang kali membuka dan menutup pintu tersebut hanya untuk memastikan bahwa semuanya berfungsi dengan baik. Barulah setelah puas, dia memberi paraf pada daftar yang dibawanya dan mengecek pintu kamar berikutnya, kamar 1002, dia melakukan hal yang sama, begitu seterusnya. Dalam sehari, Pak Lim bisa mengecek pintu 30 kamar.
Anda tentu bertanya, berapa hari waktu yang dibutuhkan Pak Lim untuk mengecek pintu semua kamar di hotel itu. kurang lebih sebulan! Tidak mengejutkan sebenarnya karena hotel berbintang lima ini memiliki sekitar 600 kamar.
Tugas pengecekan Pak Lim dapat diibaratkan sebagai lingkaran. Setelah pintu kamar terakhir selesai dicek, Pak Lim akan kembali lagi ke kamar pertama, kamar 1001. Rangkaian tugas ini terus berjalan seperti itu, dari hari ke hari, bulan ke bulan, tahun demi tahun.
Pekerjaan semacam ini jelas merupakan pekerjaan monoton, tanpa variasi dan membosankan! Saya sendiri tidak habis pikir, bagaimana mungkin Pak Lim masih bisa cermat dan teliti mengecek setiap engsel pintu dalam menjalani tugas yang mmbosankan ini. Saya membayangkan, seandainya saya sendiri yang diminta melakukan hal semacam ini, mungkin saya akan memeriksa setiap engsel sekadarnya saja.
Karena sangat penasaran, suatu hari saya bertanya kepada Pak Lim apa yang sebenarnya membuatnya begitu tekun menjalani pekerjaan rutin itu. Jawabannya sungguh diluar dugaan saya. Dia mengatakan, James, dari pertanyaan Anda, saya bisa menyimpulkan bahwa Anda tidak mengerti pekerjaan saya. Pekerjaan saya bukan sekadar memeriksa engsel, tetapi lebih dari itu. Begini. Tamu-tamu kami di hotel berbintang lima ini jelas bukan orang sembarangan. Mereka biasanya adalah kepala keluarga, CEO sebuah perusahaan, direktur, atau manajer senior. Dan saya tahu mereka semua jelas bertanggung jawab atas kehidupan keluarga mereka, dan juga banyak karyawan di bawahnya yang jumlahnya mungkin 20 orang, 100, atau bahkan ribuan orang.
Nah, kalau sesuatu yang buruk terjadi di hotel ini, misalnya saja kebakaran dan pintu tidak bisa dibuka karena engselnya rusak, mereka bisa meninggal di dalam kamar. Akibatnya bisa Anda bayangkan, pasti sangat mengerikan, bukan hanya untuk reputasi hotel ini, tetapi juga bagi keluarga mereka, karyawan yang berada di bawah tanggungan mereka. Keluarga mereka akan kehilangan sosok Kepala Keluarga yang menafkahi mereka dan karyawan mereka akan kehilangan sorang pimpinan senior yang bisa jadi mengganggu kelancaran perusahaan. Sekarang Anda mungkin dapat mengerti bahwa tugas saya bukan sekadar memeriksa engsel, tapi menyelamatkan kepala keluarga dan pimpinan unit bisnis sebuah perusahaan. Jadi, jangan meremehkan tugas saya.
Saya benar-benar terperangah mendengar penjelasan panjang lebar Pak Lim. Dari situlah saya mengerti bahwa jika seseorang tahu benar makna dibalik pekerjaannya, dia akan melakukan pekerjaannya dengan bangga, dengan senang hati, dengan penuh tanggung jawab. Sebaliknya, seandainya saja Pak Lim tidak mengerti makna pekerjaannya, dia akan mengatakan bahwa tugasnya hanya sebagai tukang periksa engsel.
Sekarang, coba tanyakan pada diri sendiri. Apakah Anda tahu benar makna di balik pekerjaan Anda? Katakanlah Anda adalah seorang Kepala Sekolah, Guru, Karyawan, apakah Anda tahu makna di balik pekerjaan Anda?
Ingatlah bahwa jika seseorang tahu makna pekerjaannya, dia pasti akan melakukan pekerjaan dengan rasa bangga, dan yang terpenting, dia akan membuat pekerjaannya penuh arti, bagi dirinya, bagi keluarganya dan bagi perusahaannya.

by: James Gwee

Senin, 18 Oktober 2010

Cinta Itu Indah

Di pagi yang indah sebelum berangkat kerja saya sempat sarapan ditemani dengan secangkir teh manis. saya bilang sama istri saya agar menjauh dari saya. Hah! istri saya sempat tercengang, 'kenapa mas saya mesti menjauh?' katanya penuh keheranan. Saya katakan padanya, 'tehnya sudah manis, nanti jadi tambah manis jika melihat senyummu yang manis itu..' Mendengarkan jawaban saya, istri saya menjadi tersipu malu.

Itulah cinta yang kita miliki, selalu hadir penuh keindahan di pagi hari. Cinta yang indah selalu terwujud di dalam rumah tangga. Bahkan pergaulan dalam rumah tangga juga membutuhkan suasana dinamis, dialog dan saling menghargai. Kekurangan keuangan keluarga misalnya, oleh orang bijak dapat dijadikan sarana untuk menciptakan suasana dinamis dalam keluarga.

Sebaliknya suasanya mapan yang lama (baik mapan cukup maupun mapan dalam kekurangan) dapat menimbulkan suasana rutin yang menjenuhkan. Oleh karena itu suami isteri harus pandai menciptakan suasana baru, baru dan diperbaharui lagi, karena faktor kebaruan secara psikologis membuat hidup menjadi menarik. Kebaruan tidak mesti dengan mendatangkan hal-hal yang baru, tetapi bisa juga barang lama dengan kemasan baru agar cinta di dalam rumah selalu nampak indah bagi para penghuninya.

by: agussyafii

Minggu, 17 Oktober 2010

Keajaiban Bersyukur

Masalah, ujian dan derita menjadi terasa berat apabila kita tidak pernah tahu bagaimana caranya bersyukur. Syukur menjadi sebuah keajaiban ditengah luka, perih dan air mata karena syukur wujud cinta kita kepada Allah. Cara kita mencintai Allah dan cara Allah mencintai kita hadir ketika kita mampu bersyukur. Bersyukur dengan penuh kecintaan kita kepada Allah sebagaimana kecintaan Allah kepada kita sehingga hidup kita menjadi terasa indah dan bahagia. 'Jika engkau bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmatKu padamu.' (QS. Ibrahim :7).

Bagaimana cara yang paling mudah agar kita bisa selalu bersyukur. Ada tiga hal.
Pertama, Berprasangka baik kepada Allah. Kedua, berprasangka baik pada orang lain. Ketiga, petik hikmahnya. Berprasangka baik kepada Allah & orang lain, sekaligus memetik hikmahnya akan membuat kita merasa aman dan nyaman. membuat hidup kita bahagia.

Apa manfaat syukur? Manfaat syukur ada tiga hal. pertama, kita menyadari bahwa hidup ini tidak ada yang kebetulan, semua apa yang kita alami adalah anugerah Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kedua, bersyukur berarti kerelaan kita untuk menerima apapun yang telah menjadi tetapan Allah atas hidup kita. Ketiga, bersyukur berarti memaafkan kesalahan orang lain yang pernah menyakiti hati kita.

by: agussyafii

Sabtu, 16 Oktober 2010

Selamat Dari Belitan Hutang

Selepas maghrib, anak-anak Amalia berdoa bersama. Tak lama kemudian kami kedatangan seorang tamu. Ibu muda menyapa kami. Saya mempersilahkan duduk. 'Mas Agus masih ingat saya?' katanya. Samar-samar saya agak lupa. Dengan cepat dia mengingatkan saya kembali. 'Saya enam bulan yang lalu pernah datang kemari untuk bershodaqoh, alhamdulillah sekarang saya sudah terbebas dari belitan hutang.'

Ibu muda itu bertutur bahwa telah mengikuti saran saya agar selamat dari belitan hutang dengan bershodaqoh dan tidak menutup hutang dengan berhutang sebab hutang menutup pintu rizki dan menutup terijabahnya pintu doa. 'Maka saya jual ruko yang saya miliki untuk menutup hutang dan sisanya saya gunakan untuk usaha kembali.' ucap beliau dengan mata berkaca-kaca. Air matanya mengalir. Ujian itu datang bertubi-tubi menimpa hidupnya. Terasa menyesakkan didada. Sejak suaminya meninggal dunia, dia menjadi tulang punggung untuk anak-anaknya dan keluarga karena tidak ada yang mengingatkannya disaat ada orang yang menawarkan pinjaman tanpa berpikir panjang langsung menerima tawaran itu. Sampai terjebak belitan hutang riba yang mencekik lehernya.

Sekarang rumah makannya sudah memiliki tiga cabang dan telah memiliki dua ruko. Kejadian yang telah lalu menjadi pelajaran yang teramat berharga, semakin mendekatkan diri kepada Allah dan semakin mencintai sang buah hatinya. Maka beliau bersyukur telah bershodaqoh untuk anak2 Amalia, atas izin Allah telah menyelamatkan dirinya dari belitan hutang dan beliau berjanji tidak akan pernah berhutang lagi dalam menjalankan usahanya. Hutang menyebabkan tertutupnya pintu rizki dan terhalangnya pintu ijabah doa yang kita panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

--
Obatilah orang yang sakit dengan bershodaqoh, bentengilah harta kalian dengan zakat dan tolaklah bencana dengan doa.' (HR. Baihaqi).

by: agussyafii

Kasih Sayang Seorang Ayah

Justify FullSeorang ayah memiliki hati yang penuh kasih untuk anak-anaknya. Hati seorang ayah akan tahan menderita bila sakit untuk dirinya sendiri, namun tidak akan tahan disaat melihat buah hatinya yang menderita. Bahkan jika sakit itu bisa digantikannya, ayah bersedia menggantikan sakit anaknya. Itulah hati seorang ayah.

Saya mengenal seorang teman yang juga seorang ayah. Saya biasa memanggilnya Mas Jay. Kami biasa berdiskusi lewat milis dan malam itu Mas Jay berkunjung ke Rumah Amalia. Mas Jay bertutur mulanya dirinya orang yang ‘jauh dari Allah’ tidak memiliki keyakinan yang mantap dan tetap. Ketertarikan belajar sholat secara serius ketika ajakan yang begitu menyentuh dari anaknya yang masih TK. Anak yang masih relatif kecil setiap hari selalu mengajaknya untuk mengerjakan sholat. Awalnya dirinya menanggapi hal itu sebagai biasa saja.

Ajakannya itu terasa betul-betul menampar hatinya. Begitu sangat berharga dan membuatnya menangis meraung-raung justru ketika anaknya sedang sakit masih sempat mengajaknya sholat Isya’. Katanya, ditengah malam anak saya suhu badannya panas tinggi dan perutnya mengeras. Anaknya menangis tak henti-hentinya merengek mengajak saya sholat. Tanpa berpikir panjang saya memenuhi permintaannya untuk mengambil air wudhu. Setelah mengerjakan sholat, kami bergegas menuju Rumah Sakit.

Setelah diperiksa ternyata putranya harus dioperasi. Karuan saja dirinya menjadi panik. Bagaimana mungkin anaknya yang masih kecil itu dengan kekuatan fisiknya yang masih lemah untuk menghadapi operasi. ‘Saya hanya bisa berserah diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, saya berjanji jika anak saya sembuh. Saya akan rajin melaksanakan sholat seperti yang dimintanya.’

Mas Jay menuturkan sebelum anak saya masuk ruang operasi masih sempat bertanya pada dirinya, ‘ayah sudah sholat belum.’ Kata-kata itu begitu mengiris-iris hati saya. Dulu bila mendengar ajakan teman-temannya untuk sholat selalu menolaknya karena keengganan untuk melaksanakan sholat. Sekarang kata-kata itu justru muncul dari anak yang disayanginya, bagaimana mungkin dirinya bisa menolaknya, lanjutnya. Mas Jay tak bisa menyembunyikan airmatanya yang terus bercucuran.

‘Saya menunggu putra saya didepan kamar operasi’ tuturnya. Ketika lampu operasi menyala. Dirinya bersama istri tercinta tidak bisa menyembunyikan kegelisahannya, hilir mudik didepan kamar operasi. Waktu seolah berjalan lama sekali. ‘Segala macam doa yang saya tahu saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala’ Setelah begitu lama, kamar operasi itu terbuka. Seorang dokter muncul dari pintu. Mencopot sarung tangannya. ‘Operasinya berjalan dengan baik, anak bapak sekarang perlu istirahat setelah itu boleh pulang.’ Mas Jay menangis bahagia. ‘Alangkah nikmatnya anugerah Allah yang diberikan kepada saya disaat harapan mulai memudar, Allah menyelamatkan putra saya,’ tuturnya. ‘Dan sejak itu saya lebih giat untuk melaksanakan sholat karena saya harus memenuhi janji saya,’ kata Mas Jay malam itu. Saya bisa merasakan apa yang terjadi pada dirinya. Begitulah hati seorang ayah yang penuh kasih untuk sang buah hatinya.

by: agussyafii

Kuatkan Diri Anda

Anak kecil yang baru bisa berdiri atau berjalan senantiasa membutuhkan orang lain untuk berpegangan sebab belum dapat melakukannya sendiri, karena ada rasa takut dan khawatir. Perlahan dengan latihan setiap hari dengan bimbingan orang tua mulailah timbul kepercayaan diri untuk melakukan. Demikian halnya kita, orang yang dewasa, banyak hal di dalam hidup ini kita tidak melakukan segala hal seorang diri. Kita membutuhkan orang lain, dan bergantung kepada seseorang yang kita anggap kuat. Rasa kepercayaan diri bahwa kita sanggup mengerjakan sendiri terkadang tidak terpikirkan. Sebelum mencoba kita sudah merasa lumpuh tidak berdaya, lemah dan yakin kita jatuh tersungkur.

Namun ketika kenyataan yang tak terelakkan, orang yang menjadi sandaran telah tiada, terenggut dari sisi kita karena kematian atau perpisahan dan kita merasa sendiri tanpa ada tempat pegangan dan sandaran. Apakah kita akan terus duduk termenung atau berbaring menunggu seseorang yang menuntun kita untuk bangkit dan berjalan lagi? Apakah kita akan terus menangis sampai orang mendengarkan suara kita dan menghapus air mata kita? Apakah kita tidak mencoba menggerakkan kaki dan tangan kita? berdiri dan berjalan, beberapa kali kita jatuh dan bangun lagi. Tiba waktu untuk bangkit, cukup kuat berdiri dan berjalan. Kekuatan anda bergantung pada sandaran kokoh, kuat dan abadi. Sandarkan diri kepadaNya.

Allah mengangkat segala bentuk yang lemah, tidak berdaya. Anda dibangkitkan dengan penuh Kasih SayangNya dengan berbagai jalan kehidupan yang terjal berliku. Tertumpah setiap tetes air mata dan hati yang penuh luka. Anda sanggup untuk berdiri menghadapi kehidupan, berjalan dan berlari, terbukti bahwa anda masih diberikan untuk bisa bernapas menghirup udara segar dan menikmati indahnya matahari disiang hari. Kita telah diberikan kesanggupan untuk mengurus keluarga, membagikan cinta dan kasih sayang untuk anak-anak kita. Itu bertanda Allah telah memberikan kita kesanggupan dan kekuatan kepada kita sebagai pengatur yang handal. Nah, mengapa bakat dan kemampuan tidak kita sadari dan berkembang disaat tidak ada seorangpun yang menopang hidup kita? Tunjukkan bahwa ada ataupun tiada seorangpun yang menopang anda tetap seorang pemimpin yang baik, bagi kehidupan anda, untuk anak-anak dan untuk siapapun yang membutuhkan pertolongan anda.

Kenalilah perasaan-perasaan diri kita sendiri, rasa takut, khawatir akan hidup sendiri, rasa tidak percaya bahwa kita sanggup melakukan segala sesuatunya sendiri. Rasa takut dan khawatir ini menghambat kepercayaan diri kita, membuat kita tidak akan melangkah maju dalam kehidupan, Kita terpaku pada keadaan sekarang, terbenam dalam penderitaan dan kesedihan yang tak kunjung berakhir dan kita tidak keluar dari kubangan lumpur yang membenamkan kita jika kita tidak keluar. Kuatkan diri anda dengan memohon kekuatan kepada Allah agar diberikan kesanggupan memikul beban yang sudah menjadi tugas kita pada saat ini untuk menuju kehidupan yang lebih baik, lebih indah dan mulia.

'Janganlah kamu bersikap lemah dan jangan pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman.' (QS. Ali Imran : 139).

by: agussyafii

Senin, 11 Oktober 2010

Solusi Mengatasi Perih di Hati

Salah satu kedukaan di dalam hidup kita adalah kehilangan sesuatu yang berarti tentu saja membuat kita merasa perih dihati. Terlebih kehilangan orang yang kita cintai dan kita harapkan. Apalagi sampai kita begitu sangat bergantung kepada kehadirannya, maka rasa perih dihati yang mengiringi kepergiannya terasa amat sakit dan mudah untuk disembuhkan luka itu. Setiap benda atau hal yang mengingatkan kita kepada orang tersebut membuat luka hati menganga kembali dan rasa sakit yang menyayat terasa begitu nyeri.

Sejauh mana kenangan itu tersimpan, tergantung hubungan kita dengan orang yang pergi. Cinta dan kasih sayang yang begitu mesra menimbulkan kenangan manis, sedangkan hubungan yang penuh pertengkaran atau penghianatan menimbulkan kebencian yang membara dan setiap tempat, benda, orang dan masalah yang berkaitan dengan orang tersebut menimbulkan rasa nyeri dihati dan kenangan pahit tak terlupakan.

Apa saja yang pernah kita alami baik atau buruk, manis atau pahit tentu saja akan membuat kita teringat oleh kita meski sudah berlangsung sekian tahun yang lalu. Kenangan akan sesuatu adalah bagian dari memori hidup kita yang cepat atau lambat akan berlalu. karena perasaan apapun yang anda miliki boleh saja, bukan benar atau salah melainkan sejauh mana anda bisa mengatasi luka dan perih dihati.

Rasa sakit dan perih kita bisa atasi dan mempergunakan setiap kenangan yang terlintas dipikiran kita terhadap seseorang yang telah meninggalkan kita untuk hal-hal yang positif dan produktif bukan untuk merusak diri kita sendiri. Berserah dirilah pada Allah maka hati akan terisi dengan kebaikan, prasangka baik, dengan kesucian, dengan keyakinan bahwa hidup ini adalah anugerah Allah yang terindah sehingga luka itu tidak terasa perih lagi. Keberserahan diri kepada Allah membuat pikiran-pikiran positif dan produktif, prasangka baik,. Hati dan pikiran yang penuh dengan sifat baik dan mulia, anda akan ikut berubah total. Anda menjadi kuat dan sanggup memikul beban hidup ini menjadi terasa ringan serta mengatasi rasa perih dihati, sebagaimana Allah mengingatkan kita.

'Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang mulia kepada mereka didunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar kalau mereka mengatahui. Yaitu orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka berserah.' (QS. an Nahl : 41-42).

by: agussyafii

Sabtu, 09 Oktober 2010

Bahaya Dengki

Diantara penyakit yang merusak pahala puasa adalah dengki, dalam bahasa Arab disebut hasad. Dengki adalah perasaan tidak senang atas keberuntungan orang lain disertai usaha menghilangkan dan memindahkan keberuntungan itu kepada diri sendiri (an tatamanna zawala ni`mat al mahsud ilaika). Adapun menginginginkan hal yang serupa dengan yang diperoleh orang lain tidak termasuk dengki, karena al Qur̢۪an bahkan menyuruh kita berlomba meraih kebajikan (fastabiq al khoirat).

Mengapa orang mendengki ? Dasar dari sifat dengki adalah adanya keinginan orang untuk menjadi orang nomor satu, menjadi orang yang terhebat, terkaya, terhormat dan ter-ter yang lain, yang berkonotasi rendah. Dalam bahasa agama, dunia dengan segala urusannya adalah sesuatu yang rendah. Dalam bahasa Arab, dun ya artinya dekat atau rendah atau hina. Jadi orang hanya mendengki manakala yang diperebutkan itu sesuatu yang rendah, hina dan berdimensi jangka pendek, ibarat `orang yang memasuki lorong sempit yang hanya muat satu orang. Ruang sempit itulah yang menyebabkan para peminat harus berdesakan dan saling menyikut. Selanjutnya jika ada satu orang yang telah berhasil memasuki lorong dan berhasil menduduki kursi duniawi yang diperebutkan, kursi presiden misalnya, maka orang yang belum berhasil memandang orang yang telah berhasil sebagai hambatan yang harus disingkirkan, sementara orang yang telah berhasil menduduki kursi itu memandang orang lain yang
berminat sebagai ancaman yang juga harus dihambat.

Adapun jika memperebutkan sesuatu yang besar, mulia dan berdimensi panjang hingga akhirat, maka diantara para peminat justeru terdapat hubungan. Orang yang merindukan derajat takwa misalnya, ia akan senang jika ada orang lain yang bermaksud sama. Demikian juga orang yang ikhlas berdekah, maka ia sangat senang jika ada orang lain yang juga gemar bersedekah. Jika diantara orang yang ingin menjadi orang dekat presiden terdapat saling iri, saling menjegal dan sebagainya, hal itu adalah karena sempitnya ruang untuk menjadi orang dekat presiden, Tetapi jika ingin menjadi orang yang dekat dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, maka seberapapun banyaknya orang yang menginginkan, disana tersedia ruangannya, karena Allah Maha Luas rahmat Nya.

Dengki itu sangat berbahaya, bukan hanya bagi diri pemiliknya tetapi juga bagi masyarakat luas. Dengki itu kata hadis nabi ibarat setitik api yang dapat membakar kayu bakar seberapapun banyaknya. Ia juga bagaikan pisau cukur yang bisa mencukur bersih amal seseorang. Kata Nabi, hanya dua hal orang boleh iri; yakni jika ada orang yang dikaruniai ilmu banyak, ia dapat mengajarkan kepada orang lain dan juga yang bersangkutan mengamalkannya. Kedua, jika ada orang yang dianugerahi banyak harta, tetapi ia membelanjakannya di jalan yang benar hingga habis, Wallohu a`lamu bissawab.

by: agussyafii

Keajaiban Berbagi

Pada suatu hari ada seorang laki-laki muda datang ke Rumah Amalia. Siang itu di depan pintu pagar memberikan salam, 'Assalamu'alaikum, Mas Agus Syafiinya ada?' katanya. Hana berlari memanggil, 'Wa'alaikum salam..Ayah, ada tamu.' Saya bergegas menyambutnya. pemuda itu memperkenalkan dirinya. Dia memperkenalkan dirinya sebagai salah satu penggemar tulisan saya, kehadirannya siang itu kami berbincang banyak hal. pemuda itu bercerita pernah mengalami sendiri tentang keajaiban berbagi. 'Saya sendiri mengalaminya Mas, seperti yang Mas Agus pernah tulisa tentang rizki yang tidak terduga. Saya yakin Allah mendengar doa saya ketika saya sudah melakukan dengan ikhlas berbagi dengan orang lain ketika dalam kesusahan.'

Dalam penuturannya bahwa dirinya pernah mengalami keputusasaan. Setelah lulus kuliah, hampir dua tahun menganggur, sudah mencoba kesana kemari melamar pekerjaan tidak membuahkan hasilnya. Sampai suatu hari ditengah ikhtiarnya berusaha mencari pekerjaan. Ditengah lelah dan letih, sudah capek keliling Kota, istirahat minum dipinggir jalan terminal Pulo Gadung, dia bertemu dengan seorang ibu dengan membawa pakaian ditawarkan kepada setiap orang yang ditemuinya. Ibu itu menawarkan dengan harga lima ribu rupiah. Sementara uang yang tersisa tinggal sepuluh ribu rupiah. Di depannya sang ibu berkata, 'Mas, mau nggak beli pakaian bekas saya? Anak saya rewel dari pagi belum makan, saya mau beli makan nggak punya uang..' Tanpa berpikir panjang pemuda itu memberikan uangnya lima ribu rupiah, 'Ibu ambillah uang ini untuk beli makan putra ibu dan bawa kembali pakaiannya.' ucapnya. Ibu itu mengucapkan terima kasih berkali-kali kemudian pergi meninggalkannya.

Seminggu kemudian, dia mendapatkan panggilan kerja diperusahaan telekomunikasi, setelah menunggu dua tahun akhirnya mendapatkan panggilan kerja disebuah perusahaan yang diharapkannya. Keberkahan dari perbuat baik yang dilakukan membuat doanya diijabah oleh Allah Subahanahu Wa Ta'ala. 'Allah dengan begitu indahnya mengambilkan doa saya, dengan keikhlasan memberikan uang lima ribu rupiah apa yang saya harapkan diijabah oleh Allah.' tuturnya. 'Bahkan sampai sekarang saya masih bekerja diperusahaan itu Mas dengan gaji lumayan cukup memenuhi kebutuhan saya.' Subhanallah. .

by: agussyafii

Itulah Yang Terbaik Bagiku

Bila hidup terasa berat menjalaninya, Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam adalah contoh sempurna dari insan yang mengalami penderitaan dan bagaimana beliau menghadapinya serta perkembangan setelah kehilangan dan penderitaan. Kerendahan hati Nabi patut menjadi teladan kita. Dalam kebahagiaan dan kegembiraan, mendengar pujian, sanjungan dan makian apapun beliau tetap rendah hati dan memuji Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Ketaatan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam pada kehendak Allah merupakan cermin iman yang luas biasa. Berbagai penderitaan tidak membuat beliau putus asa, lebih banyak mendekatkan diri kepada Allah. Dari semua kedukaan dan penderitaan yang dialami setiap insan, tidak ada yang melebihi kesedihan dan penderitaan Nabi, Tak seorangpun di dunia ini mengalami kisah hidup seperti Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam yang sejak kecil sudah sebagai yatim piatu. Maka meneladani Nabi berarti menyatukannya kehilangan, penderitaan, kesedihan, tekanan kejiwaan dan berbagai kesulitan yang kita alami.

Dengan penderitaan, kita persembahkan semuanya untuk kemuliaan Allah, kita memohon bantuanNya agar dalam mengatasi semua penderitaan hidup kita bisa bersikap sabar, tawakal, tabah, ikhas, berani berharap dan senantiasa sanggup menjalani hidup dengan memohon padaNya, 'Ya Allah, aku ini adalah hambaMu. Terjadilah padaku menurut kehendakMu. Itulah yang terbaik bagiku..'

Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa yang berserah diri kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya. ( QS. 65: 2).

by: agussyafii

Jas Hujan

Setiap kali melihat jas hujan, saya selalu teringat seorang teman yang bercerita tentang jas hujan, teman itu bertutur, Mas Agus, setiap kali turun hujan saya selalu meneteskan air mata. Dulu sewaktu saya kecil, saya selalu ingin mempunyai jas hujan. Waktu saya kelas Tiga SD hampir semua teman-teman telah memiliki jas hujan. mereka terlihat gagah dengan jas hujannya. semuanya berwarna cerah nan indah. tetapi ibu tak punya cukup uang untuk membelinya. Walaupun kesal dan kecewa, saya harus tetap menahan keinginan untuk memiliki jas hujan.

Sampai pada suatu hari kekecewaan itu memuncak, ketika saya pulang sekolah, hujan turun deras, saya kecewa dengan ibu sebab jika saya mempunyai jas hujan saya tidak perlu basah kuyup kena hujan dan bisa berlarian bersama teman-teman yang lain. Disaat teman-teman tertawa menikmati hujan, saya harus berjalan pulang dengan tubuh basah kuyup. Ditengah jalan saya bertemu dengan ibu. Ibu membawakan payung untuk saya, karena sudah terlanjur marah, tak terima dengan payung itu kemudian ngambek.

Ibu mendekap tubuh saya dengan memayungi agar tidak terlalu basah kuyup, hujan makin deras dan kami berjalan pulang sekalipun saya ngambek dan menolak untuk dipayungi. Sesampai di rumah ibu dengan membawa handuk, ada kehangatan yang segera menyergap, saya menjadi tenang. tak ada kata-kata yang keluar dari ibu selain menghangatkan saya dengan handuk, tangannya membersihkan setiap air hujan yang melekat ditubuh. Disekanya kepala saya agar nanti tidak sakit, masih dengan diam ibu menggantikan pakaian, setelah itu ibu membuatkan secangkir teh hangat dan menyodorkannya untuk saya, saya bergegas meminumnnya. Kehangatan terasa hadir didalam badan saya. Walaupun saya tidak pernah tahu, saya yakin ada kehangatan lain yang diberikan ibu pada saat itu.

Mas Agus, begitulah ibu tidak mampu membelikan saya jas hujan seperti yang saya harapkan namun payungnya telah membuat saya aman. Ibu tidak mampu membelikan saya jas hujan tetapi dekapan ibu membuat saya terhindar dari sakit. Ibu memang tidak bisa membelikan jas hujan namun usapan lembut ibu adalah segalanya bagi saya. Lingkaran tangannya ditubuh saya adalah dekapan yang paling indah. Secangkir teh manis telah menghangatkan tubuh saya. Ya, rintik hujan selalu membuat saya menangis karena teringat ibu. Terima kasih ibu.. yang tidak membelikan saya jas hujan karena apa yang telah diberika ibu selama ini telah membuat hidup saya bahagia.

by: agussyafii

Keajaiban Bersyukur

Pernah di Rumah Amalia, saya kedatangan tamu, seorang bapak yang baru saja terkena PHK. Menurut penuturannya di kantor tempatnya bekerja sedang ada pengurangan tenaga kerja dan dirinya salah satu orang yang terkena PHK. Ada informasi bahwa masa kerja dibawah 10 tahun hanya akan mendapatkan 1 setahun gaji pesangon.

Dengan wajah yang penuh senyuman beliau mengatakan, 'Alhamdulillah, saya yakin ada rencana Allah yang terindah untuk saya dan keluarga saya dibalik PHK ini, Itulah sebabnya saya niatkan bershodaqoh untuk anak-anak Amalia agar PHK ini mendapatkan keberkahan Allah Subhanahu Wa Ta'ala bagi saya dan keluarga saya.' Ucap beliau penuh keyakinan. Mungkin PHK menjadi momok bagi orang lain namun keyakinannya ada hikmah dibalik PHK yang dialaminya, membuat hati beliau menjadi kokoh dan disandarkan hidupnya kepada Allah semata.

Hampir satu minggu menunggu kepastian uang pesangon akhirnya cair juga, yang didapatkan 75 juta. Uang itu digunakannya untuk usaha, alhamdulillah, rizki yang Allah berikan semakin melimpah dengan usaha yang sekarang dikelola semakin maju dan berkembang bahkan sudah memiliki ruko sendiri. Begitulah gambaran orang yang senantiasa bersyukur . Bersyukur adalah melihat kepada Sang Pemberi nikmat, bukan melihat kepada nikmat, Itulah keajaiban bersyukur.

'Dan barangsiapa bersyukur pasti Kami akan menambah nikmat Kami kepada kalian.' (QS. Ibrahim : 7).

by: agussyafii

Cukuplah Allah Menjadi Penolong Kami

Bila kita sedang menghadapi berbagai ujian, cobaan, musibah barulah menyadari kita memerlukan pertolongan. Kita baru tersadar bila kita tertimpa ujian dan cobaan yang bertubi-tubi, seolah terlempar ke dunia yang terasa begitu berat membuktikan bahwa kita makhluk yang lemah, tidak berdaya, kita memerlukan bantuan, kita memerlukan bantuan. Namun kepada siapa kita meminta pertolongan? Bukankah disekeliling kita juga membutuhkan pertolongan? Secercah harapan dalam hidup kita hadir bila kita menyakini 'Hasbunallah wanikmal wakil' (QS. Ali Imran: 173). Artinya, 'Cukuplah Allah menjadi penolong kami.'

Ketika Nabi Ibrahim Alaihi Salam dilempar ke dalam kobaran api, beliau mengucapkan 'Hasbunallah wanikmal wakil' Allah menjadikan api yang panas menjadi dingin sehingga Nabi Ibrahim selamat dari kobaran api yang membara. Demikian juga ketika Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Salam dan para sahabatnya mendapatkan ancaman juga mengucapkan 'Hasbunallah wanikmal wakil' yang membuatnya selamat dari marabahaya.

'Cukuplah Allah menjadi penolong bagi kami dan Dia sebaik-baiknya pelindung. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, mereka tidak ditimpa suatu bencana dan mengikuti keridhaan Allah. Allah mempunyai karunia yang besar.' (QS. Ali Imran : 173-174).

Kita tidak akan bisa mampu melawan bencana, menaklukkan semua derita dan mencegah musibah yang datangnya setiap saat dengan cara kita sendiri sebab kita memiliki kemampuan yang terbatas, kita diwajibkan berikhtiar untuk menyelesaikan setiap masalah bagaimana hasilnya selebihnya kita menyerahkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Jika tidak demikian, adakah jalan keluar yang lebih baik untuk kita tempuh disetiap kita menghadai ujian dan cobaan?

'Dan bertawakallah engkau hanya kepada Allah, jika engkau orang-orang yang beriman.' (QS. al-Maidah : 23).

Teman yang berbahagia, bertawakallah kepada Allah yang Maha Kuat dan Maha Sempurna yang kekuatannya begitu teramat besar tak terbatasi, jadikanlah 'Hasbunallah wanikmal wakil' sebagai amalan yang bermakna dalam setiap langkah kita. jika anda sedang terlilit hutang, menghadapi cobaan yang beruntun, kehilangan pekerjaan, rizki yang seret, dikhianati orang yang anda cintai, sedang dalam keadaan sakit parah, jika anda takut terhadap perlakuan orang berbuat dzalim, mengadu dan berharaplah kepada Allah dengan mengucap 'Hasbunallah wanikmal wakil' Insya Allah, ujian, cobaan, penderitaan dan masalah kita selesai dengan pertolongan Allah. Amin..

by: agussyafii

Mengapa Takut Mati?

Sulaiman bin Abdul Malik pergi menemui Abu Hazim seorang zuhud, setelah bertemu dengannya, ia bertanya. 'Wahai Abu Hazim, mengapa kita takut mati?' Abu Hazim menjawab, 'kita telah merusak kampung akherat kita dan membangun dunia, maka kita menjadi takut kehilangan kenikmatan duniawi.'

Sulaiman menjawab, 'Engkau benar, lantas bagaimana datang untuk menemui Allah?'

Dijawabnya, 'Bila seseorang yang baik, dia menemui Allah bagaikan orang yang pergi jauh pulang menemui kekasih pujaan hatinya. Namun bagi pendosa bagaikan orang yang dikejar-kejar oleh singa yang kelaparan dan pulang penuh ketakutan.'

Menangislah Sulaiman dan berkata, 'Ya Allah, bagaimana aku nanti disisiMu? aku teringat firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 'Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar dalam surga yang penuh kenikmatan dan sesungguhnya orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.' (QS. al-Infithar : 13-14).

Kemudian ia bertanya, 'Dimanakah rahmat Allah?' Abu Hazim menjawab, 'dekatlah dengan orang-orang yang berbuat ihsan (kebaikan), pada diri mereka bertebaran rahmat Allah.'

by: agussyafii

Keajaiban Shodaqoh

Ada seorang ibu karena menjaga anaknya yang sedang sakit. Setelah anaknya sembuh, ibunya yang jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit. Sampai seorang dokter menghubungi sang suami karena kondisi istrinya sedang kritis, Jauh harapannya untuk bisa sembuh setelah diperiksa secara medis. Sewaktu beliau dikantor, menjadi gelisah dan tidak tenang bekerja. Teringat anak-anaknya yang masih membutuhkan kehadiran seorang ibu dan kecintaanya kepada istrinya yang telah mendampingi dalam mengarungi samudra kehidupan, baik suka ataupun duka.

Kemudian beliau datang ke Rumah Amalia. Ditengah himpitan berbagai persoalan yang dialami oleh beliau. Air matanya menetes, suaminya merasa sedih dengan kabar sang istri sedang dalam kondisi kritis. Beliau berniat bershodaqoh untuk anak-anak Amalia memohon kepada Allah agar diberikan kesembuhan untuk istrinya yang tercinta.

Ketika beliau di rumah sakit, seorang dokter perempuan yang menangani istri beliau sejak dari awal mengabarkan nampak tanda-tanda kesembuhan pada istrinya. Dari ruang ICU dipindahkan ke ruang biasa. Peralatan yang menempel ditubuhnya sudah mulai dicopotin. Setelah seminggu kemudian diizinkan untuk pulang. Pada satu kesempatan beliau bersama istri dan anak-anaknya berkenan untuk mampir ker Rumah Amalia. Suami dan istri itu tak mampu membendung air matanya, mereka menangis karena bahagia dan memuji kebesaran Allah. Sungguh benar yang disabdakan oleh Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Salam.

'Obatilah orang-orang yang sakit kalian dengan mengeluarkan shodaqoh dan bentengilah harta kalian dengan mengeluarkan zakat dan siapkan untuk menolak bencana dengan berdoa.' (HR. Baihaqi).

by: agussyafii

Pentingnya Doa

Sejak alam barzah, manusia sudah didesain oleh Sang Pencipta sebagai makhluk yang mengakui adanya Allah Yang Maha Kuasa. (Q/7:172). Oleh karena itu naluri manusia cenderung mencari perlindungan kepada Yang Maha Kuat, terutama ketika sedang merasa terancam. Bukan hanya orang beragama, orang tidak percaya Tuhan-pun ketika melepas prajuritnya ke medan perang, mereka mengucapkan Semoga kalian menang. Kalimat semoga adalah ungkapan religius, ungkapan doa, yakni mengharap campur tangan kekuatan gaib yangdiyakini lebih besar dibanding kekuatan manusia. Dalam perspektif way of life seorang muslim, kehadiran manusia di muka bumi diberi status sebagai khalifah Allah, sebagai wakil Allah yang diberi amanat untuk menegakkan kebenaran dalam kehidupan manusia untuk mencapairida Allah sebagai tujuan hidupnya.
Untuk mencapai tujuan itu manusia diberi alat hidup, yaitu dirinya, fisik maupun psikis, dan harta atau alam yang memang disediakan Allah sebagai fasilitas. Denganpotensi itu manusia menjadi makhluk yang paling besar peluangnya untukmenjadi yang terhebat di muka bumi. Akan tetapi di sisi lain, manusia juga diberi status oleh Allah sebagai `abdun, sebagai hamba, yang memiliki serba keterbatasan, dan Allah tidaklah menciptakan manusia kecuali agar mereka mengakui dirinya sebagai `abdun, yang harus mengabdi, atau beribadah, menyembah kepada Sang Pencipta (Q/51:56). Inilah status kembar manusia di hadapan Allah.
Di satu sisi manusia adalah besar, memiliki tanggung jawab dan kewenangan yang besar, karena menjadi wakil dari Allah yang Maha Besar. Di sisi lain manusia adalah kecil, karena ia tak lebih hanyalah seorang hamba yang lemah, terbatas dan hidupnya sangat bergantung kepada berbagai faktor. Manusia akan menjadi kuat apabila ia menempel kepada kekuasaan Allah Yang Maha Kuat. Itulah sebabnya kita selalu berkata bahwa tiada daya dan kekuatan yang efektif tanpa seizin Allah yang Maha Agung, La haula wala quwwata illa billah al `Aliyy al `Azim. Sebaliknya manusia akan diperdaya dan dipermainkan oleh perbuatan sendiri yang menipu, jika ia jauh dari rida dan rahmat Allah. Allah akan mengangkat martabat manusia yang rendah hati, dan akan menjatuhkan ke dalam kehinaan terhadap manusia yang menyombongkan diri.
Di sinilah medan seni antara usaha dan doa. Di satu sisi, Al Qur’an banyak sekali memerintahkan manusia agar bekerja dan berusaha, tetapi di sisi lain Al Qur’an juga memerintahkan agar orang bertawakal (berpasrah diri kepada Allah) atas hasil dari pekerjaan dan usahanya. Disamping menyuruh bekerja, Al Qur’an juga menyuruh untuk berdoa kepada Allah, disertai jaminan bahwa Allah akan mengabulkan doa manusia (Q/40:60), karena Allah memang mendengarkan doa-doa hambaNya (Q/14:39). Kata Nabi, doa adalah sumsumnya ibadah ad du’a mukh-khul `ibadah.

by: agussyafii

Ikhlas Itu Indah

Justify FullHujan rintik-rintik membasahi bumi, udara berhembus terasa segar. Seorang pemuda telah selesai menunaikan sholat dzuhur berjamaah di masjid. Pandangannya menyapu ke arah halaman masjid, tidak jauh darinya ada seorang perempuan tua yang duduk ditengah lapangan menarik perhatiannya. Tiba-tiba sebuah tas kecil dari tempat nenek itu terbang tertiup angin kencang. Segera pemuda itu memperhatikan teriakan nenek itu minta tolong, ingin tasnya diambilkan.

Merasa terpanggil pemuda itu segera berlari mengejar tas kecil, terlihat tas itu telah melesat jauh, dia berlari dengan terengah-engah kelelahan. Berlarilah pemuda itu sekuat tenaga dan tas kecil itu berhasil juga dipegangnya. Nampak keringat bercucuran, dengan hati penuh kebahagiaan dia berlari kecil mengantarkan tas kecil. Terlintas didalam hatinya lelah yang dirasakan tentunya akan disambut dengan senyuman dan ucapan terima kasih sang nenek sudah cukup sebagai balasan atas kebaikan yang telah dilakukannya.

Namun diluar didugaannya, sang nenek segera merebut tas kecil itu dan membalikkan tubuhnya dengan wajah yang cemberut, sepintas seperti marah. Pemuda terkejut bukan main. Jangankan senyuman dan ucapan terima kasih, wajah ramahpun tidak terlihat. Pemuda itu kebingungan. 'Apa dosaku ya?' ucapnya lirih. Dia tak bisa bergerak, malu, kesal, kecewa tercampur aduk.

Berkali-kali pemuda istighfar, siang itu dirinya menemukan pelajaran yaitu makna ikhlas. Ya tentang keikhlasan. Keikhlasan berarti tidak pernah berharap apapun, bahkan balasan walaupun berupa senyuman dari yang kita perbuat. Lakukanlah segala perbuatan baik semata-mata karena Allah. Itulah yang disebut dengan ikhlas. Siang itu dihalaman masjid, pemuda itu mendapatkan pelajaran bahwa ikhlas itu indah.

'Dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka, tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakan.' (QS. At-Thuur : 21).

by: agussyafii

Jumat, 08 Oktober 2010

Ya Allah, Engkaulah Kekasih Sejatiku

Disaat semua orang telah pergi menjauhi kita. Disaat orang yang dulu menyayangi kita kini tidak peduli lagi. Disaat orang yang dulu memuji kita, sekarang malah menghina kita. Dunia menjadi terasa sunyi, sepi dan sendiri. Terasa tidak ada lagi yang menemani dalam hidup kita, Rasanya semuanya meninggalkan kita dalam kesendirian dan penderitaan.

Semua yang ada didunia bisa hilang kapan saja. Semua harta, anak, saudara, pasangan hidup, jabatan, kesehatan bisa meninggalkan anda tanpa mesti memberitahukan kepada anda. Namun bila kita masih memiliki iman maka ada yang tidak akan pernah meninggalkan kita, justru berada di dekat kita dan menemani kita bila kita mengalami segala kesedihan. Dia adalah Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kekasih sejati bagi orang yang beriman.

Adakah didunia ini yang selalu menemani kita disaat kita membutuhkan sekalipun di liang lahat? Adakah orang yang selalu menghibur kita disaat kita bersedih? Adakah yang mau mencintai kita walaupun kita tidak mencintainya? Ingatlah! Allah adalah kekasih sejati kita. Allah Maha Pengasih dan Maha Peyayang akan senantiasa menemani dan menyayangi kita kapanpun dan dimanapun.

Allah berfirman dalam hadist qudsi. 'Kalau seorang hamba-Ku mengingat-ingatKu di dalam dirinya, AKu akan mengingatnya di dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di dalam angan-angannya, Aku akan mengingatnya di dalam angan-Ku yang lebih baik dari pada angannya. (HR. Bukhari & Muslim).

by: agussyafii

Hatinya Hancur

Justify FullMalam itu di Rumah Amalia saya kedatangan tamu. Seorang laki-laki yang hatinya hancur. Laki-laki itu separuh baya. Wajahnya terlihat lebih tua daripada usianya sendiri. Awalnya ketika menikah sampai istrinya hamil dan melahirkan. Diusia anak laki-lakinya berumur sembilan bulan, istrinya meninggalkannya dan anak laki-lakinya. Istrinya meninggalkan karena kehidupan yang susah, 'aku menikah agar aku hidup bahagia bukan hidup susah.' begitu ucap istrinya.

Dalam seorang diri tanpa istri, dirinya merawat anak dan mengasuh. Apapun pekerjaan dilakukan untuk menghidupi sang buah hati. Kepergian istrinya telah membuat luka dihati, Peristiwa itu membuat dirinya menjauh dari Allah. Ibadah yang biasa dilakukan, tidak dilakukannya lagi. 'Buat apa sholat bila hidup menderita.' begitu tuturnya. Dengan hati yang terluka, perjalanan hidup ada kemudahan. Rizkinya lancar, anaknya tumbuh besar sampai menginjak kelas dua SD.

Anaknya menjadi kebanggaan. disekolah selalu ranking satu. Semua surat dalam Juz Amma' telah dihapal. Bahkan waktu masih berusia lima tahun sudah mampu membaca al-Quran dengan lancar. Kebahagiaan menyelimuti hidupnya, terkadang terselip kekecewaan, kemarahan dan perih dihatinya belumlah hilang. Sampai suatu hari anak laki-laki yang dicintainya sakit keras dan seminggu kemudian dipanggil oleh Sang Pecipta. Meninggal anak yang dicintainya benar-benar membuat hati terasa hancur, tidak ada lagi yang tersisa senyuman dibibir. Air matanya mengalir. Kepergian sang buah terasa menyayat dihati. 'Sudah tidak ada yang tersisa Mas Agus. Saya sudah tidak punya apapun dalam hidup ini.' Laki-laki mengusap air matanya.

'Saya mengira dengan cara menjauhi Allah, saya akan menemukan kembali apa yang hilang, yang saya temukan malah sebaliknya, makin banyak kehilangan demi kehilangan. Saya kehilangan Allah, saya kehilangan istri, saya kehilangan anak dan saya kehilangan diri saya sendiri.' lanjutnya. 'Maafkan aku Ya Allah. Astaghfirullah, ' ucapnya lirih. Malam semakin larut. Ditengah hatinya hancur, beliau telah menemukan secercah cahaya untuk kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

--
Teman, seberat apapun dalam hidup ini, mari kita semakin mendekatkan diri kepada Allah. 'Hasbunallah wanikmal wakil' Cukuplah Allah menjadi penolong bagi kami.' (QS. Ali Imran : 173). Menggantungkan harapan hanya kepada Allah akan memudahkan penderitaan menjadi kebahagiaan, cobaan menjadi kegembiraan. Setiap permasalahan hidup senantiasa ada solusinya bila kita memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

by: agussyafii

Tersenyumlah!

Justify FullTersenyumlah! Sebab senyuman adalah doa, ketika kita selalu bersyukur atas rizki yang kita peroleh. Setiap rizki yang kita peroleh datangnya dari Allah yang telah menetapkan dan mengatur semua rizki untuk hambaNya dan kita menerimanya dengan senang hati penuh kegembiraan sekalipun rizki yang diterimanya kecil. Maka Allah akan menambahkan rizki bagi hambaNya yang bersyukur. Itulah sebabnya bagi siapa saja yang selalu bersyukur dalam bekerja, beraktifitas, berusaha, belajar, berikhtiar mencari nafkah berarti dirinya telah membuka pintu rizki dari Allah dari arah yang tidak disangka dan tidak kita duga.

Senyuman adalah shodaqoh, ketika mampu menumbuhkan kebahagiaan bagi orang lain, mampu membangun tali silaturahmi. ketulusan senyuman kita menjadi jembatan penghubung dan simpul mempererat tali silaturahmi, silaturahmi mampu mendatangkan rizki, sebagaimana dalam sabda Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa salam.

'Barangsiapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan diperpanjang umurnya maka sambunglah tali silaturahmi (HR. Bukhari & Muslim).

Tersenyumlah! Hidup penuh senyuman, keceriaan, semangat, optimisme dan kebahagiaan lebih disukai Allah dan terbuka pintu rizki bagi kita, tanpa kita sangka dan kita duga arahnya,

by: agussyafii

Ketakutan Dalam Kesepian

Ketakutan yang terbesar dari orang-orang yang mengalami kesepian yang hebat adalah depressi atau kehilangan keseimbangan emosional untuk sementara waktu atau lama. Banyaknya pertimbangan sangatlah menentukan kepastian, harga diri, nilai dan pandangan dunia terhadap realitas yang ada. sering membuat orang menjadi terombang ambing dan menjadi merasa 'gila.' Hal itu bukan berarti kesepian adalah penyakit psikologis. Dr. Robert S Weiss dari Kedokteran Universitas Harvard menyebutkan bahwa kesepian adalah tanggapan normal dari kurangnya dua kebutuhan pokok sosial yang utama.

1. Bila kita memiliki ikatan dilengkapi hubungan akrab dengan pasangan atau seseorang yang kita cintai.

2. Rasa berkelompok dilengkapi dengan jaringan teman-teman yang ikut berbagi kepentingan yang sama dalam masalah tertentu.

Dua kebutuhan pokok inilah yang menjadi pondasi diri kita. Bila kita kehilangan salah satunya maka hal itu menyebabkan kita menjadi kesepian. Pengobatannya bisa melalui cara mengaktifkan atau mencari hubungan yang lebih berarti dan mengisi hari-hari yang ada dengan pekerjaan atau aktifitas yang menyenangkan. Meski kesepian bukan penyakit mental namun bisa berakibat buruk terhadap kesehatan fisik dan emosional seseorang bahkan berakibat kematian dini.

Kesepian dapat melemahkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Angka kematian yang tinggi dari mereka yang mengalami kesepian secara terus menerus selama 6 bulan sesudah kehilangan seseorang yang dicintainya. Kesepian seperti itu berakibat seseorang mengalami stress atau tertekan sekaligus dapat untuk bisa mengenali diri kita yang hakiki. Betapapun sakitnya kesepian itu adanya namun dapat menjadi sebuah pencarian batin yang efektif, saatnya untuk mencari makna hidup dan yang paling penting adalah mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa ta'ala. Dengan berdoa dan penyerahan diri secara total maka beban hati anda tersalurkan dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak akan membiarkan anda berjalan dalam kesendirian dan kesepian.

'Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.' (QS. Yusuf : 86).

by: agussyafii

Cinta Yang Memupus Kebencian

Ada seorang ibu yang memiliki tiga anak. Sewaktu saya on air di Radio Bahana 101.8 FM Jakarta beliau SMS bahwa sudah menunggu di Rumah Amalia. Beliau mengidap insomnia. Sudah lebih dari lima tahun mengalami ketergantungan pada obat tidur. Makin lama dosis yang beliau gunakan semakin tinggi. Sampai mengalami halusinasi. Setelah dari perbincangan saya mengetahui beliau sedang dirundung masalah dalam keluarga. Suaminya telah berhubungan dengan perempuan lain.

Awalnya setiap pulang kerja selalu malam hari, tidak seperti biasa. Baginya selama dinafkahi lahir batin, sudah cukup disyukurinya. Ketika beliau bertanya kepada suaminya, sang suami tidak mengakuinya bahkan bila ditanya malah marah. Pernah sampai melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Namun semua itu ditahannya karena beliau yakin peristiwa apapun selalu ada hikmahnya. 'Mungkin orang bilang bila suami tidak betah dirumah, istrilah yang salah karena tidak bisa mengurus dengan baik,' ucapnya penuh isak dan tangis.

Saya bertanya kepada beliau apakah selama ini beliau bersama suami dan anak-anak senantiasa melaksanakan sholat lima waktu dengan baik? Beliau hanya menggeleng kepala. Saya menyarankan kepada beliau agar lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan menunaikan sholat lima waktu. 'Mengadulah dan memohonlah pertolongan kepada Allah.' Malam itu saya mengajaknya berdoa bersama anak-anak Amalia, memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar berkenan memberikan keberkahan kepada keluarga beliau. Malam itu terasa indah. Doa kami terasa hening, menyentuh hati yang sedang terluka.

Beberapa kali beliau berkenan hadir dan berdoa bersama anak-anak Amalia, beliau mengatakan, ' Saya baru menyadari, suami saya melakukan itu semua karena dia tidak mendapatkan kasih sayang Allah. Peristiwa perselingkuhan suami ini malah membuat saya mengerti betapa besarnya cinta Allah kepada keluarga kami agar kami sekeluarga kembali kepadaNya.' Wajah ibu itu terlihat bahagia karena kami semua di Rumah Amalia turut mendoakan untuk kebahagiaan beliau dan keluarganya. Dengan doa bersama, Cinta Allah hadir di dalam hati beliau, memupus kebencian kepada suami. Kabar terakhir, suaminya berjanji tidak lagi berselingkuh dan menyesali perbuatannya karena kondisi suaminya tengah terbaring sakit di Rumah Sakit.

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (QS Ath-Thalaq 4).

by: agussyafii

Nikmatnya Sakit

Ada seorang bapak yang untuk kesekian kali datang ke Rumah Amalia. Beliau mengatakan kepada saya bahwa hanya dekat dengan Allah lah hatinya menjadi tenang. 'Itulah nikmatnya sakit' tuturnya. 'Dalam tekanan hidup membuat saya mencari Allah, meski saya pernah marah dan meninggalkanNya namun Allah tidak pernah meninggalkan saya.'

Pukulan pertama diterimanya. Awalnya tahun lalu istrinya yang dicintai masuk rumah sakit ketika beliau sedang berada di luar kota karena tugas kantor. Tidak lama kemudian sang istri dipanggil oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ditengah kesedihannya beliau jatuh dari kamar mandi yang membuat terbaring di rumah sakit. Terbaring selama satu bulan. Begitu sudah bekerja kembali, pimpinan perusahaan tempatnya bekerja dirinya di PHK. Dalam upaya mencari pekerjaan baru, beliau mencoba untuk berwirausaha namun usahanya tak membuahkan hasil.

Sampai titik nadir, rasa sakit yang dialaminya. menjerit dalam hati 'Ya Allah, aku tidak sanggup lagi.' Pada kesempatan itulah beliau mendengarkan Radio Bahana 101.8 FM Jakarta, kemudian menghubungi saya dan akhirnya berkunjung ke Rumah Amalia. Tidak lama setelah itu beliau mendapatkan pekerjaan baru yang lebih baik daripada sebelumnya. Sekarang justru beliau semakin dekat dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 'Saya selalu rindu padaNya sebab kasih sayang Allah menerangi jalan hidup saya Mas Agus.' tutur beliau.

--
'Dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatunya. (QS. at-Talaaq : 3).

by: agussyafii

Ketika Ajal Menjemput Kita

Malam dingin udara terasa menusuk. Air mata menetes, mengalir begitu saja. Mengingat kematian bisa hadir kapan saja. Bahkan bila Allah menakdirkan detik ini kita meninggal dunia, maka detik inipun kita meninggal dan kita tidak dapat menolaknya. Kita tidak bisa berbuat apapun, sekalipun kita berlari keujung dunia, kematian tetap menjemput kita.

Rumah tiba-tiba penuh dengan tangisan. Anak-anak kita menangis. Pasangan hidup kita menangis. Orang tua kita menangis. Teman kantor, kerabat, tetangga, mereka semua menangis. Kita hanya bisa membisu, jasad kita dimandikan, dikafani, kemudian disholatkan. Selesai sholat tubuh kita dimasukkan keranda. Diangkat dan digotong keliang lahat. Diringi isak tangis orang-orang yang kita kasihi.

Tubuh kita diturunkan diliang lahat seukuran tubuh kita. Dimiringkan ke arah kiblat. Ditutup dengan papan. Tinggallah diri kita dalam kegelapan, sendirian dan kesepian. Tiada seorangpun yang mau menemani diri kita. Bahkan orang paling mencintai kita sekalipun pergi meninggalkan kita. Hanyalah amal kebaikan kita selama hidup didunia yang menemani kita. Amal kebaikan itulah yang menjadi bekal kita.

'Apabila nafas seseorang telah mendesak sampai dikerongkongan dan dikatakan kepadaNya. 'Siapakah yang dapat menyembuhkanmu? ' dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan dengan dunia telah tiba dan tautan betis kiri dan betis kanan. kepada Tuhanmu-lah pada hari itu kamu dihalau.' (QS. al-Qiyamaah : 26-30).

Sudahkah kita siap bila detik ini ajal tiba?

by: agussyafii

Cara Mengatasi Kesepian Dan Tekanan Kejiwaan


Sesudah kehilangan sesuatu yang kita cintai, hidup kita biasanya berubah. Kebiasaan hidup yang awalnya bersama dengan seseorang tiba-tiba harus berubah karena kepergiannya. Dapat dimaklumi adanya perubahan ini namun hendaknya tidak terlalu drastis dan mendadak. Seperti, biasanya orang yang periang, ramah dan mudah bergaul, tiba-tiba menjadi pemurung, penyendiri, pendiam dan tidak mau ketemu dengan siapapun setelah kehilangan orang yang dicintai atau perginya pasangan hidup kita. Bila hal terjadi waktu sementara dan kembali berangsur kembali tentunya dapat dimaklumi. Namun bila berlangsung bertahun-tahun tetap mengurung diri di kamar tentunya bisa berakibat mengalami tekanan kejiwaan.

Terlebih dulu kita harus mengenali sebab-sebab kesepian dan tekanan kejiwaan serta mencari cara yang tepat untuk mengatasinya.

1. Harapan Orang Disekeliling Kita. Kita malu dan kecewa disebabkan kenyataan hidup kita tidak sesuai dengan harapan keluarga, termasuk orang tua, saudara dam juga harapan teman-teman kita sehingga tidak dapat membanggakan diri dihadapan mereka. Kita bisa memahami dan memaklumi apa yang menjadi harapan mereka, tentunya kita juga tidak dapat menyenangkan hati semua orang. Anda sudah sampai pada satu kondisi harus menghadapi dan mengatasinya. Sebaiknya mampu melepaskan diri dari pendapat dan harapan orang lain, berusaha untuk bangkit dan tetap tegak dalam menjalani hidup ini.

2. Keuangan dan Aktifitas. Bila kondisi perpisahan dan kehilangan maka terjadi perubahan keuangan keluarga, terlebih jika sumber pendapatan adalah orang yang meninggalkan kita. Kesulitan keuangan tidak pernah terpikirkan dan tidak mempersiapkan diri sama sekali, tentunya hal ini membuat kita menjadi tertekan dan teramat menderita. Kesulitan ini haruslah diatasi dengan aktifitas yang bisa menambah penghasilan agar tetap bertahan hidup. Kondisi seperti ini bisa jadi sangatlah menguntungkan karena membuat kita menjadi lebih mandiri.

3. Perasaan Bersalah. Mungkin saja anda merasa bersalah atas terjadi meninggalnya atau perpisahan orang yang anda cintai. 'Ah, seandainya aku tidak berbuat itu, mungkin saja dia masih hidup.' 'Andaikan aku tak terburu-buru untuk bercerai, tentunya akan menjadi lain.' 'Andaikan saja aku tidak kehilangan, hidupku akan bahagia.' Berpikir seandainya tentu saja tidak akan memecahkan persoalan dan rasa bersalah yang menghantui kita tidak akan mengurangi rasa kesepian dan tekanan kejiwaan yang kita derita., juga tidak akan mengembalikan apa yang telah hilang bahkan menambah derita. Apapun yang terjadi, tidak perlu anda begitu tertekan dan terus menyesali apa yang telah terjadi karena memang tidak membawa perbaikan.

Menerima kehidupan, apapun yang telah terjadi sebagai sebuah ketetapan Allah adalah cara yang paling mudah agar kita mengatasi rasa kesepian dan tekanan kejiwaan. Berdoa mengajukan permohonan-permohon an positif kepada Allah dan penyerahan diri secara total kepadaNya mengurangi tekanan kejiwaan yang kita alami sekaligus menghilangkan rasa kesepian. Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak akan membiarkan anda berjalan dalam kesendirian dan kesepian.

'Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasanya Aku adalah dekat. AKu mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintahKu dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu dalam kebenaran.' (QS. al-Baqarah : 186).

by: agussyafii