Sabtu, 22 Januari 2011

Keberkahan Yang Tak Terduga

Pernah ada seorang bapak, Owner Perusahaan Konsultan Manajemen SDM di Jakarta datang bersama istrinya ke Rumah Amalia. Logika duniawinya tidak pernah memahami bagaimana shodaqoh bisa menjadi pembuka pintu rizki. Saat beliau diajak istrinya untuk datang ke Rumah Amalia awalnya tidak menerima mengingat kondisi finansialnya yang tengah redup. 'Saya ini sedang dalam problem penghasilan, masa malah disuruh shodaqoh sama istri?' Begitu ucapnya. Istrinya yang mendengar komentar suami malah senyum-senyum. Lantas kami mengajaknya berdoa bersama memohon kepada Allah agar apa yang menjadi niatnya diijabah.

Alhamdulillah, dua bulan kemudian beliau mendapatkan proyek lumayan besar untuk bisa membiayai opeasional perusahaannya dibidang Konsultan Manajemen SDM, 'Alhamdulillah, Sekarang saya sedang membantu pembenahan Manajemen SDM di beberapa perusahaan Mas Agus,' tutur beliau. Pekerjaannya sebagai konsultan sampai kini menjadi padat, banyak orang yang tidak percaya. Diperkirakan perusahaannya tidak akan bertahan lama malah yang terjadi perkembangan perusahaannya boleh dibilang membaik. Orang sering mengatakan padanya bahwa sukses bisnis harus banyak jaringan, effort yang tinggi ternyata semua teori itu runtuh karena ada banyak hal yang tidak pernah diduga oleh siapapun yaitu rizki diatur oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Maka sejak itu kebiasaan bershodaqoh tidak pernah lagi ditinggalkan. Setiap bulannya senantiasa ia sisihkan dan itu membuat perusahaannya semakin maju. Bahkan kini beliau berusaha mengamalkan kebiasaan untuk memberikan harta yang dicintainya karena keyakinannya mendapatkan keberkahan yang tidak pernah diduga, keberkahan yang tidak diduganya seperti perusahaannya semakin maju, keselamatan, kesehatan dan kebahagiaan bagi beliau dan keluarganya. Pernah beliau panik ketika anaknya terkena Demam Berdarah yang hampir merenggut nyawa sang buah hati akhirnya bisa sembuh dan selamat dari kecelakaan fatal yang terjadi mobil yang dikendarainya bertabrakan, semua itu terjadi karena kasih sayang Allah pada dirinya dan keluarganya sebagai berkah dari kebiasaan bershodaqoh. Subhnallah.

by: M. Agus Syafii

Jumat, 21 Januari 2011

Kiat Mengatasi Trauma

Pernah ada seorang bapak separuh baya datang ke Rumah Amalia mengeluh karena kegelisahannya sudah membuatnya tidak bisa tidur, cemas & selalu berkeringat dingin. ia ingin menangis tanpa sebab, ketakutan yang tidak jelas apa yang telah membuatnya takut. ketika memaksakan dirinya kerja, kepalanya sakit dan pengennya rebahan sampai oleh atasannya diberikan cuti untuk beristirahat. Ia merasakan kekosongan dalam jiwa, perasaan takut kehilangan dan takut mati seringkali muncul tiba-tiba. Semua proses yang dirasakan secara sadar bahkan dirinya bertanya, 'kenapa saya jadi seperti ini ya Mas Agus?' Sejak seminggu yang lalu ia sukar tidur, meski sudah mengantuk, mata tidak dapat dipejamkan. Setiap berangkat kantor tubuhnya terasa sakit semua. dadanya terasa nyeri. Dipagi hari ia mengalami 'bad mood'. Sekalipun dikantor banyak orang, ia merasa takut bertemu orang banyak, Suatu ketika diajak istrinya untuk kondangan, tiba-tiba ia merasa takut bertemu dengan banyak
orang. Sampai harus meninggalkan istrinya kondangan sendirian.

Ternyata setelah ditanya kenapa hal itu bisa terjadi, ia menceritakan bahwa lima tahun yang lalu ia mengalami kecelakaan mobil. Kecelakaan itulah yang menyebabkan trauma berkepanjangan. Ketika trauma itu tersimpan rapi tidak ada orang yang bisa membantunya untuk mengeluarkan perasaan ketakutan pada saat itu. Tidak ada yang memberikan jalan keluar untuk memahami apa yang terjadi dan harus apa yang dilakukan untuk memahaminya. Semua orang beranggapan trauma itu sudah selesai karena ia sudah menunjukkan sudah tenang, sudah bisa tertawa dan bisa ngobrol santai. Tidak ada seorangpun yang tahu bahwa trauma itu masih tersimpan dalam ingatannya. Dan sekarang trauma itu muncul kembali. Ia menangis tanpa sebab, tiba-tiba dirinya merasa kosong, pernah seolah ada yang membisikkan untuk berlari ditengah jalan rayanya. kemampuan diluar kesadarannya itulah yang mulai mengontrol dirinya. cara berpikir dan emosinya.

Trauma adalah peristiwa yang menakutkan, menyedihkan dan mengkhawatirkan, atau kejengkelan yang sangat luar biasa. Pada saat peristiwa itu terjadi sadar dirinya tidak memahami apa yang sedang terjadi atau ketidakmampuannya untuk menerima sebuah realitas seperti kehilangan orang yang dicintai atau karena perpisahan. Proses ketidakpahaman dan penolakan inilah yang membuat ketakutan-ketakutan terus berkembang sehingga reaksi akut berupa kecemasan, tenang, bayang-bayang masa lalu terus datang menghantui. Kalau sudah seperti itu yang yang paling penting dilakukan adalah perasaan menerima apa yang telah terjadi dan mensyukurinya kehidupan sebagai sebuah anugerah dari Allah akan mampu meredakan traumanya. Gunakan dzikir dengan menyebut Asma Allah untuk mengeluarkan semua perasaan yang tidak dapat dipahaminya itu. Berdzikir dengan menyebut dengan menyebut Asma Allah dalam beberapa hari ada perasaan tidaknyaman namun proses akan berlangsung sampai menuju
ketenangan hati. Selanjutnya jadikanlah dzikir dengan menyebut Asma Allah sebagai kegiatan yang menyenangkan dalam kehidupan sehari-hari agar trauma tidak muncul kembali.

'Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.' (QS. ar-Raad : 28).

by: M. Agus Syafii

Memaafkan Lebih Membahagiakan Daripada Membenci

Disaat dalam kesendirian dan kesepian begitu berat beban hidup ini ketika kita disakiti atau didzalimi justru oleh orang yang kita sayangi atau orang lain, mengadu kepada Allah dengan tanpa disadari air mata itu mengalir membasahi pipi, tak kuasa untuk dibendungnya karena perih dihati, 'Ya Allah, bagaimana caranya menyembuhkan luka hati ini?' Ujian, cobaan tak kuasa untuk dipikulnya sendiri. Suatu yang mustahil untuk mengubah apa yang sudah terjadi karena luka itu teramat perih. Marah,dendam dan kecewa campur aduk, 'kamulah penyebab aku menderita begini!' Aku akan hancurkan kamu!' jika kita telah tersakiti begitu hebatnya kemarahan, hati menjadi mudah terkotori dengan nafsu membalas dendam dan ingin kembali menyakiti perbuatan orang yang telah menyakiti hati.

Kebahagiaan atau penderitaan tidak perlu mencari siapa yang bersalah, atau yang menyebabkan hidup anda menderita. Anda harus mampu memaafkan orang lain yang telah menyakiti hati anda. Mohonlah ampunan kepada Allah untuknya. Sebenarnya anda termasuk orang yang diberikan rahmat oleh Allah. Jika anda disakiti berarti anda sedang teraniaya. Orang yang teraniaya adalah orang yang sedang diuji sekaligus diberikan kemudahan oleh Allah. Allah memberikan dua pilihan membalas perbuatannya atau memaafkan. Jika anda tidak membalas tetapi bersabar & memaafkan orang yang telah menyakiti anda maka Allah akan memberikan ampunan dosa-dosa anda dan Allah menganugerahkan kepada anda kehidupan yang lebih sehat, indah dan membahagiakan bagi anda.

'Dan bagi orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan dzalim mereka membela diri. Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang dzalim. Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada dosa atas mereka. Sesungguhnya doa itu atas orang-orang yang berbuat dzalim kepada manusia dan melampaui batas dimuka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih. Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya perbuatan demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.' (QS. Asy-Syuura' 39-43).

by: M. Agus Syafii

Prioritas Utama Agar Hidup Bahagia

Pernah ada cerita seorang musafir sedang berjalan dipadang pasir, gurun yang panas, sementara persediaan air sudah tinggal sedikit, ia kehausan, badannya lemas. dari kejauhan terlihat seorang pedagang mendatanginya dengan harapan pedagang itu menjual minuman namun ia begitu kecewa pedagang itu menawarinya sorban. 'Bapak tentu membutuhkan sorban ini,' tutur pedagang sambil menawarkan sorban. Wajah musafir itu memerah dan marah mengusir pedagang, 'saya itu butuh air bukan sorban' teriaknya.

Rasa kecewa, marah, jengkel musafir itu pergi menjauh, setelah berjalan tak begitu lama ia menemukan warung makan ditengah gurun. Hati kecilnya begitu sangat gembira, 'alhamdulillah Ya Allah, akhirnya saya bisa makan & minum,' Namun alangkah terkejutnya musafir itu tidak bisa masuk, ditolak sama penjaga warung karena didepan pintu warung ada tulisan besar. 'Hanya yang bersorban, yang boleh masuk.'

Teman, terima kasih anda sudah tersenyum dipagi yang indah ini, membaca cerita diatas namun begitulah kehidupan kita sehari-hari, kita seringkali menolak untuk memilih yang benar. Kita seringkali salah jalan dan salah dalam menentukan prioritas utama dalam hidup kita. Prioritas utama kita agar hidup bahagia adalah datang kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Mohonlah kepadaNya agar diberikan kemudahan dalam menghadapi setiap masalah kehidupan.

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya (QS. Ath-Thalaq 4).

by: M. Agus Syafii

Terbebas Dari Belitan Hutang

Pernah ada seorang ibu yang hidupnya selalu dirundung malapetaka, tiap hari ada saja orang yang datang ke rumahnya bukan untuk bersilaturahmi melainkan untuk menagih hutang. 'Debt collector' datang tidak mengenal pagi, siang, sore, malam, judulnya sama, menagih hutang. 'Apa nggak pusing kepala ini Mas?' tutur si ibu. Setiap hari bisa mencapai lima ratus rupiah uang yang harus dikeluarkan untuk membayar hutang. Sementara usahanya sebagai pedagang tidak pernah bisa dipastikan, banyak pelanggan yang berhutang, otomatis ia tidak bisa membayar hutang akibatnya pinjaman menjadi berlipat lantaran bunga berbunga. Hutangnya bukan malah tambah lunas tetapi malah hutangnya menjerat dileher.

Awalnya ia berpikir mendapatkan pinjaman mudah, tidak bertele-tele, cepat cairnya namun setiap usahanya ramai tiba-tiba ada saja masalah yang membuat usahanya menjadi bangkrut bahkan terjadi berulang-ulang jatuh bangun. Sampai hubungan dengan suami dan anak-anaknya menjadi terganggu, pertengkaran terkadang tidak terhindarkan. Untuk menutup hutang sampai hampir saja menjual rumah yang dimilikinya. Ditengah hatinya yang galau ibu sempat berpikir apa maksud Allah dari semua peristiwa yang dialami. Apakah ini teguran dari Allah bahwa rizkinya tidak berkah? Lantas apa yang harus dilakukan?

Itulah sebabnya dalam kondisi sedang galau, ibu bersama suami dan anak2nya datang ke Rumah Amalia. Ibu itu mengerti setelah mendapatkan penjelasan bahwa keberkahan adalah kebahagiaan yang datangnya dari Allah bukan dari banyak atau sedikitnya rizki yang diterimanya namun kebaikan & manfaat bagi banyak orang dari rizki yang diperolehnya. Tekadnya untuk meninggalkan kebiasaan berhutang & menggantikan dengan bershodaqoh akan membawa keberkahan dalam usahanya. Malam itu kami di Rumah Amalia berdoa bersama agar Allah berkenan melimpahkan keberkahan untuk usaha & keluarganya.

Subhanallah, kebiasaan baru itu mendatangkan keberkahan dalam kehidupannya, usahanya mulai bisa bernapas kembali. Warung sembako bertambah banyak dagangannya. Mesin parut kepala sudah mampu terbeli. Hutang-hutangnya sudah terlunasi. Suami dan anak-anaknya menjadi rajin sholat berjamaah dimasjid. Kebahagiaan itu menjadi terasa nikmat bukan semata-mata materi namun juga keberkahan yang diperolehnya dalam wujud ketenteraman hati pada dirinya dan keluarganya. Anak-anaknya yang dulu susah diatur menjadi lebih penurut & berbakti. Suara teriakan debt colector dipagi hari telah berubah menjadi lantunan ayat suci yang menghiasi rumahnya sehingga membawa kedamaian di dalam keluarga. 'Alhamdulillah, Allah begitu menyayangi kami sekeluarga sehingga terbebas dari belitan hutang..'tutur ibu itu di Rumah Amalia.

'Ya Allah curahkanlah keberkahan dari apa-apa yang Engkau berikan rizki kepada kami dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka.' (HR. Ibnu As Sani).

by: M. Agus Syafii

Cintailah Dengan Setulus Hati

Pada sore hari, seorang istri dengan hati berbunga-bunga menanti suaminya yang hendak pulang dari kantor. Terbayang dibenak sang istri, mereka akan saling memeluk dan bertukar pikiran tentang apa yang telah terjadi siang hari. Sementara suaminya dikantor terkena marah dari atasannya, hal itu membuat shock dirinya. Sesampai di rumah, suaminya ditegur dengan mesranya oleh sang istri. 'Sayang, apa yang sedang terjadi? Ceritakan kepadaku untuk meringankan beban dihatimu.' Wajahnya terlihat kusut, lemah lunglai dengan nada kesal suaminya menjawab, 'Mengapa kamu harus berbicara setiap saat? Apa kamu nggak bisa diam? Aku sudah bosan, aku tidak ingin mendengarkan suaramu lagi.'

Sang istri terkejut dan terpukul, hatinya tergores dan membuatnya terluka. Tak terbayangkan betapa sakitnya apa yang telah diucapkan oleh suami yang dicintainya dengan sepenuh hati. Ia berjanji untuk tidak bicara lagi dengan suaminya, 'Suamiku tidak ingin mendengarkan suaraku lagi. Aku tidak akan berbicara dengannya lagi!' Ucapnya dalam hati. Hal itu berlangsung selama 30 tahun. Suaminya penuh penyesalan. Berulangkali ia meminta maaf namun luka hati sang istri tidak pernah sembuh. Pada saat suaminya sedang sakit keras, ia memohon agar istrinya memaafkan. 'Istriku, biarkan aku mati dengan tenang. Sekali saja ucapkan bahwa kamu telah memaafkanku. ' Sang istri tidak berdaya. Ia tidak dapat lagi mengucapkan kata-kata.

Begitulah realitas kehidupan sehari-hari, hati kita mudah sekali terluka tetapi bila hati seluas samudra penuh kasih sayang tentunya luka hati akan cepat sembuh. Alangkah indahnya bila kita menghargai seseorang dengan setulus hati. Terkadang kita menghargai seseorang hanya setelah ia meninggal dunia. Kita turut berbelasungkawa dan pertemuan duka cita untuk mengenangnya. Mari kita berbuat sesuatu untuk mereka yang kita sayangi selama mereka masih hidup dengan meluaskan hati seluas samudra yang dipenuhi dengan kasih sayang dan membukakan pintu maaf bila orang yang kita sayangi melakukan kesalahan. Itulah yang disebut dengan mencintai dengan setulus hati.
---
Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, pasangan hidup kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati kami dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. 25:74).

by: agussyafii

Hikmah Dibalik Musibah

Jika kita sebagai hamba Allah tidak pernah ditimpa kesulitan sedikitpun di dalam hidup ini tentu saja kita terkadang lupa diri & takabur. Allah sengaja memberikan musibah kepada kita sebagai bentuk anugerah yang luar biasa bermanfaatnya untuk kita, yaitu sebagai obat agar kita tidak terjerumus dalam kehancuran yang jauh lebih dahsyat di dunia dan di akhirat. Itulah sebabnya banyak manusia lupa diri, seolah-olah dirinya tampil hebat karena kemampuannya menghebatkan dirinya dan melupakan bahwa sesungguhnya kehebatan yang diperolehnya hanyalah sementara. Dia merasa hebat karena banyak yang memuji, terkenal, sehat, pasangan hidup yang mencintai dirinya, kekayaan. Seolah apapun bisa dilakukannya.

Bila kita dalam puncak kejayaan seperti itu, kita bisa lupa diri & lupa akan yang Maha Hebat yang telah menghebatkan dirinya, yaitu Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 'Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena kesombongan) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.' (QS. Luqman : 18).

Allah kemudian memutar roda kehidupan, orang yang diatas diputarnya sampai di bawah titik nadir. Demikian juga yang dibawah tiba waktunya diangkat oleh Allah diletakkan diatas. Semua naik & turunnya kehidupan kita agar kita senantiasa diingatkan bahwa didunia ini hanyalah sementara dan kita disadarkan tidak ada apapun yang bisa kita klaim apapun itu adalah milik kita karena semua yang dimuka ini adalah milik Allah. Inilah bukti bahwa Allah sangat menyayangi kita sebagai hambaNya, dengan diberikan musibah sebenarnya Allah ingin kita agar datang kepada Allah.

Mari kita buang jauh-jauh sifat yang bisa mengotori hati kita, membuat hati menjadi mengeras, hitam legam, hidup ini menjadi terasa berat, tidak disukai Allah dan dijauhi oleh manusia. Namun bila kita melembutkan hati dengan penuh kasih sayang, rendah hati dan bersabar, sungguh mulia dimata Allah & juga mulia dimata manusia. 'Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan 'inna lillaahi wa inna ilaihi roojiuun' (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadaNya kami kembali). Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna & rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.' (QS. al-Baqarah : 155-157).

by: M. Agus Syafii

Kamis, 13 Januari 2011

Kebahagiaan Dihempas Badai Kehidupan

Pernah ada seorang bapak datang ke Rumah Amalia. Beliau bertutur, hidup bagai sebuah perjalanan, begitu katanya. Ada saatnya naik dan ada saatnya turun. Diusianya hampir setengah abad, dirinya menikmati kesuksesan sekaligus menderita penyakit yang cukup berbahaya. penyakit lever yang dideritanya adalah penyakit pengantar maut. Namun pada saat yang mencekam itu suara adzan terdengar menusuk hatinya, membuka hatinya, sebuah kesadaran untuk menuju jalan yang selama ini diabaikannya. Duduk terbaring dirumah sakit tidaklah menyenangkan. Hari-harinya terasa panjang dan menjenuhkan. Tiba-tiba dirinya didatangi seorang suster menanyakan apakah ia sudah sholat. Dirinya tak pernah mengira mendapatkan pertanyaan itu. Ia terpukul, Ia sadar bahwa dirinya bukanlah seorang mukmin yang baik namun dihati kecil hanya ada keinginan menjadi orang taat kepada Allah.

Disaat suster itu meninggalkannya, pertanyaaan itu membuatnya merenung lebih dalam. Tak tahu kenapa begitu setiap kali mendengar suara adzan hatinya bergetar. Dalam hati ia berjanji, bila sembuh akan rajin sholat lima waktu. Setelah keadaannya sembuh, Dirinya mulai belajar sholat dengan baik. Istri dan anak-anak mendukung bahkan terkadang sholat berjamaah. anak-anak suka tertawa jika dirinya menjadi imam sebab tidak biasa jadi imam sholat. Katanya bapaknya lucu kalo jadi imam. Ditengah kebahagiaan keluarga, dirinya sedang giat belajar sholat. keluarganya diuji, dikagetkan oleh berita bahwa putra pertamanya meninggal karena kecelakaan. Ditengah dirundung duka, 'Usaha saya bangkrut dan saya memulai lagi semuanya dari nol, ' tuturnya.

Ia goyah, ia terguncang, berpikir begitu lama. Banyak pertanyaan yang muncul dikepalanya, kenapa disaat ingin menjadi orang yang taat, Allah Subhanahu Wa Ta'ala malah memberikan ujian seberat ini? Ia menjadi teringat sewaktu keluar rumah sakit, ia memohon agar diberikan kekuatan maka Allah memberikannya kesulitan dan kesulitan itu yang membuatnya menjadi kuat untuk bisa menjalankan perintahNya. Dulu ia gemar minum-minuman keras bahkan ia tergolong pecandu berat namun sejak bertaubat dirumah sakit, ia tidak pernah lagi minum-minuman keras hingga sekarang tidak pernah tergoda. iman dihatinya telah memberikan ketentraman bahkan dikeluarganya lebih bahagia ketika kumpul bersama. Walaupun kebahagiaannya dihempas badai semakin mengokohkan keimanannya kepada Allah. 'Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah segala karuniaMu,' tuturnya malam itu di Rumah Amalia.

Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa yang berserah diri kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia menghapus kesalahan-kesalahan nya dan melipatgandakan pahalanya. (QS. ath-Thalaq: 2-3).

by: M. Agus Syafii

Rabu, 12 Januari 2011

Hidup Sehat Dengan Mengenali Diri

Pernah saya bertemu dengan seorang bapak di Rumah Amalia, dirinya terlihat kalut dan bingung, gejala itu dirasakan sebulan yang lalu ketika ia marah dan membenci istrinya. Kebencian yang dirasakan pernah coba untuk dikomunikasikan kepada istri malah yang terjadi istrinya mencemooh sebagai laki-laki yang tidak bersyukur, kata-katanya tajam mengalir begitu saja. Ucapan itulah yang melukai hatinya. Ia tidak mampu menandingi kemampuan istrinya bersilat lidah. Sejak itu yang dirasakan perutnya sakit hingga ke ulu hati, terasa perih dan kembung. Dokter hanya menyebutnya sebagai sakit maag. Dalam kondisi seperti itulah membuat tidak bisa tidur nyenyak, makanpun juga tidak enak. Ia mulai sering melamun, malas bekerja, malas bergaul dengan tetangga, senang dirumah dan rebahan entah apa yang dipikirkan dan dirinya lebih suka dirumah daripada bekerja.

Dalam kondisi ini dapat dipahami bahwa ia telah melewati ambang batas kemampuan mengontrol diri, perasaan terluka, kecewa, marah dan kesedihan yang dialami sudah berubah menjadi ketidakmampuan memahami dirinya sendiri. Ketidakmampuan untuk mengendalikan diri, mengelola diri sendiri dan kehilangan kemampuan untuk melakukan kebiasaan yang dilakukan dalam kegiatan rutinitas sehari-hari. Tugas sebagai kepala rumah tangga tidak sanggup lagi untuk embannya, tenggelam dalam dunianya sendiri dan seringkali ketakutan tanpa alasan tertentu.

Kenapa ia sampai berada diluar batas kemampuan mengatasi tekanan hidup? Hal ini terjadi karena dirinya menahan apa yang dirasakannya, ketidak mampuan untuk mengenali diri dengan baik, semakin jauhnya dari Allah dan tidak adanya tempat untuk curhat entah teman dan saudara sehingga stres yang dialami terus bergejolak tanpa ada tempat untuk meletakkan beban hatinya. Tidurnya menjadi terganggu. Pada tidur adalah sarana untuk melepaskan beban sejenak karena tidurnya terganggu maka kemampuannya untuk menganalisis permasalahan menurun bahkan menghilang sehingga berada diluar kontrol dirinya. Jadilah ia orang yang tidak sanggup lagi melakukan tanggungjawabnya sebagai suami dan bapak bagi keluarganya.

Lantas bagaimana kiat mencegah agar kita tidak lepas kendali? Pertama, yang paling penting mengenali tanda dini stres berat yakni tidur terganggu disertai dengan mimpi buruk. Kedua, bila memang sudah mengalami stres ambillah air wudhu dan lakukanlah berdzikir 'Hasbunallah wanikmal wakil' (Cukuplah Allah menjadi penolong bagi kami dan Dialah sebaik-baiknya pelindung' (QS. Ali Imran :173). Ketiga, Kenalilah diri anda dengan baik dengan lebih mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ada bagian hal itu menjadi wilayah anda untuk bisa menyelesaikan dan selebihnya serahkan masalah hidup anda yang tidak bisa diatasi biarkanlah Allah yang menyelesaikannya. Anda sanggup menghadapi semua problem kehidupan itu dengan baik hanya bila bertawakal kepada Allah. Percaya sepenuhnya bahwa Allah adalah sebaik-baiknya penolong dan pelindung anda.

Alhamdulillah, akhirnya sang bapak telah mampu pulih kembali, tidurnya sudah nyenyak, makanpun sudah enak dan beraktifitas bekerja sehari-hari seperti biasanya. Kehidupannya lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan berdzikir dan menjalankan ibadah sholat tepat waktu. Kedekatan dirinya kepada Allah telah mampu menyembuhkan diri sendiri dari beban stres berat yang telah dialaminya, kemampuan untuk mengelola diri telah pulih kembali bahkan hubungan dengan istri dan anak-anak menjadi lebih baik. 'Subhanallah Mas Agus, saya bisa lebih tenang dan sabar menghadapi masalah hidup sekarang ini. Sungguh Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi setiap hambaNya yang gersang hatinya seperti saya ini.' ucap beliau.

by: M. Agus Syafii

Selasa, 04 Januari 2011

Ya Allah, Mengapa Berat Cobaan Hidup Ini?

Ketika termenung memanjatkan doa kepada Allah, curhat kepadaNya. 'Ya Allah, mengapa begitu beratnya cobaan hidup ini?' Air mata mengalir tanpa terasa. Dada terasa sesak, napas terasa berat. Pundak seolah tidak sanggup memikulnya. Kaki tidak sanggup untuk bertumpu. Berserah diri kepada Allah mampu menghilangkan segala keluh kesah dan akhirnya membuat jiwa kita menjadi tenang karena menyerahkan segala urusan kehidupan hanya kepada Allah yang membuat hati kita merasa merasa tenang dan tenteram. Hanya kepada Allahlah kita berharap dan hanya kepada Allahlah kita memohon pertolongan.

Cobaan adalah latihan yang datangnya dari Allah. Setiap kali cobaan hadir menghampiri beruntunglah bila anda bersabar selama masa latihan dan bertahan sampai lulus melewati semuanya maka kita berhak untuk mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, Allah akan senantiasa melimpahkan kebahagiaan hakiki bagi siapapun yang mencintai dan taat kepadaNya. Orang yang sabar akan mendapat ketenangan hati. Orang yang sabar akan mendapatkan kebeningan hati. Juga mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya.

Jalan keluar dan kelapangan hati ada dalam keimanan dan keridhaan, sementara keresahan dan kesedihan itu ada dalam keraguan dan kekecewaan sehingga Ali bin Abi Thalib menyebutkan 'Hanya orang yang bersabarlah akan mendapatkan yang terbaik dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.' Sikap sabar dan kebaikan pada diri seseorang muncul ketika dirinya tertimpa musibah sebab dia akan menjadikan sabar sebagai senjata menghadapi musibah, Kesabaran menjadi kekuatan dan harapan agar mampu melewati musibah. Karena kesabarannya dia melihat jalan keluar dan pertolongan Allah berada di depan matanya. Ketika anda berada dalam tingkatan ini, Allah memberikan semua yang diperlukan. Allah menghilangkan semua kesulitan anda. Allah mengabulkan semua permintaan anda dan Allah menyelamatkan anda dari segala kepedihan & derita di dalam hidup ini. Ingatlah, Pertolongan Allah hadir menyelesaikan masalah hidup anda dengan cara yang tidak pernah anda duga dan tidak pernah anda sangka
sebelumnya. Mari kita berdoa, memohon kepada Allah.

'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami, bila kami lalai atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami dengan beban yang berat sebagaimana beban orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sangggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami maka tolonglah kami menghadapi orang-orang yang ingkar.' (QS. al-Baqarah : 286).

by: M. Agus Syafii

Senin, 03 Januari 2011

Pertolongan Allah

Malam itu seorang teman datang ke Rumah Amalia. Dia menceritakan bahwa dirinya bukanlah orang yang taat beragama. Sholatnya suka bolong-bolong. Semuanya menjadi berubah ketika satu hari dia mengalami kecelakaan di fly over. Kendaraan yang ditumpangi disruduk oleh metromini. Dia mengalami koma. Istrinya dengan setia menungguinya dirumah sakit. Katanya, Awalnya istrinya tidak percaya, setelah beberapa hari dalam keadaan koma. Namun ada keajaiban bahwa dirinya bisa tersadar. Dokter terheran dan mengatakan pemeriksaan dan diagnosis terbaru menunjukkan bahwa otaknya sama sekali tidak mengalami gegar. "Kondisi anda sekarang dalam keadaan normal" Kata dokter itu.

teman itu terkejut, hampir tak percaya atas perkataan dokter, dia tidak kuasa membendung air matanya yang meleleh karena kebahagiaan. dia itu bertanya sekali lagi apakah yang didengarnya adalah benar. Dokter mengatakan semuanya benar. Dia memanjatkan syukur alhamdulillah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang berkenan menyembuhkan dirinya. Sewaktu suaminya sedang koma di Rumah Sakit, istrinya sempat mampir untuk bershodaqoh dan berdoa bersama anak-anak Amalia maka pertolongan Allah itu hadir menyelamatkannya. Sejak itu dia berjanji bukan hanya selalu mengasihi dan menyayangi keluarga serta meningkat ibadahnya seperti sholat lima waktunya lebih baik untuk mendekatkan diri kepada Allah.

--
'Obatilah orang-orang yang sakit dengan bersodaqoh dan bentengilah harta anda dengan zakat dan tolaklah bala' dengan berdoa. (HR. Baihaqi).

by: M. Agus Syafii

Indahnya Kasih Sayang

Ada dua saudara kakak beradik yang bekerja sama2 sebagai petani. Tahun ini panen sang kakak berlimpah. Dirinya berpikir hendak memberikan sebagian hasil panen kepada adiknya yang memiliki banyak anak. Suatu malam, sang kakak mengantar sekarung beras yang cukup besar didepan pintu rumah adiknya. Paginya dia menghitung karung beras. Betapa kaget dia karena jumlahnya sama dengan sebelum diberikan kepada sang adik. 'Ah, masa sih, masih sama jumlahnya. aku mau kirim lagi ke rumah adikku sekarung lagi.'

Ditengah malam yang gelap dia mengantar sekarung yang besar lagi ke depan pintu rumah sang adik. Paginya ketika dia sedang memeriksa lumbung hasil panennya masih jumlah yang sama. Untuk ketiga kalinya dia mengirimkan beras ke rumah sang adik. Malam itu terang bulan. Seseorang terlihat begitu berat memanggul beras lewat di depan sang kakak, ternyata itu adalah adiknya. Sang adik menurunkan beras yang begitu berat dipanggulnya. Nampak mata mereka berkaca-kaca, tanpa terasa air mata itu mengalir dipipinya. Mereka sang menatap dan mengerti apa yang sedang terjadi. Saling menolong, saling memperhatikan, saling memberi semangat dan saling berbagi suka maupun duka. Itulah indahnya kasih sayang.

Teman, sungguh indahnya bila kita hidup saling berbagi dalam suka maupun duka, saling menolong, saling memberi semangat seperti gambaran dua saudara kakak beradik dalam cerita diatas. Nabi Muhamad Shalallahu Alaihi wa Salam mengajarkan kepada kita, 'Perumpamaan orang2 mukmin dalam menjalin cinta dan kasih sayang diantara mereka bagaikan tubuh yang satu, apabila ada anggota tubuh yang merasa sakit maka seluruh anggota tubuh yang lainnya merasa demam dan tidak bisa tidur.' (HR. Muslim).

by: M. Agus Syafii

Terhenyak

Ketika pagi hari yang cerah. awan terlihat indah, ditengah menghirup udara segar. Tiba-tiba terdengar suara petir menyambar. tanpa kita duga dan kita bayangkan membuat kita terhenyak. Begitulah musibah, cobaan dan ujian hadir tanpa mengetuk terlebih dulu. Kehadirannya tanpa kita duga. Membuat hati hancur dan perih bagai teriris sembilu. Dalam kesendirian ditemani dengan kesedihan. Kesedihan adalah teman yang tidak pernah kita harapkan. Kemanapun kita pergi, dia selalu mengikuti kita. Menunggu dengan setia, menoreh luka. Dada terasa perih seperti teriris-iris. Pikiran tidak mampu lagi jernih. Apapun yang dirasakan, dilihat, didengar semuanya menusuk hati.

Bila kita ditimpa kepedihan seolah dihadapan kita terhalang oleh batu yang besar. Kemanapun kita melihat yang nampak hanyalah batu tu. Tidak dapat dapat melangkah ke depan karena terhalang. Walau kita berusaha untuk menyingkirkan, batu itu tetap tegak dan kokoh. Kita kemudian menyerah sehingga kita tidak dapat untuk bergerak melangkah, tidak dapat menatap ke depan, tidak lagi bisa berpikir jernih dan kemudian putus asa.

Bila anda merasakan semikian maka anda memerlukan pertolongan. Hal itu tidak bisa dibiarkan begitu saja, Kepedihan tidak akan hilang dengan sendirinya. Kesedihan tidak akan hilang ditelan waktu jika anda menyimpan di dalam hati. Sikap anda tidak banyak membantu bila menyalahkan orang lain, berprasangka buruk, marah dan dendam. Kita diciptakan sebagai makhluk yang sempurna, kesan hebat, kuat, sanggup menyelesaikan segala masalah namun begitu tertimpa musibah dan cobaan kita baru tersadar bahwa kita lemah. Hati tergetar hebat, rapuh dalam kesedihan yang bisa menyebabkan menuju lembah kebinasaan.

Menangislah! Bila memang diperlukan untuk menangis. menangislah dihadapan Allah, keluarkan segala keluh kesah. Jangan ditahan dan disimpan dalam hati. Keluarkan semuanya bersama dengan air mata anda yang mengalir. Jika anda telah selesai menangis, menghapus air mata yang menetes dipipi. Ditengah sajadah membentang. Anda akan merasakan nikmatnya kesendirian dan ketenangan hati tiada tara. Semua masalah dan beban anda telah mengalir keluar bersamaan dengan air mata sehingga yang ada hanyalah diri anda dan kasih sayang Allah.

'Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati. Padahal kamulah yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman. (QS. Ali Imran : 139).

by: M. Agus Syafii

Kedamaian Dalam Kepedihan

Setiap orang senantiasa memiliki cara bagaimana untuk bisa berdamai dalam derita. Untuk tidak mengeluh terhadap peristiwa yang sedang dihadapi namun mensyukuri disetiap perjalanan kehidupan. Itulah yang dituturkan oleh seorang perempuan muda kepada saya di Rumah Amalia. ketika rumah tangga sudah parah, pertengkaran demi pertengkaran yang tidak pernah terselesaikan sehingga tidak ada pilihan lain memaksanya untuk bercerai. Kesetiaannya dikhianati, kekerasan dalam rumah tangga tiap hari harus ditelannya sampai menimbulkan trauma. Kata-kata kasar mengiris dan membuat luka dihatinya. Sepanjang ingatannya tidak pernah ada kata cinta yang tulus dari suaminya bahkan 'rayuan gombal' tidak pernah didengarnya.

Perkawinannya tidak melalui proses pacaran, semuanya begitu singkat, tak terasa menikah dan sampai punya anak. hampir delapan tahun perkawinannya semua dilalui dengan air mata dan percekcokan. Dirinya seolah menjadi anak kecil yang selalu dihina. Pendidikan yang cukup tinggi dan pekerjaan yang lebih menjanjikan masa depan di perusahaan asing terpaksa ditinggalkan demi pengabdiannya sebagai seorang istri. terlebih sejak kelahiran anaknya yang kedua. Sejak perceraian itu dirinya dihinggapi rasa sepi dan sendiri, duka dan derita yang dirasakan bercampur baur menimbulkan kekelaman dalam hidupnya. Dirinya mencoba untuk bangkit dengan mencari kesibukan atau pekerjaan ternyata tidak mudah dilakukan. Merubah suasana hati tentunya tidaklah mudah. Paling tidak, keceriaan diwajahnya nampak berbinar.

Sampai kemudian mendapatkan pekerjaan baru sekalipun hanya menjadi staf kantor baginya telah cukup membahagiakan yang penting bisa mendapatkan penghasilan untuk menghidupi dirinya dan anak-anaknya. Meski sederhana ternyata dirinya masih banyak pemuda yang mendekati dirinya, bahkan teman-teman dikantornya tidak ada yang tahu bahwa dirinya sudah memiliki dua anak. Sanjungan yang tidak pernah didengar dari suaminya justru sering didengar dari teman-teman barunya. Tentunya saja trauma perkawinan masih membekas luka dihatinya. Membuat dirinya selalu menjaga jarak kepada siapapun yang mencoba mendekatinya. Luka dihati juga yang menyebabkan sinis terhadap laki-laki sekalipun diusia tiga puluh tahun yang relatif muda masih membutuhkan kasih sayang seorang suami membuat hatinya terasa pedih.

Sampai pada suatu hari dirinya datang ke Rumah Amalia. Dalam pertemuan itu saya menyarankan agar lebih bersyukur atas anugerah Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepadanya, terlebih memiliki dua anak yang masih membutuhkan cinta dan perhatian sebagai ibu sekaligus ayah. Perjuangan yang begitu hebat dilakukan adalah untuk mengubah rasa benci dan dendam terhadap bekas pasangan hidupnya dengan memaafkan dan mengasihi, telah mampu diwujudkan. Bahkan mengajarkan kepada anak-anak agar tetap senantiasa menyayangi dan menghormati ayah mereka. Semua yang telah dilakukan memberikan kedamaian dalam kepedihan dan semakin mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sejak itu hari-harinya menjadi indah dan penuh kebahagiaan bersama anak-anaknya.

'Cukuplah Allah menjadi penolong bagi kami dan Dia sebaik-baiknya pelindung. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, mereka ditimpa suatu bencana dan mereka mengikuti keridhaan Allah. Allah mempunyai karunia yang besar.' (QS. ali Imran : 173-174).

by: M. Agus Syafii