Kamis, 17 Desember 2009

Air Matanya Telah Mengering


Air matanya sudah lama tidak bisa mengalir. Sejak kehidupan yang dialaminya kekecewaan yang selalu didapatkan. Adiknya yang dibantu malah merebut pasarnya. istri yang dicintainya meninggalkannya justru ditengah dirinya terpuruk. untungnya anak-anaknya masih setia menemaninya. Mas Izul suka sekali berkumpul dengan anak-anak Amalia. terkadang hari jumat ikut yasinan bersama kami. Katanya, air mata saya telah lama mengering. Hanya kepada Sang Khaliqlah saya memohon pertolongan.

Mas Izul begitu kuat dan tegar. Bila bukan karena keyakinannya dia sudah jatuh tersungkur. Malam itu Mas Izul bercerita. Dirinya jatuh sakit. Dari hasil pemeriksaan ternyata dia mengalami pembengkakan empedu dan harus dirawat dirumah sakit. untuk dirawat. Ditengah ketidak berdayaannya, dengan berbaring. Saya melaksanakan sholat fardhu. dilanjutkan dengan berzikir dan berdoa.

Memohon kepada Alloh SWT agar diberikan kesempatan untuk menebus semua dosa-dosa yang pernah dilakukannya. Saya tidak bisa meninggalkan warisan apapun kepada anak-anak. Saya hanya memohon diperkenankan oleh Alloh SWT memberikan waktu agar saya bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan saya. Agar bisa membimbing anak-anak.

Sungguh luar biasa. Setelah berdoa tubuh saya agak pulih. Namun kesembuhannya harus ditebusnya dengan menghadapi tiga kali pisau bedah para dokter. Operasi demi operasi harus dilaluinya. Sampai kemudian Mas Izul sembuh total. Malam itu Mas Izul menangis dengan derai air mata. katanya sungguh nikmat orang bisa menangis. dirinya sudah lupa kapan terakhir menangis. Air matanya wujud kebahagiaan dirinya. 'Air mata ini sebagai tanda saya tidak pernah menyesali penderitaan yang telah saya lalui. Cobaan itu justru membuat saya semakin nikmat menghadapi hidup. Sesungguhnya Alloh SWT tidak memberikan cobaan diluar batas kemampuan hambaNya untuk menerima.'

'Untuk saya Alloh SWT memberi cobaan, tetapi didalamnya Alloh juga memberikan hikmah yang teramat besar agar saya memahami makna hidup ini. Tutur Mas Izul dalam kebahagiaan itu. Malam itu Mas Izul sudah bisa menangis lagi setelah lama air matanya mengering dalam duka. Dalam nestapa banyak karunia hidup yang diterima dari Sang Khaliq. Suara anak-anak Amalia terdengar nyaring membaca surat Yaasin. Dan kami memanjatkan doa kebahagiaan untuk semua insan.

By: agussyafii